Cari Blog Ini

Selasa, 14 Juli 2020

Wiken di Solo setelah pandemi

Ternyata aku dolan ke Solo lagi pada hari Sabtu 11 Juli 2020; bahkan kali ini aku sempat menginap semalam di rumah Ranz.

 

 

Sabtu 11 Juli 2020

 


Seperti seminggu sebelumnya, aku naik Xtrans yang meninggalkan poolnya di Jalan Menteri Supeno pukul 09.00. Jika seminggu sebelumnya, hanya ada 4 penumpang, kali ini ada 10 penumpang; hampir penuh travelnya. 'Untung'nya di tiap baris, dua kursi dipisahkan dengan 'alley' sehingga dua penumpang tidak duduk berjejeran; jaga jarak tetap bisa kita praktekkan.


 


Kali ini aku turun di pool Xtrans di Jalan Radjiman Solo; karena Ranz masih berada di kantornya selama beberapa jam ke depan. Sambil menunggu Ranz bisa meninggalkan kantornya, aku mengayuh pedal Austin ke arah fly over Manahan; aku naik fly over meski kata seorang teman yang tinggal di Kerten sepeda tidak boleh naik fly over. Lha gimana, aku cari-cari gambar petunjuk tanda sepeda dicoret sebelum naik fly over, ga ada kok. :D

 



Setelah memotret Austin di bawah fly over, aku menyusuri jalan Sam Ratulangi di pinggir rel kereta api dari arah stasiun Purwosari menuju Kerten. Sesampai sana, aku bingung, jalan menuju stasiun Purwosari ditutup karena sedang ada pembangunan fly over, lol. Aku masuk satu gang yang ada tulisan 'PAJANG - LAWEYAN'. Masuk ke jalan itu, aku mendapati gedung Universitas Aisyiyah (kalau tidak salah) di sebelah kiri. Di 'ujung' bangunan universitas ini, ada jalan kecil ke arah kiri, aku mengikuti jalan itu; namun kemudian aku menemukan jalan buntu disebabkan pembangunan fly over itu. Meski naik sepeda, aku sebaiknya tidak mengganggu kesibukan para pekerja, ye kan. Lol. Akhirnya aku menyeberang rel di belakang universitas, dengan menggotong Austin. Nah, sesampai sini, aku sudah tahu jalan menuju rumah Ranz.

 



Dari sana, aku kembali ke daerah Penumping; Ranz setuju kuajak ketemuan di warung Timlo Sastro. Setelah aku menghabiskan satu porsi timlo lengkap, Ranz baru menyusulku. Setelah Ranz menyelesaikan makan siangnya, kita pulang ke rumah Ranz. Kondisi warung lumayan sepi, jadi jaga jarak disini sangat mungkin dipraktekkan.

 



Sorenya, setelah maghrib, kita berjalan kaki ke Wedangan Pak Basuki; aku sudah kangen teh nasgitelnya. Usai makan disini, kita berjalan kaki lagi, sampai mencapai jarak tempuh 3,5 km.

 

 

Minggu 12 Juli 2020

 


Karena sudah lama tidak mampir ke warung soto segeer Bu Hj. Fatimah di Jl. Bhayangkara Solo, aku mengajak Ranz sarapan disana. Hmm … menurut lidahku, kesegaran kuah sotonya memang tak terbantahkah, bagi mereka penyuka soto berkuah bening. Kondisi warung ramai, seperti sebelum pandemi; meski tidak sampai harus ngantri seperti dulu. Yang 'baru' adalah Austin dan Petir bukan dua-duanya sepeda di tempat parkir; ada beberapa sepeda lain yang juga diparkir disana.



 

Dari Jl. Bhayangkara Solo kita kembali mengayuh pedal sepeda ke arah Solo Baru; kita menuju Sukoharjo, untuk makan siang di rumah makan ayam goreng Mbah Karto - Tembel. Ranz sedikit komplain mengapa kita harus bersepeda 'jauh' hanya demi seporsi ayam goreng dan lalapannya kan ada rumah makan yang sama yang ada di Solo. Ya kujawab bukannya kita kangen sepedaan jauh? Lol. Yang istimewa dalam perjalanan kali ini kita berpapasan dengan banyak pesepeda dari arah Sukoharjo menuju Solo; sebagian dari mereka berombongan; kebanyakan naik sepeda yang masih nampak kinclong; sepeda-sepeda yang masih baru. Kita juga melihat 4 orang perempuan yang naik sepeda onthel (sepeda 'lawas') dimana keempat perempuan (yang telah nampak berusia senior) mengenakan kaos warna putih kembar dan topi model topi pemain tenis. Ranz yang jarang keluar sepedaan terheran-heran melihat banyaknya orang-orang yang bersepeda. Tahun lalu ketika bersepeda ke arah Sukoharjo, kita jarang berpapasan dengan pesepeda, tahun ini, orang-orang yang bersepeda itu, nyaris tanpa jeda! Tapi mereka nampak rapi kok, berbaris satu satu.



 


Sesampai RM Mbah Karto, ternyata di dalam juga sudah lumayan ramai. Kita kebagian duduk di teras, di atas tikar. Seperti biasa, aku memesan dada sedangkan Ranz paha. Untuk minum, aku pesan es teh, sedangkan Ranz pesan es jeruk.




 

Otw balik ke Solo, sesampai Solo Baru, aku mengajak Ranz mampir satu gerai restoran fastfood, aku pingin iced coffee. Setelah itu, baru kembali ke Laweyan.


 

Sore, aku kehabisan tiket travel Xtrans 😞 untunglah aku mendapatkan tiket travel Kencana. Jika tidak dalam kondisi pandemi dimana kita harus jaga jarak; armada travel Kencana enak tuh, namun kita tidak bisa jaga jarak. 😔 "untung" aku mendapatkan tempat duduk di belakang; dimana ada 4 kursi berjejer, namun hanya ada 2 orang yang duduk. Austin masuk ke dalam mobil, tidak di bagian bagasi. Seperti Xtrans, Kencana juga masuk tol jadi perjalanan tidak memakan waktu lama. Pukul tujuh malam aku sudah sampai rumah.

 


Kira-kira kapan ya aku bisa dolan keluar kota lagi? 😆


 

PT56 15.15 14-Juli-2020


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.