Cari Blog Ini

Rabu, 26 Juni 2019

Yang layak diingat dari J150K Endurance 2019



Yang paling spektakuler dari event ini adalah jumlah peminat yang gila-gilaan. Sebelum pendaftaran dibuka, sudah banyak kawan yang menanyakan tentang event ini, para newbie tentu saja, yang belum pernah ikut event J150K sebelumnya. Mereka kasak kusuk tentang


  1. berapa biaya pendaftarannya
  2. dengan biaya pendaftaran sejumlah itu, kita dapat apa saja
  3. bagaimana treknya
J150K kedua tahun 2017, biaya pendaftaran Rp. 200.000,00, kita mendapatkan sebuah kaos dan tas kecil yang bisa kita cantelkan di setang. Asupan minum dan cemilan berupa pisang cukup tersedia di sepanjang jalan. Trek tidak terlalu sulit, di awal ada tanjakan menuju area Gunung Merapi (Jalan Kaliurang kilometer 15), kemudian belok ke arah Kulon Progo, kemudian ke arah Bantul, hingga Pantai Baru, check point 2 tempat makan siang. 

Itulah sebabnya kawan-kawan langsung (sedikit) patah hati ketika dengar rumor bahwa biaya pendaftaran kali ini meningkat cukup signifikan, yakni Rp. 500.000,00. Kita berharap ini hanya sekedar rumor, bukan kabar yang sesungguhnya.

Bahkan Ranz langsung bilang, "Tidak!" ketika kutanyai apakah tetap akan ikut J150K jika biaya pendaftaran benar-benar limaratus ribu rupiah. Aku juga mikir limaratur ribu rupiah dikalikan dua bisa kita pakai mbolang beberapa hari ke satu lokasi yang belum pernah kita datangi.

Itu sebab waktu pendaftaran dibuka dan biaya pendaftaran benar-benar mencapai angka setengah juta rupiah, aku bingung. lol. eman-eman uangnya, tapi kok pingin ikut. dengan setengah hati, aku iseng mendaftar, kira-kira setelah bingung mendaftar atau tidak selama 5 menit. lol. Aku terdaftar, dengan nomor pendaftaran 368. Aku 'jeda' sekitar 2 menit untuk menimbang-nimbang ndaftarin Ranz atau tidak, akhirnya aku mendaftarkannya. Ternyata, nama Ranz tidak terdaftar.

Panitia menyediakan 'tiket' 500 orang dengan biaya pendaftaran limaratus ribu rupiah, ternyata langsung SOLD OUT dalam waktu kurang dari 10 menit. AJIGILEEEEE ...

dan peserta hanya diberi waktu satu minggu saja untuk melunasi biaya pendaftaran. jika tidak dibayar, langsung dicoret, karena panitia akan memberikan 'slot' itu pada calon peserta lain yang merengek-rengek minta ikut karena gagal mendaftar. 

Jika kalian baca artikelku disini, aku ragu-ragu jadi ikut atau tidak. lebih ke ga jadi ikut ya? :)

Namun ternyata, 'akal sehat'ku kalah dengan nafsu untuk membuktikan pada diri sendiri bahwa aku mampu menempuh jarak 150 kilometer dengan naik sepeda lipat. 😜

Dalam waktu seminggu, aku berusaha merayu Ranz untuk mau ikut. Aku harus yakin dulu dong bahwa dia mau ikut, baru aku membayar biaya pendaftaran. 

Ranz akhirnya bersedia ikut setelah aku kompori dia bahwa Aristi ikut, bahwa Aristi bakal njewer telinganya jika dia ga ikut J150K. hahahahaha ... Tapi, dia ga mau repot 'rebutan' mendaftar, hingga itu tetap menjadi tanggung jawabku.

Waktu panitia mengumumkan membuka pendaftaran kloter 2, aku sudah siap-siap dengan gadget di tangan. Detik panitia membuka, saat itu juga aku langsung mengisi formulir. 2 menit kemudian ku-submit. Dan aku lega waktu ada balasan dari panitia memberitahu data yang kusubmit sudah diterima. Plus, aku bisa ngecek di daftar peserta di web yang tersedia. 

