Cari Blog Ini

Kamis, 15 Agustus 2019

B2Wer = orang gila


Beberapa tahun yang lalu seseorang yang (kayaknya) getol menjadi seorang aktifis pejalan kaki mengatai saya sebagai seseorang yang bodoh karena memilih bersepeda ke tempat kerja. Alasannya karena (1) fasilitas untuk pesepeda yang kurang memadai (terutama belum ada lajur sepeda yang layak) (2) membiarkan diri terpapar polusi udara karena dengan naik sepeda kita akan langsung ter'exposed' pada udara yang kita hirup (mungkin dia membandingkannya dengan dirinya yang kemana-mana naik mobil).


Maka saya katai dia sebagai seorang yang OMDO, omong doang. Saya ga yakin dia berjalan kaki kemana-mana, orang di satu postingan tentang kenaikan harga BBM dia menulis komen punya mobil 3 biji di rumah. Plus dia juga mengkritik angkutan umum yang belum begitu layak untuk masyarakat; mana halte untuk BRT seperti akuarium begitu, orang-orang yang duduk di bangku sembari menunggu bus datang akan nampak seperti orang-orang yang menjajakan diri. Lol. Suwer dia bilang begitu lo.

(Ya! Saya seorang Leo yang ketika tersinggung karena sesuatu yang crucial akan terus menerus mengungkitnya. Lol. Padahal ini terjadi sekitar 5 tahun yang lalu! Lol.)

===========

Tahu kan bahwa akhir-akhir ini indeks polusi di beberapa kota besar di Indonesia sudah mencapai titik yang mengkhawatirkan? Lalu bagaimana solusinya?

Tidak heran lah jika 'Bike to Work Indonesia' sebagai satu wadah berkumpulnya orang-orang yang hobi bersepeda dan memanfaatkan hobi ini sekaligus untuk peduli lingkungan akhir-akhir ini getol mengkampanyekan sepeda sebagai moda transportasi yang merupakan SOLUSI TANPA POLUSI. Ga peduli lah jika ada yang ngatain para bike-to-worker ini orang bodoh. Lol. (Jika kita KUDU menunggu pemerintah menyediakan lajur sepeda yang aman dan nyaman buat pengguna jalan terlebih dahulu, kapan kita mulai bergerak?)


Sebagai seorang praktisi bersepeda ke kantor, saya bersyukur bahwa Semarang tempat saya tinggal ini bukan kota besar, sebesar Jakarta. Kawan-kawan bike-to-worker di Jakarta benar-benar orang penggila sepeda, eh, beneran gila, lol, karena jarak yang harus mereka tempuh untuk b2w bisa jadi sampai 20 kilometer atau lebih dikarenakan rumah mereka mungkin terletak di pinggiran kota dan kantor terletak di pusat kota. Om Iman Chandra yang tinggal di Bogor menurut saya salah satu contoh bike-to-worker 'gila', beliau tinggal di Bogor dan berkantor di Jakarta. Hitung saja sendiri jumlah kilometer yang harus dia tempuh setiap bersepeda ke kantor.

Kebetulan saya tinggal di daerah yang tak jauh dari pusat kota. Jika saya bersepeda sejauh 20 kilometer ke arah Selatan, saya akan sudah sampai Ungaran. Jika saya bersepeda sejauh 20 kilometer ke arah Barat, saya akan sudah sampai Kaliwungu, ke Utara, Demak, ke Timur, Mranggen. Kotamadya Semarang ga begitu besar bukan? Meski saya tidak yakin ada atau tidaknya tapi mungkin sulit mencari praktisi b2w di kota Semarang yang harus mengayuh pedal sepedanya sejauh lebih dar 25 kilometer sekali jalan.


Beberapa tahun yang lalu saya bersepeda ke kantor yang terletak di Gombel, sekitar 9 - 10 kilometer. Berangkat dari rumah pukul 5 pagi -- kadang langit masih gelap, kadang sudah terang, tergantung musim/bulan apa -- saya sering bertemu dengan para pehobi olahraga, yang sedang bersepeda ke arah Gombel. Mereka pun menjuluki saya orang nekad, jika tidak dikatai gila, karena memilih bersepeda ke kantor. Mereka biasanya berdua, bertiga, atau lebih, saya sendirian.

"Kamu gila ya berangkat kerja jam segini, masih gelap, dengan naik sepeda, bawa backpack berisi laptop dan tas pannier berisi baju ganti. Kamu ga takut dirampok?" satu kali ada yang bertanya seperti itu. Alhamdulillah, dulu itu semuanya baik-baik saja. (Saya bersepeda ke tempat kerja di Gombel dari tahun 2010 sampai tahun 2015).

Sekarang saya ngantor di satu lokasi yang jaraknya hanya kurang lebih 2,5 kilometer dari rumah. Hanya kadang-kadang saja saya berangkat kerja di kantor yang terletak di Tembalang, atau di Jl. Wolter Monginsidi.

Mungkin memang dibutuhkan orang-orang gila yang mau peduli pada lingkungan dengan salah satu caranya : bersepeda ke tempat kita beraktifitas, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi semaksimal mungkin.

Salute untuk kawan-kawan pekerja bersepeda yang harus menempuh jarak puluhan kilometer setiap hari, demi Bumi yang akan ditinggali oleh anak cucu kita di kemudian hari.

LG 10.53 14-08-2019 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.