Cari Blog Ini

Kamis, 24 September 2020

Pitnik, ngeloop, atau gowes kluwer?

Seingatku, di awal-awal sepedaan, sekitar tahun 2008 - 2009, beberapa kawan sepeda mengajak 'pitnik' alias bersepeda untuk 'piknik' atau untuk 'berdarmawisata': jadi mengunjungi satu destinasi wisata, kemudian bersepeda balik. Ini selain ngikut funbike lho ya. Sebagai contoh: di hari Minggu pagi bersepeda ke Pantai Maron (yang waktu itu masih ada area berpasir secara alami), atau yang cukup esktrim, ke stasiun Kedungjati. Ini di bulan November 2008 kalau tidak salah. Waktu aku dan beberapa kawan bersepeda di Jogja, tujuan sepedaan kita ke Tamansari, dari rumah mertuanya Om Dar a.k.a Boil Lebon di Jakal km 8.

 


November 2008, di benteng Vredeburg


Januari 2015, pitnik rame2


 

Maka, tahun-tahun berikutnya, aku pun 'istiqomah', lol, alias mengikuti kebiasaan ini. Pertama gowes keluar kota 'duet' berdua dengan Ranz, kita bersepeda dari Solo ke Jogja. Semula tujuanku adalah Ganjuran, Bantul, namun akhirnya kita malah nanjak ke Kaliurang. Hihihi … Gowes dalam kota di hari Minggu pagi pun, kita juga 'pitnik', misal ke Pantai Cahaya, Weleri, ke Nglimut, area hutan mangrove di Tapak dan Mangkang, Sekatul, dll.

 

 


Entah mulai kapan istilah 'ngeloop' mulai populer. Mungkin saat sekelompok pesepeda di Jakarta ngeloop lapangan Monas ya, sekian tahun yang lalu. Aku yang 'buta' daerah geografi Jakarta, tidak tahu seberapa jauh sekali bersepeda memutari lapangan Monas. Satu kali, aku iseng mencoba 'ngeloop' jalan sekitar sungai Banjirkanal Barat, karena kulihat banyak pesepeda naik road bike di pagi hari 'latihan' ngebut di jalan Basudewo - Bojongsalaman ini. Ternyata, aku bosan sekali, kawans! Sekali memutari jalan Basudewo - Bojongsalaman ini kuhitung jaraknya sekitar 2,4 kilometer. Dua kali memutar, aku bisa dapat jarak 4,8 kilometer, tapi, oh mai god, jenuh sekali hanya memandang jalan yang sama, pemandangan yang sama. Rasanya nyaris ingin muntah-muntah. Lol. Kayaknya aku memang cocok masuk tipe gowes piknik. Hahahah … Well, meski pernah juga satu kali aku mencoba berbicara pada diri sendiri untuk mencoba ngeloop BKB, minimal 8 kali laah, agar bisa mencapai jarak hampir 20 kilometer, tanpa perlu pergi jauh-jauh. Ternyata, sore itu, aku sanggup ngeloop hingga 12 kali, dengan tambahan sekali bersepeda ke arah Tugumuda untuk beli semangka di tukang 'hik' dekat pasar Bulu. Aku bisa 'menghipnotis' diri tanpa merasa perlu muntah-muntah, lol. Aku menempuh jarak 30 kilometer. Wow. Aku meng-WOW-i diri sendiri. Kekekekekeke …

 

ini bukan 'gowes kluwer' melainkan turing AKAP :D


Beberapa bulan terakhir ini aku mengamati kawan-kawan pesepeda di dunia maya, mulai menggunakan istilah 'kluwer'. Aku menerjemahkannya sebagai bersepeda ke kota yang dituju (misal "Kendal Kluwer"), yaitu Semarang - Kendal, begitu sampai sana, langsung balik lagi ke Semarang, tanpa berkunjung kemana-mana. Kalau pun mampir ke satu tempat, ya mungkin itu rumah makan untuk mampir sarapan dan minum. Kalau ini, berarti aku juga pernah melakukannya; saat 'latihan' gowes jauh, aku dan Ranz dulu kadang bersepeda Semarang - Demak - Semarang, berhenti hanya untuk (1) mampir pom bensin buat nunut ke toilet (2) motret di depan masjid agung Demak. :D Atau di tahun 2017 dulu, aku dan para gadis pelor, bersepeda Semarang - Kudus - Semarang untuk latihan J150K.

 

pitnik ke Baluran, gratis, dibayari Ranz, hihihi


di hutan Penggaron, Maret 2015

 

Kalau kamu, mana yang paling kamu sukai? Kalau aku, paling suka bersepeda turing antar kota, dibayarin pulak. Haghaghaghag …

 

 

PT56 11.44 25 September 2020

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.