Cari Blog Ini

Kamis, 20 September 2012

GOMINGPAI: GOWES KE KAWASAN MANGROVE JRAKAH SEMARANG


Pada hari Minggu 16 September 2012 aku dan Ranz gowes ke kawasan mangrove yang terletak di daerah Jrakah Semarang Barat. Kita bertemu di ujung jalan Pusponjolo Tengah sekitar pukul 06.30. 

di 'tanjakan' daerah Krapyak
 
Kita langsung gowes ke arah Barat, dari Jalan Jendral Sudirman lurus ke arah Kalibanteng, kurang lebih 3 kilometer. Di bundaran Kalibanteng – yang bulan-bulan terakhi ini sedang dibangun ‘fly over’ sehingga sering macet – kita terus ambil arah Barat, yakni Jalan Siliwangi. Kurang lebih 3 kilometer dari Kalibanteng, kita akan sampai di pertigaan pasar Jrakah, dimana kalau kita belok ke arah kiri, kita akan menuju arah Ngaliyan/perumahan BSB; namun kita tetap lurus ke arah Barat. Setelah melewati traffic light, di sebelah kiri kita melewati kampus IAIN Walisongo. Sekitar satu kilometer dari pasar Jrakah, kita akan sampai di Taman Lele – duluuu ketika aku masih kecil, Taman Lele lumayan terkenal untuk tempat hanging out orangtua yang mengajak anak-anak mereka – yang terletak di sebelah kiri jalan. Disini, kita menyeberang jalan. Tak jauh dari situ ada jalan ke arah Utara. Kita masuk ke situ.

on the way ke arah kawasan mangrove, setelah belok di seberang Taman Lele
pohon meranggas nan eksotis
Track menurun setelah kita masuk gang ini. Permukaan jalan lumayan bagus, beraspal sehingga tidak sulit dilewati. Beberapa kilometer kemudian kita akan sampai di jalan tanah. Untunglah sudah lama hujan tidak turun di daerah Semarang sehingga jalanan tidak becek. Kurang lebih 3 kilometer dari jalan raya, kita akan sampai ke sebuah ‘jembatan’ seadanya, untuk menyeberang sungai. Jembatan ini hanya berupa sebuah kayu – yang menyerupai papan – yang ditaruh di atas sungai agar orang bisa lewat dari sisi sungai satu ke sisi sungai yang lain. Untuk berjalan ke arah kawasan mangrove, kita harus menyeberangi jembatan ini, atau kita bisa langsung naik perahu yang dioperasikan oleh karang taruna setempat yang memang menyediakan diri untuk ‘membantu’ para pemerhati kawasan ini, dengan biaya secukupnya. Namun untuk ini, kita harus melakukan pemesanan dulu kepada karang taruna ini. (Aku tidak punya nomor contactnya.)

Ranz menggendong Austin menyeberang :)
FYI, bulan Mei kemarin aku dan anak didikku melakukan field trip kesini, dalam rangka melakukan riset untuk climate change project. Waktu itu ‘jembatan’ seadanya itu terdiri dari dua bilah kayu. Entah mengapa sekarang hanya satu. Bisa dimaklumi bila mereka yang mengalami ketidakseimbangan menjaga tubuh akan kesulitan melewatinya. Apalagi mereka yang mengalami gangguan motorik, seperti yang dialami salah satu siswaku. Jika salah satu rombongan ada yang mengalaminya, disarankan untuk memulai ‘perjalanan’ langsung dengan menyewa perahu dari jembatan darurat ini.

