Cari Blog Ini

Jumat, 27 Maret 2015

BIKETREKKING KE CURUG SEMIRANG

Selain bersepeda, kegiatan yang terhubung dengan alam yang kusukai adalah trekking, menyusuri jalan setapak yang ada di dalam hutan.

Semarang – kota dimana aku tinggal bisa dikatakan sebagai kota yang cukup memiliki lanskap yang komplit, dataran, tanjakan, dekat dengan pantai atau laut, namun juga tidak jauh dari gunung. Maka berbahagialah para pesepeda di Semarang yang tidak akan mudah bosan dengan trek yang ada. Dataran dan tanjakan ada di dalam kota. Jika sudah bosan dengan trek jalan raya, meluncurlah ke daerah pinggiran, misal Gunung Pati, Boja, dan Ungaran.

Hari Sabtu 21 Maret aku ditawari Ranz – sobat sepeda yang paling sering menemaniku bersepeda – untuk bersepeda ke daerah Ungaran, yakni ke Curug Semirang. Mengingat sudah cukup lama juga kita tidak trekking, aku setuju dengan tawarannya. Oh ya, biasanya jika kita trekking ke Semirang, kita berangkat naik sepeda motor. Jadi, baru kali ini kita bersepeda ke Semirang. YAY! Aku naik sepeda Cleo 2.0 keluaran Polygon tahun 2012, sedangkan Ranz naik wimcycle. 

mulai mendaki tanjakan Gombel



Kita berangkat sekitar pukul setengah tujuh pagi dari kos Ranz yang terletak di daerah Pasar Bulu. Tanjakan pertama dengan elevasi yang lumayan adalah Jalan S. Parman. Kemudian trek campur datar dan rolling hingga kita sampai di satu daerah yang disebut Kaliwiru, disini kita menanjak lagi. Sedikit dataran usai melewati Jalan Teuku Umar, kita kembali bertemu tanjakan Gombel, satu tanjakan yang lumayan ‘mengerikan’ bagi para newbie. J

Lepas dari Gombel, trek kembali campuran antara datar dan rolling hingga Ungaran. Kita sempat mampir sejenak untuk sarapan di satu warung sederhana, cukup satu piring berdua agar perut tidak kosong karena perjalanan masih lumayan panjang.

Usai sarapan, kita melanjutkan perjalanan. Sebagai pertanda, ketika kita bertemu dengan Hotel Ungaran Cantik di sebelah kiri (ingat kita dari arah Semarang), menyeberanglah, ada jalan belok kanan. Susurilah jalan ini hingga kita akan menemukan petunjuk menuju Curug Semirang.

menapaki jalan menuju kawasan curug Semirang

pemandangan yang berupa bonus

jalan setapak yang lumayan sempit

Setelah belok, trek naik turun, tidak tajam. Namun setelah kita mendekati kawasan Curug Semirang, trek tanjakannya kian curam, dan badan jalan cukup sempit. Aku yang naik sepeda gunung keluaran polygon seri Cleo 2.0 harus memindah gigi satu satu agar kuat gowes sampai tempat parkir. J Makluuum. J

Berangkat pukul 06.30, istirahat sarapan di Ungaran sekitar setengah jam, kita sampai di pelataran parkir Curug Semirang pukul 10.50, padahal jarak yang kita tempuh hanya 25 kilometer saja. Hahahaha ... Salahkan saja tanjakan demi tanjakan yang harus kita lewati. Hahahaha ...


Ranz nanjak

nanjak nanjaaakkk


XC sebentar :)

tampilan sepeda cleo 2.0 dari belakang :)

Dan ... trekking pun mulai! Yuhuuuu ... (Oh ya, kita memarkir sepeda kita di dekat loket penjualan karcis.) Jarak yang harus kita tempuh tidak terlalu jauh, hanya kurang lebih 1 kilometer dari loket pembelian tiket masuk sampai ke curug alias air terjun. Trek di kawasan wana wisata ini tidak terlalu sulit dilewati, hanya kadang licin jika baru saja turun hujan. Saat aku dan Ranz kesana sehari sebelumnya hujan baru saja mengguyur bumi Semarang dan sekitarnya, jadi ya maklum jika trek yang kita lewati lumayan licin. Satu sungai kecil yang kita sebrangi pun airnya mengalir lumayan deras.

Kita berjalan cukup santai, kadang berhenti untuk menikmati pemandangan hehijauan dengan suara burung berkicau atau sejenis binatang serangga yang suaranya sangat keras terdengar. Benar-benar alami.






Karena hari Sabtu itu adalah hari libur Nasional, suasana di sekitar air terjun lumayan rame pengunjung. Banyak di antara mereka yang bermain-main di bawah air terjun, sementara sebagian yang lain menonton. J

Sekitar dua jam kemudian aku dan Ranz sudah balik ke tempat kita memarkir sepeda. Setelah pamitan pada si Bapak penjaga loket penjualan karcis, kita mulai menikmati “bonus”: turunan!!! Yayyyy. Jika berangkat trek yang kita lewati kebanyakan tanjakan, pulangnya tentu sebaliknya, turun! Yeah, masih ada tanjakan satu dua, namun tetap tidak mengurangi keasyikan dalam menikmati bonus. J

Kita sampai kos Ranz sekitar jam 15.00 dengan hati senang dan puas!


LG  14.59 26/03/2015 

Tulisan ini diikutsertakan dalam event Polygon Blog Competition #2

Kata Kunci “SEPEDA, SEPEDA GUNUNG, SEPEDA LIPAT, TOKO SEPEDA, HARGA SEPEDA dan JUAL SEPEDA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.