Dan ... pendaftaran kedua ini ditutup dalam waktu 5 menit! Konon panitia hanya membuka untuk sekitar 200 peserta lagi. (Namun ternyata, di hari H, ada 933 nama yang terdaftar ikut J50K 2019 ini.) Dengan jumlah peserta hampir seribu, dimana mereka harus menempuh jarak 150 kilometer tentu bukan satu event yang mudah dikontrol. 

'Karakter' J150K dengan Tour de Pangandaran beda. Peserta J150K memiliki waktu terbatas, mereka dipatok harus sudah sampai di check point 1 pada jam tertentu, begitu seterusnya hingga titik finish. Jika lebih dari target yang ditentukan, peserta akan 'digaruk' dan diangkut kendaraan evak. Sedangkan TdP sifatnya 'turing', tidak ada target harus sudah sampai di check point 1 jam berapa, waktunya benar-benar fleksibel. Panitia menyediakan kendaraan evak di tempat makan siang (Toserba Samudra) sampai pukul 15.00. Jika sampai di titik ini lebih dari jam itu, peserta harus bertanggung jawab pada diri sendiri, bagaimana akan sampai di Pantai Pangandaran. 


Aku belum pernah ikut event Tour de Borobudur yang konon peserta juga dibatasi waktunya, atau event-event lain sejenis.

*****

Selain menarik minat peserta yang begitu spektakuler, catatan lain adalah panitia mempersiapkan segalanya dengan jauh lebih profesional.

Ada 3 check point yang telah dipilih oleh panitia. Check point pertama di kilometer 50 (kalau tidak salah ingat.) Check point kedua di kilometer 89. Check point ketiga di kilometer 134. Selain di 3 titik itu, panitia juga menyediakan check point bayangan dengan menyediakan 'water station' plus cemilan sehat berupa coklat (di check point bayangan 1) dan pisang (check point lain).

Selain itu, para pengibar bendera alias penunjuk jalan ada dimana-mana. Kita tidak akan tersesat, meski kita tidak mengenal area yang kita lewati dengan baik. Kru panitia juga terlihat mondar-mandir, 'menjemput' masalah, andai ada peserta yang terkena masalah, misal kaki kram, atau masalah teknis dengan sepeda. Plus tenaga fisioterapi dalam jumlah lebih dari 10 orang disediakan.


******

Banyak peserta yang terlihat ikut event ini secara rombongan. Mereka tetap terlihat solid dalam rombongannya. Jika ada satu yang terpaksa harus berhenti, anggota rombongan lain ikut berhenti. (Salut buat mereka!) Namun, aku juga melihat banyak peserta lain yang nampak sendirian. Ketika mereka lelah dan butuh istirahat, mereka akan duduk di pinggir jalan -- dimana pun -- untuk sekedar meluruskan kaki, mengistirahatkan pantat.

Dan aku bersyukur Ranz terus menerus mengawalku,  meski cerewet. hahahahaha ... Meski kadang kecerewetannya membuatku kesal. lol. but I love her that way. 😀


To be continued.

J150K Endurance 2019

dengan medali J150K yang ketiga 😍

Setelah penyelenggaraan J150K yang kedua di tahun 2017, ternyata para pehobi sepeda lipat tak perlu menunggu lama untuk ikut event serupa yang ketiga. Nampaknya pengurus JogjaFoldingBike ngerti banget keinginan para pesepeda lipat untuk unjuk eksis di event yang rada bergengsi. :D


(Note: J150K pertama diselenggarakan pada tanggal 9 November 2013. J150K yang kedua diselenggarakan pada bulan Februari 2017, dibarengkan dengan event ultah kedelapan JFB.)


