Cari Blog Ini

Jumat, 13 Desember 2013

Unforgettable B2W 14 Desember 2013 : Rantai sepeda putus!

Entah apa yang ada di benak dan hatiku tatkala hasrat untuk berbike-to-work begitu menggebu pada hari Sabtu 14 Desember 2013 padahal di minggu kedua bulan Desember ini aku sudah melakukannya tiga kali: hari Senin, Rabu dan Jumat. Karena seusai mengerjakan urusan dapur pukul 05.20, aku begitu "sakau" untuk bersepeda lagi, maka kupersiapkan lah barang-barang yang kubutuhkan : baju ganti, peralatan mandi (NOTE: hari Sabtu aku tidak berangkat ke kantorku di Permata Bangsa International School yang berlokasi di Gombel Golf course, melainkan ke Tembalang, maka aku harus membawa peralatan mandi) dan sarapan seadanya.)

Pagi nan cerah membuat aku kian semangat mengayuh pedal Orenj. Well, mungkin aku sedang jatuh cinta (lagi) kepada Orenj sehingga seminggu ini dia terus yang kupilih untuk mengantarku bersepeda ke kantor. (Austin duduk manis di garasi rumah. :) ) Kutinggalkan rumah sekitar jam 05.35. LBPP LIA (tempatku berbagi ilmu ke anak-anak generasi penerus) terletak di Jalan Ngesrep Tembalang, maka jalur yang kujalani sama dengan jalur ketika aku berb2w ke PBIS, kecuali selepas Pasar Jatingaleh, aku tidak perlu menyeberang untuk menapaki Jalan Gombel Lama, melainkan tetap di jalur kiri untuk terus menanjak Jalan Gombel (baru).

rantai putus! foto kujepret di seberang kampus Don Bosco

dengan rantai putus, kuabadikan Orenj di seberang gedung lama PBIS

Namun ternyata segalanya tidak berjalan semulus harapanku. :( Setelah melewati Jalan S. Parman, kemudian masuk Jalan Sultan Agung, jelang tanjakan dimana ada sekolah Don Bosco di sebelah kiri, mendadak rantai sepeda putus setelah aku memindah gear depan dari dua ke satu (gear belakang masih di posisi tujuh). Ada beberapa laki-laki yang sedang duduk-duduk di ujung Gang Lompobatang melihatku, salah satu dari mereka nyeletuk, "Ya ... rantainya putus Mbak!"

Kulihat sports tracker untuk ngecek sudah pada kilometer berapa: 6,9! Jarak rumah ke LBPP LIA Tembalang kurang lebih 12 kilometer. Hahhhh ... bingung lah aku: aku lebih baik menuntun balik Orenj, berarti trek mostly menurun, yang berarti aku harus menempuh jarak 6,9 kiometer lagi. Atau melanjutkan perjalanan, yang berarti menuntun Orenj menapaki tanjakan sejauh kurang lebih 5 kilometer. Hhhhhh ...

"Kalau boleh saya sarankan, mending Mbak lanjut perjalanan aja terus. Di bawah jembatan penyeberangan pasar Jatingaleh ada tukang tambal ban yang buka 24 jam. Tukang tambal ban biasanya punya peralatan yang bisa dipakai untuk menyambung rantai lagi," kata salah satu dari laki-laki itu.

I considered it a nice idea. Maka kuputuskan untuk melanjutkan perjalanan, tentu dengan menuntun Orenj.

Tukang tambal ban di bawah jembatan penyeberangan pasar Jatingaleh ternyata tutup. (Ha ha ... padahal aku sudah memperkirakan hal ini. Beberapa bulan lalu aku mengalami ban bocor di sekitar itu, dan tambal ban disitu tutup, sekitar pukul 06.50). Namun kulihat tambal ban yang ada di jalan masuk pasar sudah standby, maka aku menuntun Orenj menyeberang jalan. And ... you can guess, si Bapak langsung dengan halus menolak, "Mboten saged Mbak," katanya.

Orenj mejeng dengan latar belakang tugu Taman Tabanas

mejeng di tempat yang sama dengan bulan Maret 2013 lalu

Baiklaaahhh!!! Aku tetap semangat melanjutkan menuntun Orenj menapaki tanjakan Gombel!!! YAY! :)

(Keinginan nanjak Gombel naik Orenj (lagi) belum terkabul. Hhhhh ... Karena ternyata aku HARUS menuntunnya. hohohoho ...)

Lepas tanjakan Gombel, di jalan sebelah kanan melihat sebuah toko jualan oli dengan 'geber' bertuliskan "GANTI OLI DAN SERVICE". Nah, I tried my luck! Kutuntun Orenj menyeberang jalan menuju toko tersebut. Namuuuun, ternyata si pegawai menolak dengan alasan tidak bisa. Orang itu kemudian menunjuk tambal ban yang terletak tak jauh dari situ. Akhirnya aku ke situ. Si Bapak yang sedang duduk-duduk di depan warung (NOTE: warung makan itu dikelola istrinya, sedang si Bapak membuka usaha tambal ban.) langsung menerimaku dengan hangat, meski ragu-ragu, "Saya coba dulu ya Mbak?"

Sekitar 10 menit kemudian kulihat beliau telah berhasil menyambung rantai. (Aku sudah legaaaa!) Namun ternyata setelah kucoba menaiki Orenj, rantainya langsung lepas! Ga putus lagi sih, tapi lepas. Yaaa ... :( Karena khawatir terlambat sampai di kantor, akhirnya kuputuskan untuk kembali menuntun Orenj. Pablebuat? :( :(

si Bapak mencoba menyambung rantai Orenj

sampaiiiiii!!!!!! 

Pukul 07.45 akhirnya aku sampai kantor. Hah! Aku cuma punya waktu 15 menit untuk mandi dan ganti baju. (Lhah, kapan sarapannya? huuuuuuuu...) Pokoknya lega dulu lah. Nanti usai ngajar pukul 12.00, aku akan menuntunnya lagi ke Bjo's Pit, bengkel sepeda milik Om AB, ketua Komunitas B2W Semarang saat ini.

What an unforgettable experience!!!

Tembalang 11.28 14/12/2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.