WEEKEND WITH CIPLUK
Sudah lumayan lama
Cipluk – rekan gowes dari Kudus – tidak berkunjung ke Semarang. (Padahal
duluuuuu sering lho. J ) Kebetulan
hari Sabtu 14 September 2013 Cipluk ke Semarang, maka malam minggu itu aku dan
Ranz menemaninya NR alias night ride (dan kita ditemani Asrul, sang b2wer
militan). Di hari Minggu pagi 15 September 2013 kita gomingpai alias gowes
minggu pagi ditemani si mungil Tami yang juga sudah cukup lama ga gowes bareng
aku dan Ranz.
Gowes Malam
|
di depan kantorku :) |
|
gedung di samping Tay Kak Sie |
|
tampilan di malam hari bertabur cahaya :) |
Kita mulai bernite
ria setelah aku usai menjalankan salah satu tugas negara – turut serta
mencerdaskan generasi penerus bangsa – di Jalan Imam Bonjol 180. Dari Jalan Imam
Bonjol kita gowes ke arah Jalan Pemuda, sampai di traffic light dekat A**
H**dw***, kita belok kanan ke Jalan Gajahmada. Di perempatan pertama dari situ,
kita belok ke arah kiri Jalan Kranggan. Tak jauh dari situ kita sampai ke
gerbang selamat datang di kawasan Pecinan Semarang. Kita tidak berhenti untuk
berfoto-ria di gerbang tersebut, kita langsung masuk ke Gang Warung – tempat
dilaksanakannya pesta kulineran tiap wiken di Semarang. Waktu itu ada beberapa
‘stall’ yang sudah buka, namun banyak juga yang pedagangnya baru memasang
tenda, menata meja dan kursi, dll. Warung Semawis masih sepi pengunjung. Kita
langsung sampai ujung Gang Warung, kemudian belok kiri, untuk kemudian setelah
melewati jembatan Sungai Koping (konon dulu namanya Khauw Ping) kita belok kiri
lagi, untuk menuju Kelenteng Tay Kak Sie.
Berbeda dengan dua
minggu lalu waktu aku dan Ranz berkunjung kesini – saat itu sedang ada
persiapan upacara King Hoo Ping – malam minggu kemarin suasana cukup lengang. Acara
tunggal tentu adalah bernarsis-ria di depan kamera dengan Ranz sebagai
fotografer kita. J
|
patung Laksamana Cheng Ho dengan Tay Kak Sie |
|
unjuk narsis di depan Tay Kak Sie :) |
Setelah cukup puas,
kita melanjutkan gowes ke arah Gereja Blenduk. Sesampai di Jalan Jendral
Suprapto, kita belok kanan (melawan arah traffic J) di Jalan Cendrawasih. Tujuan kita kali ini adalah Gedung
Marabunta, yang dulu merupakan gedung pertunjukan seni.
Gedung Marabunta
dibangun sekitar abad ke-19 dan konon pernah dipakai tempat pertunjukan seorang
mata-mata perempuan yang terkenal: Matahari. Satu ciri utama gedung ini adalah
dua patung semut raksasa di atas gedung. Sayang kita kesana di malam hari
sehingga patung semut raksasa itu tak terlihat dengan jelas di foto. J
|
Gedung Marabunta 1 |
|
Gedung Marabunta 2 |
Dari Gedung
Marabunta, kita gowes kembali ke arah Jalan Pemuda. Tujuan kita kali ini:
angkringan di seberang gedung Bappeda! Semenjak night ride Earth Hour di bulan
Maret yang lalu, angkringan ini menjadi salah satu tempat nongkrong favorit
kita. J
Usai ‘ngangkring’
kita pulang.
Gomingpai
Kali ini Asrul tidak
ikut karena dia harus masuk kerja. Tami yang malam sebelumnya tidak bisa ikut
NR, bergabung dengan kita gowes pagi ini. Sempat bingung mau mengajak Cipluk
gowes kemana, akhirnya kita ke Vihara Tanah Putih Semarang. Untuk rute kita
memilih Jalan S. Parman, kemudian menanjak di Rinjani – tanjakannya super
‘friendly’ – sampai di pertigaan AKPOL, kita belok kiri ke Jalan
Sisingamangaraja. Sampai ujung Jalan Sisingamangaraja, kita belok kiri, Jalan
Wahidin.
|
di gang dimana kos Ranz terletak |
|
di Jalan Rinjani, bertemu dengan Om Tatang |
|
Cipluk our bikepacker this time :) |
Vihara Tanah Putih
memang terletak di sebuah tempat yang ‘agak tidak enak’ dicapai karena
tanjakannya lumayan curam, plus belokan jadi waktu kita menyeberang jalan, kita
harus sangat hati-hati. Sayangnya sesampai di vihara, oleh seorang petugas
keamanan kita tidak diijinkan masuk karena sedang ada sembahyangan. Kita cukup
merasa ‘puas’ berfoto ria di gerbang masuk vihara, untuk kemudian melanjutkan
gowes.
|
di gerbang masuk Vihara Tanah Putih |
|
di seberang vihara :) |
Dari Tanah Putih,
kita menuju Jalan Sriwijaya, kemudian lanjut ke Jalan Veteran, kembali bertemu
pertigaan RS Dr. Kariadi, belok kiri ke arah Jalan Kaligarang. Usai menyeberang
traffic light dekat jembatan Banjirkanal, kita terus melaju ke arah Gedung Batu
Sam Po Kong: lokasi bernarsis ria selanjutnya. J
|
di gerbang masuk Gedung Batu Sam Po Kong |
|
narsis mulu daahhh ceritanya :) |
|
piye jal ceritane ki? :D |
|
narsis jalan terus |
|
narsis terus jalan :D |
Dari Sam Po Kong –
yang dulu cukup dikenal dengan sebutan ‘Gedung Batu’ saja – kita gowes ke arah
Puspowarno; hal ini berarti kita menanjak ‘gundukan’ Pamularsih dari arah
Gedung Batu, kemudian belok kanan. Untuk sarapan ringan kita pagi itu kita
mampir ke sebuah kios yang berjualan bubur kacang hijau dan ketan hitam.
|
gek ngopo jal? :P |
|
it is in Hong Kong! :) |
|
dengan patung Laksamana Cheng Ho sebagai latar belakang :) |
Usai sarapan kita
gowes ke arah Pusponjolo, melewati Jalan Pusponjolo Selatan untuk menuju taman Banjirkanal
Barat di samping jembatan yang menghubungkan kawasan Pusponjolo dengan Lemah
Gempal. Meski belum ada jam sepuluh namun waktu itu matahari bersinar dengan
sangat terik, mengurangi hasrat untuk berlama-lama narsis. LOL.
|
obrolan yang serius nih :) |
|
Cipluk in action |
|
me in action :) |
Dari Taman Banjirkanal
itu, aku pamit pulang, ‘ritual’ Mingguan telah menungguku. Sementara itu,
Cipluk sempat beristirahat sejenak di kos Ranz selama beberapa saat untuk
kemudian melanjutkan gowesnya : pulang ke Kudus!
GG 12.21 180913
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.