Meski sempat hampir patah hati karena biaya pendaftaran yang mencapai setengah juta (loooh, apa beda dengan event sejenis AUDAX dong yang selama ini aku (dan Ranz) hindari karena biaya pendaftaran yang mihil ternyata aku tergoda untuk mendaftar. Setelah (berhasil) mendaftar (butuh usaha serius untuk ndaftar karena animo calon peserta yang membludak dibandingkan target panitia), ragu-ragu lagi untuk jadi ikut atau tidak. :) Setelah tahu bahwa panitia mungkin akan membuka pendaftaran kloter kedua, jika ternyata 500 peserta pertama yang telah terdaftar tidak semua bisa memenuhi syarat (baca => membayar biaya pendaftaran dalam jangka waktu yang ditentukan). Maka, aku kembali mencoba merayu Ranz, siapa tahu dia akhirnya mau ikut. Hohoho …


Dengan bantuan 'komporan' beberapa kawan, akhirnya Ranz menyatakan kesediaan untuk kudaftarkan di kloter kedua. Maka, aku pun mentrasfer uang sejumlah Rp. 500.000,00 untuk mendaftar. 'struggle' berikutnya adalah mantengin pembukaan pendaftaran kloter kedua, dan berjibaku dengan ratusan calon peserta lain untuk mendaftarkan Ranz. :D dan … alhamdulillah aku bisa memasukkan nama Ranz. Dia dapat nomor 625, padahal begitu panitia membuka pendaftaran, aku langsung mengisi formulir (online) dan submit, kurang dari 2 menit laaah, eh, ternyata dapat nomor jauh di atas angka 500. :D


H-1 Jumat 21 Juni 2019


Seperti biasa, aku naik KA Kalijaga yang meninggalkan stasiun Poncol pukul 09.00. Kali ini aku sendirian, dua tahun lalu, aku berangkat bareng Avitt, Dwi, Hesti, dan Lambang. Kali ini aku berangkat sendiri, Avitt berangkat sehari sebelumnya, yang lain tidak ikut. Ranz menungguku di stasiun Balapan.


KA Kalijaga yang kutumpangi sampai di stasiun Balapan sekitar pukul 11.44, sesuai dengan yang tertera di tiket. Ranz sudah menungguku di peron 2, tempat KA Prameks yang akan kita naiki menuju Jogja akan berangkat. Kita naik KA Prameks yang berangkat pukul 12.15.


Kita turun di stasiun Lempuyangan. Dari sana kita bersepeda menuju satu hotel yang terletak di area Timoho, kuang lebih 1,5 kilometer dari Balaikota Jogja, tempat diselenggarakannya event. Kita check in dulu di hotel, baru ke tempat pengambilan racepack. Dari sana, kita balik lagi ke hotel, beristirahat sejenak.


Menjelang pukul lima sore Raditya datang. Kita makan malam bertiga. Ada warung Bakmi Gunung Kidul yang lumayan enak tak jauh dari hotel tempat kita menginap. Setelah makan malam, aku dan Ranz sempat bersepeda ke arah Balaikota, kemudian terus gowes ke arah Barat, menuju Malioboro. Namun kita tidak sampai Malioboro. Kita berhenti di depan kantor Gubernuran, dan foto-foto disana. Setelah itu kita balik lagi ke penginapan.



Sesampai hotel, (un)surprisingly, Ranz bilang dia lapar (lagi). Kekekekeke … perutnya memang tak ada duanya. Hohoho … setelah memasukkan sepeda ke dalam area hotel, kita jalan kaki, mencari tempat dimana Ranz bisa beli camilan untuk mengisi perut. Eh, ternyata kita malah bertemu dengan rombongan Aristi, Evie, Tense, Novi, dll. Saat kita sampai, Avitt dan Adhit masih disana. Aku dan Ranz pun ikutan duduk-duduk disana. Ranz (bantuin) Aristi menghabiskan bakmi gorengnya, aku memilih tidak ikut makan (lagi). Ketimbang merasa kekenyangan lagi, dan memaksa Ranz gowes lagi. Wakakakaka …


Menjelang pukul 22.30 kita balik ke hotel. Saat beristirahat mengumpulkan stamina. The following day was the D day!


