Cari Blog Ini

Rabu, 23 Mei 2012

JOGLO ATTACK 2012 episode 1


JOGLO ATTACK 2012

Prolog

Setelah berhasil mengadakan event JOGJA ATTACK (yang pertama) pada tanggal 5-6 Maret 2011, Jogja FoldingBike (JFB) kembali mengundang komunitas sepeda lipat seluruh Indonesia untuk berkumpul kembali di Jogja pada tanggal 17-18 Mei 2012. Event kali ini diberi tajuk “Jogja Attack 2” alias “JAMBORE SEPEDA WISATA 2012”. Kebetulan pada tanggal yang hampir bersamaan Komunitas sepeda lipat Solo Raya juga merayakan hari jadi yang ketiga pada tanggal 18-19. Maka, jika kedua event ini digabungkan, terbentuklah nama “JOGLO (Jogja dan Solo) ATTACK 2012.

KOMSELIS sebagai salah satu wadah yang merangkul pehobi gowes dengan menggunakan moda transportasi sepeda lipat tentu tidak ingin melewatkan kesempatan ini dengan begitu saja. Atas koordinasi yang solid antara Mas Tunggal, Dany Saputra, Yuniar Wahyu Gunawan, dan Tedjohns, beserta para partisipan, Komselis pun menjadi salah satu komunitas dimana jumlah partisipan yang hadir dalam event JOGLO ATTACK lumayan banyak, berkisar 30-35 orang, yang terbagi dalam dua event – Jogja Attack saja atau Solo Attack saja – atau gabung di kedua event tersebut.

JAMBORE SEPEDA WISATA 2012 – JOGJA

Kamis 17 Mei 2012

Pada hari Kamis tanggal 17 Mei 2012 terkumpullah para anggota Komselis yang akan ikut ‘menyerbu’ Joga di ‘mabes’ mulai pukul 05.30. Setelah masing-masing sarapan di warung yang tersedia di sekitar mabes, menaikkan sepeda lipat ke atas sebuah mobil pick up, Mas Tunggal memimpin doa, kita meninggalkan tempat sekitar pukul 07.00.

Perjalanan menuju Jogja lumayan lancar meski agak tersendat ketika akan menjemput dua partisipan di daerah Bawen, Iwan dan Iqbal. Sesampai di Jombor, kita melakukan koordinasi dengan pihak JFB yang memberi kita petunjuk untuk menuju Pondok Pesantren Darul Ulum, Banguntapan, Bantul. Sesampai di PP DU, kita disambut dengan makan siang yang memang kita tunggu-tunggu karena kelaparan. Kebetulan Luna dan Ranz telah sampai disana.

Dari PP DU, sebagian dari kita gowes ke Dinas Pariwisata Jogja yang terletak di jalan Malioboro, sebagian yang lain berangkat menuju kesana tetap dalam mobil.

Sampai di Diparta sekitar pukul 14.00. Ternyata halaman kantor Diparta sudah sangat ramai dipenuhi para peserta ‘funbike’ dari segala jenis komunitas sepeda yang ada (tidak hanya komunitas sepeda lipat). Hampir semua peserta telah mengenakan t-shirt yang disponsori oleh ‘dagadu’, sementara rombongan Komselis belum semuanya sampai di tempat. Rombongan ID FB (komunitas sepeda lipat Jakarta) pun masih dalam perjalanan menuju Jogja dikarenakan macet di tengah jalan. Akhirnya kita memutuskan untuk tidak mengikuti para peserta funbike yang telah dilepas oleh panitia menuju Candi Prambanan. Komselis akan menyusul kesana bersama-sama. Untuk ini tentu JFB menyediakan beberapa marshal yang akan membawa kita ke Candi Prambanan. Dan, dikarenakan datang terlambat, anggota Komselis semua mendapatkan t-shirt ukuran XL. :)


Kurang lebih pukul 15.00 rombongan Komselis menyusul gowes ke Candi Prambanan. Marshal yang mengayuh pedal dengan lumayan cepat, ditambah ban sepeda Cipluk sempat bocor, rombongan pun sempat terbagi menjadi dua. Terjadi saling menunggu, namun akhirnya kita bersatu lagi.

Rute yang dipilih oleh JFB lumayan menantang dan menarik karena menyediakan pemandangan yang sangat sejuk di mata – persawahan, pedesaan, dan pegunungan di kejauhan – meski tentu jumlah kilometernya semakin panjang dibandingkan jika kita lewat jalan raya. Kurang lebih sekitar 5 kilometer sebelum sampai Candi Prambanan, kita bertemu dengan rombongan IDFB yang oleh marshal dipilihkan rute yang lebih pendek – melewati jalan raya – agar tidak terlalu ketinggalan di belakang.

