Cari Blog Ini

Selasa, 21 Desember 2021

Semarang Last Sunday Ride 2021

 





Last Sunday Ride tahun 2021 ini istimewa karena diadakan tidak pada hari Minggu terakhir. Mengapa? Yes, karena di bulan November, pemerintah sempat mengeluarkan peraturan memberlakukan PPKM (entah singkatannya apa ya? Aku lupa, lol.) yang membuat panitia LSR Nasional memutuskan untuk menyelenggarakan LSR di hari Minggu ketiga bulan Desember 2021.

 

Guess what? Hanya kurang dari 10 hari penyelenggaraan LSR tanggal 19 Desember, pemerintah mencabut pemberlakukan PPKM. Hohoho … flyer-flyer telanjur dibuat dan disebar, para peserta sudah telanjur mendaftar dan 'mengosongkan' jadual khusus tanggal 19 Desember demi 'bersepeda bersama-sama' kawan pesepeda lain, yang berasal dari komunitas yang berbeda, menaiki jenis sepeda yang berbeda pula.

 

Semula aku dan Ranz berencana akan dolan ke Jogja tanggal 17-19 Desember. Namun karena sesuatu dan lain hal, Ranz memutuskan untuk mengundurnya. So? Aku pun merayunya untuk ikut LSR Semarang. Sudah cukup lama kami berdua tidak turut sepedaan kawan-kawan. Apalagi menyelenggarakan event sendiri. Hihihi …

 

Btw, baru satu kali aku dan Ranz ngikut LSR Semarang yang diselenggarakan oleh Komselis, yakni tahun 2018. kebetulan memang itu adalah tahun pertama kali Semarang mengadakan LSR, dan 'lisensi' jatuh pada Komselis. Tahun 2019, aku berada di Solo, bersama Tami, Dwi dan tentu Ranz. Kita sempat 'gabung' kawan2 pesepeda Solo di depan Loji Gandrung. Tapi setelah mereka berangkat, kami berempat memisahkan diri dan bersepeda ke arah Sukoharjo.

 

Minggu 19 Desember 2021

 

Beda dengan LSR tahun 2018 yang diselenggarakan secara gratis, kali ini panitia memberlakukan 3 paket pendaftaran, yang pertama, membayar Rp. 75.000,00 mendapatkan sebuah cycling cap. Paket kedua membayar Rp. 100.000,00 mendapatkan sebuah kaos. Paket ketiga Rp. 150.000,00 mendapatkan kaos + cycling cap. Ranz memilih paket dua karena kita berdua sama-sama jarang mengenakan cycling cap. :D

 

Aku dan Ranz sampai di tikum -- Taman Pandanaran -- pukul 05.45. kata Avitt pasukan akan diberangkatkan pukul 06.00. gasik amat yak, lol. Ternyata, pada akhirnya peserta sekitar 100 orang diberangkatkan pukul 06.30 setelah briefing sebentar, berdoa dan berfoto bersama.

 

Dari TamPand, pasukan menuju arah Barat, sampai di jembatan Banjirkanal Barat, memutar belok kanan ke arah Jl. Indraprasta. Lurus ke Jl. Pierre Tendean - Jl. Pemuda - Jl. Agus Salim -- bunderan Bubakan -- Jl. Citarum. Sebelum naik fly over setelah RS Panti Wiloso, pasukan mlipir sebelah kiri fly over, kemudian menyeberang ke arah pinggir BKT, daerah Bugangan ya ini namanya kalau tidak salah. Lurus ke arah Jl. Barito hingga tembus Jl. Majapahit. Di perempatan Jl. Gajah, kami belok kanan ke Jl. Lamper Tengah.

 






Setelah lewat Lamper Tengah, mulailah pasukan sedikit kocar kacir di tanjakan Kedungmundu. Eh, ga terlalu kocar kacir ding, Cuma 1 - 2 yang terpantau harus menuntun sepeda, yang lain melaju dengan nikmat. Sesampai pertigaan dekat SPBU Kedungmundu, aku dan Ranz langsung belok kanan, menuju titik terakhir, Teman Bike Shop. Namun, ternyata, kita harus memutar dahulu ke arah perumahan Graha Wahid, lurus lewat depan RS Wongsonegoro. Tapi, kami berdua baru melewati kampus Unimus saat tiba-tiba ban belakang Austin yang dinaiki Ranz meletus. Nah lo. (FYI, aku naik Cleopatra.) akhirnya aku dan Ranz ga jadi memutar, lewat Jl. Elang, langung balik kanan menuju kawasan Sambiroto.

 







Acara utama di titik terakhir adalah bagi-bagi hadiah pintu alias door prize. Pokoknya yang tidak tahu malu -- mau maju tiap kali MC menawarkan siapa yang mau maju untuk 'dikerjain' -- pasti dapat hadiah, mulai dari kaos/jersey sampai cycling cap. Shttt … MC-nya anak-anak usia duapuluh / tigapuluh tahun, mana berani ngerjain orang yang usianya di atasnya? Hahahahahah …

 

Pulangnya aku membawa 1 jersey (jersey 'panitia 7amselinas 2017, meski lama, gpp lah ya) dan 2 cycling cap, plus 1 topi batik yang harusnya buat Ranz, tapi karena terlalu girly, dia serahkan topi itu ke aku. Hahahah …

 










Oh iya, sebelum pulang, Austin butuh jajan dulu, ban belakang, baik ban luar maupun ban dalam. I spent Rp. 183.000,00. padahal Sabtu malam tuh ban belakang Cleopatra bocor, dan bocornya dekat 'pentil', si tukang tambal ban sudah wanti-wanti tambalannya ga bakal tahan lama. Bakal gampang bocor lagi. Plus ternyata ban luar juga ada lobang, yang berarti Cleopatra pun sebetulnya butuh jajan ban belakang juga. Tapi 'kebetulan' Teman Bike tidak punya persediaan ban ukuran 26, ya wis, ga jadi jajan dulu. Alhamdulillah Cleopatra manis sekali sampai aku dan Ranz balik ke Pusponjolo, dia baik-baik saja.

 

Oke. Sampai jumpa di LSR tahun depan, kawans. insyaAllah kita semua diberi umur panjang dan kesehatan yang prima. Amin.

 

PT56 14.27 21/12/2021

 








P.S.:

Semua foto jepretan om Budenk / om Agung Tridja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.