22 Juni 2019


Ranz bangun jam 04.00, dan mulai ritual kamar mandinya sepagi itu. Lol. 45 menit kemudian aku mandi dan siap2. Kita berdua sampai di venue -- Balaikota DIY -- sebelum pukul setengah enam pagi. Suhu udara masih dingin, angin yang berhembus membuatku menggigil. Disana sudah terlihat puluhan orang mengenakan jersey peserta J150K Endurance 2019. aku ikut ngantri untuk berforo di "wall of fame" J150K yang disediakan panitia, mumpung masih nampak segar, belum loyo usai gowes ratusan kilometer. Lol.


Panitia tidak 'memanfaatkan' jam karet. Lol. Tidak lama setelah pukul 06.00, peserta J150K yang konon mencapai 933 orang diberangkatkan.


Keluar dari Balaikota, kita menuju Jalan Ipda Tut Harsono, terus ke arah Utara, kemudian belok ke arah Timur menyusuri Jalan Solo. Hari masih pagi. Hembusan angin masih terasa dingin, bahkan tanganku tetap menggigil karenanya. Peserta nampak lupa bahwa tema event ini adalah ENDURANCE, karena semua nampak RACING, kebut-kebutan, semua ingin berada di barisan peleton terdepan, mengejar sang road captain, lol.


Karena sudah lama aku ga latihan bersepeda jarak jauh -- tiap hari Cuma bike to work doang, jarak ga ada 10 kilometer, lol -- aku ga mau ngoyo, ga mau malah kram kakiku, tambah repot nantinya, meski panitia menyediakan tim fisioterapi di tiap check point, bahkan ada juga yang mobile, pro active pokoknya.


Nampaknya Ranz rada ga sabar dengan keleletanku, lol, dia nyindir-nyindir, "katanya pingin finish?" kekekekeke … lho, yang penting kan ENDURANCE toh? Dari pada ngebut tapi ga finish? Lol.



Angin yang menerpa tetap terasa dingin bahkan ketika waktu sudah menunjukkan lebih dari jam 10.00. tanganku tetap terasa menggigil. Di bayangan check point pertama kita mendapatkan coklat yang enak, menambah energi, selain air mineral. Sesampai check point pertama, ada cemilan berupa arem-arem dan pisang rebus, selain pisang yang bukan rebus, lol, merk s*nprid*, selain minuman hydro**** dari sponsor.


Angin yang terus menerus menyapa, sering juga membuatku merasa mengantuk. Liyer liyer daah. Seandainya tidak dibatasi waktu agar harus sudah kembali ke titik finish sebelum pukul 17.00, rasanya aku ingin mengajak Ranz mlipir ke satu mini market atau masjid dimana aku ingin berbaring sejenak, barang 15 menit, mengistirahatkan mata, seperti saat kita mbolang hanya berdua. Tapi, pasti nanti Ranz tambah ngomel-ngomel. Lol.


Kita sampai di check point 2 sebelum pukul 12.00. wah, catatan waktu ini jauuuh lebih bagus ketimbang J15OK 2 tahun lalu. Kalau tidak salah, kita sampai check point 2 jam 13.00 waktu itu. Waktu sampai di check point 2 ini sebenarnya perutku ga terlalu lapar, sepanjang jalan aku sempat ngemil pisang s*nprid* yang dibagikan panitia, namun aku berharap siapa tahu ada kopi hitam yang disediakan untuk peserta. Ngantukku gawat banget, ada saat-saat aku mengayuh pedal Austin sambil merem je. :(


Aku sempet ikut ngantri ambil makan siang yang disediakan panitia, berupa soto Kudus. Aku ambil satu mangkok, kumakan berdua dengan Ranz. Enak banget ternyata sotonya. Jempol dua deh. Tapi, harapanku mendapatkan kopi ternyata sangat muluk-muluk. Lol. Adanya minuman herbal*** dari sponsor. Ah ya sudah lah.