Rombongan Komselis dan IDFB sampai di Candi Prambanan menjelang pukul 17.00. total perjalanan dari Diparta ke Candi Prambanan kurang lebih 25 kilometer. Disana kita disambut oleh pengumuman door prize untuk para peserta funbike dan nasi kotak yang lumayan lezat. Usai pembagian door prize, para peserta funbike meninggalkan venue, sedangkan para peserta JOGJA ATTACK 2 – anggota komunitas sepeda lipat dari beberapa kota di Indonesia – tetap tinggal di tempat. JFB sebagai panitia menyediakan tenda-tenda untuk kita menginap. Untuk kebutuhan air untuk mandi dll, di kawasan Candi Prambanan tersedia toilet yang lumayan cukup memadai. Meskipun begitu, sebagian rombongan (misalnya anggota komunitas ‘bikeberry’ dari Surabaya) menginap di hotel.


Acara malam dimulai dengan makan malam prasmanan yang lezat sekitar jam 19.00. Acara berikutnya, apel pembukaan acara JOGJA ATTACK 2. Para peserta berbaris rapi bersama ‘kontingen’ masing-masing. Kemudian kita menyanyikan lagu INDONESIA RAYA dengan penuh khidmat. (sudah berapa lama kita tidak menyanyikan lagu kebangsaan ini? J ) Memang terkesan sangat nasionalis kita menyanyikan lagu besutan WR Supratman ini di halaman camping ground Candi Prambanan, salah satu tujuan wisata kebanggan bangsa (khususnya kebanggaan warga kota Jogja).

Setelah saling memperkenalkan komunitas masing-masing dan jumlah anggota yang hadir – karena berhubungan dengan berapa jumlah ‘velbed’ yang harus disediakan panitia – acara selanjutnya adalah night ride di kawasan sekitar Candi Prambanan.

Usai night ride, panitia menyediakan api unggun dan hiburan musik. Komselis ikut meramaikan suasana malam ketika Dimas – peserta termuda Komselis – ikut menyanyi dan seorang lagi yang ikut ngibing. :-D

Menjelang tengah malam, acara usai. Semua peserta diminta untuk segera masuk ke tenda masing-masing untuk beristirahat.

Jumat 18 Mei 2012

Sekitar pukul 05.00 panitia sudah mulai membangunkan peserta untuk segera bersiap-siap, mandi, dll. Untuk mengganjal perut, panitia menyediakan arem-arem yang lumayan mengenyangkan dan enak plus teh panas yang yummy.

Pukul 06.00 panitia membuka acara di hari kedua. Acara pertama adalah senam erobik bersama instruktur yang khusus diundang untuk memimpin. Sayangnya sebagian besar peserta nampaknya masih lebih memilih melanjutkan tidur dari pada ikut erobik. Meskipun begitu tidak mengurangi semangat mereka yang ikut senam dan juga instrukturnya.

Usai erobik sekitar 40 menit, kita diberi waktu sekitar setengah jam sebelum mulai gowes bersama – menyusuri candi-candi di sekitar kawasan Candi Prambanan dengan tujuan utama Candi Ratu Boko.


Kurang lebih pukul 08.00 – setelah rombongan Surabaya dan beberapa komunitas lain yang menginap di hotel tiba di venue – kita mulai gowes menyusuri candi-candi. Marshal memberi kita petunjuk di titik-titik mana kita bisa berfoto dimana latar belakangnya sangat indah. Beberapa candi yang ada di kawasan Candi Prambanan yang kita lewati misalnya Candi Bubrah (seperti namanya, Candi ini memang sudah ‘bubrah’ alias berantakan L), Candi Sewu, Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul, dan Candi Sujiwan. Setelah lewat Candi Sujiwan, kita keluar area Candi Prambanan menuju Candi Ratu Boko.


Menjelang sampai daerah Candi Ratu Boko pemandangan semakin indah dan rute pun semakin menantang: tanjakan! :) Tanjakan yang semula halus akhirnya sampai juga ke tanjakan terjal yang membuat kebanyakan dari peserta akhirnya memilih ttb. (Percayalah, ttb adalah penyakit yang menular dengan sangat cepat! Begitu ada satu dua orang ttb, yang lain akan langsung ikut melakukan hal yang sama!) Dua peserta Komselis yang LOLOS tanpa ttb adalah Ranz dan Tuhu! Dua jempol buat Ranz (maklum, dia naik Shaun, seli da bike – nya yang terbuat dari besi plus roda hanya 16 inchi), dan empat jempol buat Tuhu dikarenakan ukuran tubuhnya yang aduhai. Dua tanjakan terakhir sebelum sampai kawasan Candi Ratu Boko ini sama terjalnya dengan dua tanjakan terakhir menuju Nglimut, namun tanjakan di Candi Ratu Boko ini jauh lebih pendek. Tanjakan terakhir menuju Nglimut ini jelas tak terkalahkan ‘killing’nya. :)