Ranz memutuskan untuk tetap membawa Austin – sepeda lipatku yang keluaran downtube nova tahun 2011 – dan Shaun – sepeda lipatnya yang berupa dahon da bike dalam ‘petualangan’ kita sehingga dia pun menyediakan diri untuk menggendong Austin dan Shaun menyeberangi jembatan darurat ini. Ranz is awesome. :)

tanah nan retak karena musim panas

Dari sana kita berjalan pelan-pelan karena permukaan tanah yang retak-retak dikarenakan panas musim kemarau yang begitu lama. Pada waktu itu, datang rombongan mahasiswa sebuah PTN yang terletak di Tembalang Semarang; mungkin mereka akan melakukan penanaman mangrove di satu tempat yang tak jauh dari situ.

menyusuri sungai menuju arah laut dengan pemandangan mangrove di sisi kiri kanan
tetap otw menyusuri sungai menuju laut

Perjalananku dan Ranz tidak semulus yang kita perkirakan karena di banyak tempat kita harus melewati aliran-aliran sungai sehingga kita harus mengangkat sepeda. Tidak hanya TTB alias tun tun bike, namun kita juga harus AJB angkat junjung bike. 
sebagian rombongan mahasiswa Teknik Kimia

Pemandangannya sangat eksotis! 
nice, isn't it? :)

kawasan mangrove nan cantik
sudah dekat laut, namun jalan setapak yang ada tidak memungkinkan kita membawa sepeda sampai pinggir laut
Jika bulan Mei kemarin aku dan anak didik berhenti di ‘dermaga’ yang terletak tak jauh dari jembatan darurat itu, untuk mendengarkan penjelasan seorang wakil dari karang taruna setempat dan seorang dosen dari salah satu PTN yang terletak di daerah Gunung Pati, kali ini aku dan Ranz terus menyusuri jalan setapak, sampai akhirnya kita tiba di satu tempat yang membuat kita terpaksa menghentikan perjalanan. Sudah dekat dengan ‘mulut’ laut, namun kita belum lihat laut lepas di depan mata. 

Austin diangkat seseorang :)
Di beberapa aliran sungai kita bertemu beberapa orang yang dengan baik hati menjunjung sepeda kita untuk menyeberang. :)

Austin in action :)
 
Sekitar pukul 09.00 kita meninggalkan tempat itu, kembali menuju jembatan darurat yang hanya terbuat dari satu bilah kayu yang melintang, dimana Ranz harus mengangkat Austin dan Shaun untuk menyeberang. Pada saat itu, rombongan mahasiswa PTN itu melanjutkan perjalanan mereka dengan naik perahu, entah menuju kemana.

Kita tidak bisa lama-lama karena Ranz harus ke kampusnya. 

Kita mengakhiri petualangan gowes kita dengan sarapan pagi di sebuah rumah makan khusus soto di Jalan Indraprasta. Hawa yang panas disebabkan sinar matahari yang bersinar sangat terik membuat aku dan Ranz sangat haus. Aku habis dua gelas es teh, sedangkan Ranz habis satu gelas es jeruk dan satu gelas es susu.
Lain kali kita akan mengunjungi kawasan mangrove yang terletak di daerah Mangkang Semarang. :)

GL7 16.00 170912

dalam perjalanan balik :)
   


Ranz, sang fotografer :)
Komen yang mampir di lapak sebelah :)


onit wrote on Sep 20
rumah makan khusus soto di Jalan Indraprasta.
enak? :D

afemaleguest wrote today at 8:34 AM
onit said
enak? :D
rasanya sama dengan harganya: standard :)

onit wrote on Sep 20
dia pun menyediakan diri untuk menggendong Austin dan Shaun menyeberangi jembatan darurat ini. Ranz is awesome.
weks.. 1 papan gitu blon tentu aku bisa nyebrang tanpa gendong sepeda pun -_-

afemaleguest wrote today at 8:34 AM
onit said
weks.. 1 papan gitu blon tentu aku bisa nyebrang tanpa gendong sepeda pun -_-
hyaaa ... aku juga hampir gagal nyebrang waktu datang, tapi setelah balik, aku sudah bisa menjaga keseimbangan sehingga bisa nyebrang dengan mudah :)

onit wrote on Sep 20
menyusuri sungai menuju arah laut dengan pemandangan mangrove di sisi kiri kanan

afemaleguest wrote today at 8:35 AM
onit said
uhuyyyyyy :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.