Kita ga lama disini, Ranz langsung mengajakku lanjut. Kena terpaan angin lagi, ngantuk lagi. Haduuuww …


Aku senang ketika bertemu dengan check point bayangan, ini berarti kesempatan beristirahat, meski hanya 2 - 3 menit. Ranz ga mau kuajak berhenti je. Galak banget dia. Lol. Di check point (bayangan) ketiga, kita mendapatkan gelang berwarna abu-abu, namun tanpa 'contrengan' di gelang. Ini sekitar pukul 13.10. aku sempat pipis disini. Ranz juga. Lumayan, aku bisa menyelonjorkan kaki barang sekitar 5 menit. Sebelum meninggalkan lokasi ini, aku bertanya lagi pada panitia, "Kok kita tidak mendapatkan tanda 'contreng' di gelang?" dijawab, "ini belum check point tiga tante, kita Cuma membagi gelang. Contrengan nanti di check point 3." owalaaah 

Dengan khusyuk aku melanjutkan mengayuh pedal Austin. Jika ada yang nyalip dan berteriak menyemangati, "Hayuk semangat tante …" rasanya aku langsung bertambah semangat gowes, meski paling-paling hanya untuk 1 kilometer, setelah itu, tetap dengan 'kecepatan' yang lelet. Lol.






Akhirnya check point 3 pun kita capai, jam 15.27. Kita mendapatkan 'tanda cinta' dari panitia di gelang yang kita pakai. Jika di check point pertama panitia menggunakan spidol warna merah, check point kedua hijau, di check point 3 ini warna biru. Kata Om Gareng, salah satu panitia, peserta mendapat toleransi sampai di sini sebelum jam 16.00. jika lebih dari jam itu, peserta tidak berhak mendapatkan contreng. Dih, pelit yaaa. Lol. Tak ada gelang yang dibagikan, tapi kita bisa mengambil air mineral maupun pisang, jika butuh asupan energi.


Panitia bilang kita tinggal menempuh jarak 16 kilometer lagi. Syukurlah. Sebelum meninggalkan CP 3, salah satu panitia 'membocorkan' pesan, "Nanti akan ada gelang keempat berwarna pink yang akan dibagikan." aku bertanya, "Dimana? Di balaikota kah?" dijawab, "Bukan, balaikota kan titik finish. Gelang pink dibagikan di tempat yang tersembunyi."


Pesan lain, "Toleransi sampai di balaikota jam 17.00 lho ya. Ini masih 16 kilometer lagi."


Bocoran pesan ini melunturkan harapanku mengajak Ranz nge-grab hingga titik finish. Kekekekeke … Ranz yang semula "membakar semangat'ku dengan membuli, "kamu bisa ga? Kalo ga bisa kita nge-grab saja!" malah ga lagi menawariku nge-grab, meski dia ga dengar bocoran pesan itu.


Jalan Raya Pleret Bantul yang kita lewati sempit dengan permukaan jalan yang tidak rata sama sekali. Bikin pantat kian pegal, dengkul kian mengepul panas, lol, dan Ranz komplain berulang kali, ini kenapa panitia ga memilihkan jalan yang enak untuk dilewati? Aku ga sempat mikir komplain, meski mbatin juga sih. Hahahahaha … tinggal 16 kilometer lagi. Dibandingin jarak sekitar 135 kilometer yang telah kita lewati, hanya remah-remah lah ya … (Nggayaaaa. Lol.)


Aku terus mengayuh pedal Austin sambil sesekali berpikir bisa ga ya aku minta Ranz beristirahat barang 5 menit, aku butuh menyelonjorkan kaki, dan mengistirahatkan pantat yang jika bisa protes pasti sudah berteriak minta istirahat. Lol. Tapi, aku ga kesampaian minta Ranz istirahat. Lha wong ngeliat kayuhan pedalku kian lelet -- gegara jalan yang nganu itu -- dia membuli lagi, "Kok kecepatannya malah jadi 10 kilometer per jam?" lol. Aku emosi. Lol. "Aku lelaaaah," protesku. Lol.