Sesampai di halaman kawasan wisata Candi Ratu Boko, peserta diberi kebebasan untuk masuk ke kawasan wisata (membeli tiket masuk sendiri Rp. 26.000,00 per orang) atau hanya menunggu di luar saja. Imam JFB memberitahu bahwa tiket masuk Rp. 26.000,00 itu sebenarnya merupakan tiket terusan Candi Prambanan + Candi Ratu Boko, dimana wisatawan diantar naik ‘shuttle service’ berupa mobil/bus mini dari Candi Prambanan ke Candi Ratu Boko kemudian kembali lagi ke Prambanan.


Kembali gowes ke Candi Prambanan sekitar pukul 10.50 rombongan meninggalkan Candi Ratu Boko, langsung menuju Candi Prambanan. Berangkat kita menempuh jarak 11.4 kilometer, kembali kita menempuh jarak kurang lebih 6 kilometer.
Sampai di Candi Prambanan acara bebas. Kita disediakan nasi kotak untuk makan siang. Masing-masing peserta berkutat dengan komunitasnya.

Dikarenakan hari itu adalah hari Jumat, sebagian pun bergegas menuju masjid yang terletak tak jauh dari kawasan Candi Prambanan untuk shalat Jumat. Usai shalat Jumat, sebagian anggota Komselis gowes ke Jombor untuk pulang ke Semarang. (Kebetulan yang berangkat ke Jogja membawa mobil sendiri sudah pulang terlebih dahulu malam sebelumnya, tidak ikut acara hari Jumat.) Sebagian menunggu jemputan mobil yang disediakan oleh Om Desi dari Komunitas Seli Solo Raya yang akan membawa sepeda ke Solo, lima orang – Tuhu, Holic, Dimas, Ranz, dan aku sendiri – memutuskan gowes ke Solo.


Kita berlima meninggalkan Candi Prambanan pukul 13.10. Matahari bersinar dengan terik. Untunglah kita menuju ke Timur, membelakangi cahaya matahari sehingga tidak harus ‘berhadapan’ dengan sinarnya. Dalam perjalanan kita pun bertemu dengan beberapa rombongan dari Komunitas IDFB maupun Sel-b (Bandung) yang juga gowes ke Solo.

Dimas sempat keteteran dalam perjalanan namun dia tetap semangat terus gowes. Setelah kita belok ke arah Pakis – tak lagi gowes di jalan raya – kita mulai mengurangi kecepatan, mengimbangi Dimas. Meski ruas jalan praktis lebih menyempit, ‘pressure’ dari kendaraan lain yang lewat tidak sebesar ketika kita gowes di jalan raya.


Memasuki Solo dari arah Selatan – Sukoharjo – kita sampai di stasiun Purwosari sekitar pukul 16.30. Jarak yang kita tempuh dari Candi Prambanan sampai Purwosari kurang lebih 49 kilometer. Setelah Dimas melakukan komunikasi dengan Dany dan Tedjohns, kita melanjutkan gowes ke arah Serengan, tempat tinggal Tedjohns dimana Komselis akan menginap. Kita berlima sempat mampir sejenak di sebuah warung es degan di dekat bunderan Baron, dimana Dany dan Tedjohns menjemput kita.

Sampai di kediaman Tedjohns menjelang maghrib. Kita mandi, membersihkan sekaligus menyegarkan tubuh dan istirahat sejenak.

Belum sampai pukul 19.00 rombongan Komselis telah sampai di air mancur Manahan, meeting point untuk NR bersama komunitas sepeda lipat dari kota-kota yang lain. Disini IDFB membagi-bagikan jersey untuk semua peserta, untuk kemudian dipakai bersama sehingga ketika NR semua partisipan mengenakan jersey yang sama. NR rencana menempuh jarak kurang lebih 10 kilometer dan berhenti di pasar malam Ngarsopuro untuk kulineran.

Sampai disini, laporan terpaksa kuhentikan karena aku dan Ranz tidak ikut NR.

To be continued.



















































































1 komentar:

  1. Mantap laporannya. Apa setiap sepedahannya ada laporannya ya.. belum bisa seperti ini disiplin nulisnya. Teruskan ya nte... biar semua tahu keindahan Indonesia dari kayuhan sepeda :)

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.