Cari Blog Ini

Rabu, 20 September 2017

Dolan ke Waduk Gajahmungkur

Kita -- aku dan Ranz -- sudah pernah mampir ke waduk Gajahmungkur, waktu bikepacking ke Pantai Nampu, Wonogiri, September 2011. Salah satu kisah kita yang super dramatis, lol, dikarenakan kekurangpersiapan kita akan trek yang akan kita lewati. Namanya juga cuma mampir, tentu saat itu kita hanya sebentar saja, yang penting cukup ada dokumentasi kita disitu.

Hari Jumat 18 Agustus 2017 lalu, Ranz kembali mengajakku ke Wonogiri, sekalian memamerkan padaku nikmatnya naik KA BATARA KRESNA, gerbongnya lumayan nyaman, sementara harga tiket sangat murah, hanya Rp. 4.000,00.


Hari itu kita telah sampai di Stasiun Purwosari pukul 07.30. Meski hari itu termasuk long wiken, seusai tanggal 17 Agustus, suasana stasiun tidak penuh (calon) penumpang, tidak seperti yang dikhawatirkan oleh Ranz. :) Dengan cepat, Ranz mendapatkan tiket yang kita butuhkan, kemudian kita segera menuju pintu masuk ke peron. Setelah kita lipat sepeda yang kita bawa -- Austin dan Astro -- kita masuk ke dalam peron.

KA Batara Kresna masuk ke dalam peron menjelang pukul 08.00. Aku dan Ranz bergegas masuk karena khawatir tidak mendapatkan tempat duduk, karena tiket yang kita beli tidak menyertakan nomor kursi, ini berarti siapa cepat, dia dapat. Namun, sekali lagi, kekhawatiran kita tidak beralasan, KA yang memiliki 3 gerbong itu sepi; kita bisa memilih dengan leluasa mau duduk di gerbong yang mana, di kursi yang mana.


Tepat pukul 08.00, KA Batara Kresna meninggalkan stasiun Purwosari. Di gerbong yang kita pilih, hanya ada 5 penumpang, kita berdua, ditambah 3 penumpang lain yang berupa suami istri dan anak. Setelah kita sampai di stasiun Solo Kota atau Sangkrah, ada sekitar 10 penumpang baru masuk ke gerbong kita. Dari lagak laku mereka, kita menengarai bahwa mereka naik KA Batara Kresna ini untuk berwisata. Hmmm ... seperti banyak orang yang naik KA Kedungsepur dari Stasiun Poncol ke Stasiun Ngrombo - Purwodadi. Sepanjang jalan 10 orang ini nampak sangat ceria dan ramai berceloteh, sambil berbagi bekal makanan. Senang sekali melihat mereka.


Rel kereta yang kita lewati sering kali melewati daerah pemukiman, ini sebab kereta berjalan dengan sangat pelan. Tidak heran jika jarak yang hanya kurang lebih 40 kilometer harus kita tempuh dalam waktu satu jam 45 menit. :) Pukul 009.45 kita sampai di stasiun Wonogiri.

Sesampai stasiun Wonogiri, karena mendadak aku mengantuk sekali, aku minta Ranz kita mampir ke satu warung yang terletak tak jauh dari pintu keluar stasiun, aku memesan segelas kopi hitam, sedangkan Ranz memesan segelas es teh. Setelah itu, kita melanjutkan perjalanan, mengayuh pedal sepeda lipat kita menuju arah Waduk Gajahmungkur.


Musim kemarau sedang menunjukkan 'kuasanya', sinar matahari sangat murah, apalagi Wonogiri terkenal sebagai kawasan yang kering. :) Kita nikmati saja laaah.

Pepohonan yang sedang meranggas selalu nampak cantik; satu hal yang kontradiktif, kering, kekurangan air, namun cantik dan eksotis. :) Dan karena ini bukan kali pertama kita bersepeda ke arah sini, kita tak lagi dikagetkan dengan trek yang full rolling. Cukup menabahkan hati saja. LOL.

Aku lupa berapa kilometer jarak yang kita tempuh dari stasiun Wonogiri ke waduk Gajahmungkur :( (ini karena aku ga segera menulis kisah ini. LOL), namun kita sampai gerbang masuk waduk pukul 11.30.





Kita mengeluarkan biaya Rp. 12.000,00 untuk dua buah tiket masuk. Setelah masuk, kita langsung memilih satu warung lesehan dimana kita bisa makan siang sekaligus istirahat. Untuk menambah kesan bahwa kita sedang makan siang di pinggir waduk, tentu kita memilih menu ikan bakar, plus lalapan dan sambal bawang yang enaaak. :)

Entah mungkin karena panas, atau karena membayangkan pulangnya kita harus mengayuh pedal sejauh kurang lebih 40 kilometer di bawah terik sinar matahari, selama kita nongkrong disitu, kita ga kepikiran untuk berjalan kemana-mana. :) Hanya duduk manis, makan, sambil ngobrol.

Suasana di sekitar kita lumayan sepi, Dari beberapa warung lesehan yang buka, tak kita lihat pengunjung lain yang sedang makan siang. Namun, setelah pukul 13.00, kulihat satu per satu pengunjung mulai berdatangan, ada yang hanya berdua, ada juga yang datang berombongan. Oh ya, rombongan ibu-ibu yang berada di gerbong KA Batara Kresna, setelah sampai di stasiun Wonogiri, kita lihat mereka keluar stasiun, kemudian mereka menuju ke mobil yang ukurannya cukup besar, entah mereka akan melanjutkan perjalanan kemana.

Aku dan Ranz meninggalkan lokasi sekitar pukul 13.40.

Perjalanan pulang ke Solo lancar. Trek menuju perbatasan masuk kota Wonogiri tetap rolling. Namun begitu kita sampai di tugu selamat datang di kota Wonogiri, trek datar sampai Solo. :)

Memasuki kawasan Solo Baru, menjelang pukul empat sore, aku mengajak Ranz mampir di satu restoran fast food The Park, aku butuh ngopi! Rasa kantuk melandaku lagi. LOL. Kali ini aku beli iced coffee, karena butuh yang dingin segar. :) Disini kita bertemu dengan Julius Disa, kawan sepeda dari Solo juga yang menjawil kita untuk ikut night ride hari Sabtu 19 Agustus, menemani kawan-kawan yang datang dari Bandung dan Surabaya.

Jelang Maghrib aku dan Ranz sampai di Laweyan, daerah rumah Ranz yang tak jauh dari stasiun Purwosari.

Well, meski jarak yang kita tempuh waktu mengayuh pedal tidak seberapa, tapi lumayan lah buat refreshing, ketimbang tidak mbolang sama sekali. :D

IB180 20.20 20/09/2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.