Hingga akhirnya kita sampai di satu pertigaan, dimana sang 'pengibar bendera' memberi kabar baik, "tinggal 3 kilometer lagi. Hayuk terus semangat!" waaaahhh … tinggal 3 kilometer lagi! Sudah dekaaat. Tapi, dimana panitia yang akan membagikan gelang pink bersembunyi? Kok kita belum bertemu?


Ternyata, 3 kilometer kemudian, kita baru bertemu panitia yang membagikan gelang warna pink. Disini, sekaligus kita diberi tahu, "Tinggal 3 kilometer lagi sampai Balaikota. Ini tinggal lurus, nanti bertemu dengan Bonbin, belok kanan. Ikuti jalan."


Yuhuuuuu … semangatku kembali! Jalanan juga sudah mulus, enak buat ngebut, ga bikin pantat kian njarem.


Aku dan Ranz sampai di titik finish sekitar pukul 16.50. horeeeeee. Kita pun mendapatkan medali J150K Endurance 2019 dengan resmi! Medali ketiga yang kita miliki! Yeaaaaayyyy …

4 gelang warna warni, gelas penanda peserta dengan tiga jenis contrengan, dan medali! yeay!

Setelah foto-foto, kita kembali ke hotel, untuk mandi. Setelah mandi, kita berangkat ke balaikota lagi, dengan nge-grab. Dengkul sudah protes untuk dipakai mengayuh pedal lagi. Hihihihi …




GALA DINNER


Ada beberapa jenis makanan yang disediakan, mulai dari bakmi Jawa, gudeg, tengkleng, sate klathak, dan buffet dengan menu 'standard' buffet kondangan. :) aku mengambil gudeg dan buffet. Setelah itu buah semangka dan melon, plus es krim.


Pembagian door prize berjalan dengan seru, seperti biasa. Dan … kali ini kita tidak ketiban door prize sama sekali. Yaaa sudaaah. Lol.


Pukul setengah 11 kita telah kembali ke hotel.


ISTIRAHAAAAAAT.







23 Juni 2019


Kita super nyantai pagi ini. Kita baru meninggalkan hotel sekitar pukul 09.00, menuju Jalan Malioboro. Sarapan di salah satu warung disana, sembari nonton orang-orang lalu lalang. Maliboro terus menerus dipenuhi para turis.


Jam 11.30 kita pindah ke café LOKO yang terletak tak jauh dari stasiun Tugu, menunggu saat Ranz bisa check in. jam 12.10 dia check in, setelah itu, aku masih menyempatkan diri berputar ke arah Tugu, baru balik lagi ke stasiun menjelang pukul 13.00.


Aku kembali ke Semarang dengan naik KA Joglosemarkerto pukul 13.53. Kereta yang kunaiki sampai di stasiun Tawang pukul 17.10. alhamdulillahhh.


Kapok ngikut J150K? Engga laaah … aku sudah siap 'bertarung' untuk mendaftar lagi di event berikutnya. Kekekekekekeke … (klik link ini sekelumit kisah 'pertarungan sengit' untuk mendaftar J150K 2019)

Rabu 26 Juni 2019

Rabu, 19 Juni 2019

From Semarang to Solo 2019


Bulan Mei 2018 aku bersepeda ke Solo dari Semarang, ditemani Ranz yang menjemputku di Bawen, ketika aku akan menghadiri acara ulang tahun Seli Solo yang kedelapan. Ternyata, tahun ini, aku pun ingin mengulang  pengalaman ini. Untunglah Ranz bersedia. (Kalau dia ga sempat, aku bakal nekad bersepeda sendiri ga ya ke Solo? Heheheh …)


Well, sempat ragu-ragu juga sih karena beberapa hari sebelum hari Jumat 12 April 2019 itu perutku sering kram tanpa alasan yang jelas. Bahkan Kamis malam aku masih ragu-ragu, meski aku tetap packing. Ya iyalah, packing, kalau pun ga jadi bersepeda, aku tetap berangkat ke Solo kok, untuk menghadiri ultah Seli Solo kesembilan yang diselenggarakan pada hari Minggu 14 April 2019, tapi naik kereta api Kalijaga. (Eh, aku belum beli tiket!)


Jumat 12 April 2019




Setelah menyelesaikan tugas dapur di pagi hari, dan mandi, aku meninggalkan rumah pukul 06.30. Ranz sudah uring-uringan menunggu kabarku jadi bersepeda atau engga karena dia harus berangkat cukup pagi untuk sampai di Bawen. :D kebetulan tab yang biasa kupakai untuk komunikasi sehari-hari sedang error, jadi rasa susah menghubunginya. Untunglah Angie meminjamiku tab-nya, jadi pagi ini aku tetap bisa merekam perjalanan menggunakan strava, setelah download aplikasi itu malam sebelumnya.


Kukayuh pedal Austin pelan namun pasti menuju arah Selatan, mendaki beberapa tanjakan yang menyambutku dengan hangat. LOL. Ga Cuma hangat, eh, karena tentu saja aku super ngos-ngosan dan keringetan. LOL.


Aku sampai di satu mini market seberang terminal Bawen tempat Ranz menungguku pukul 09.20. aku sempat masuk untuk membeli air mineral -- bidon sudah kosong -- dan roti untuk cemilan di jalan. Sekitar pukul 09.30 kita meninggalkan lokasi kita bertemu tersebut.


Kita berhenti sebentar di satu lokasi dimana ada tulisan 'SMART SALATIGA' untuk memotret sepeda. Oh ya, Ranz juga memotretku, meski hanya candid. Kita berhenti sebentar juga di gapura 'Selamat Datang' di kota Salatiga. Kita berhenti untuk sarapan di satu rumah makan soto segeer. Tahun lalu kita juga mampir sarapan disini.




Usai sarapan, kita melanjutkan perjalanan. Seingatku tahun lalu kita sempat mampir di satu mini market di daerah pusat kota Salatiga, kali ini aku tidak merasa butuh beristirahat, sehingga kita terus bersepeda. Ranz mengajakku mampir di satu tempat yang berjualan gethuk, dia ingin membeli gethuk untuk oleh-oleh orang rumah. Setelah itu, kita terus mengayuh pedal sepeda hingga 'alun-alun' Boyolali dimana kita berfoto ria dengan latar belakang patung kereta yang ditarik kuda-kuda. Tumben kita tidak kebelet pipis sehingga ga perlu mampir ke pom bensin. :D


Kita juga tidak lama berhenti di alun-alun Boyolali. Setelah beberapa jepretan, kita melanjutkan perjalanan lagi. Sesampai situ, trek sudah mudah, jalan sedikit menurun, ga lagi ada tanjakan. Namun, entah mengapa, aku mulai merasa bosan. LOL.


Ranz semula ingin mengajakku mampir ke satu daerah di Pengging, katanya ada satu tempat berjualan sosis Solo dengan ukuran jumbo. Namun setelah ngecek jaraknya dari jalan raya, kira-kira sekitar 20 kilometer, Ranz membatalkan idenya itu. Dia khawatir kalau kelamaan di jalan, gethuk yang dia beli di Salatiga jadi basi. Kita jadinya mampir ke satu mini market karena air di bidon habis. Kali ini kita stay rada lama bahkan kita sempat beli es krim.


Mendekati Kartasura, Ranz yang kelaparan mengajakku mampir ke satu rumah makan sate kambing. Usai makan, kita langsung menuju rumah Ranz di kawasan Laweyan. Kalau tahun lalu kita mampir ke De Tjolomadoe.


Tahun lalu jarak yang kutempuh 105 kilometer, tahun ini hanya 99,4 kilometer. Ga ada 100 kilometer. :D


Ranz bilang kapan-kapan kalau aku ingin bersepeda lagi ke Solo, dia mau menemani dengan menjemputku di Bawen. Lha … hyuk kita ulangi lagiiiii. :D


LG 12.32 24-April-2019