Cari Blog Ini

Rabu, 25 November 2020

Penginapan

 

hotel Patria Blitar


Sekitar 6 tahun yang lalu saat dolan Blitar, aku mengunggah foto hotel tempat aku dan Ranz menginap. Ketika melihat penampakan hotel ini, seseorang komen, "Kalau hotelnya mewah seperti ini namanya bukan 'bikepacking' dong tant, tapi bike-traveling."

 

Well, aku lupa awal mula bagaimana aku dan Ranz menyebut kegiatan kita dolan antar kota dengan istilah 'bikepacking'. Tapi mungkin karena sejak kecil aku terpesona pada kisah-kisah para backpacker (yang dalam perjalanannya sering hitchhiking, dan bukan naik bus/kereta api), jadi karena kita bepergian dari satu kota ke kota lain dengan naik sepeda, ya kita sebut kegiatan kita 'bikepacking'. Bahwa kemudian seseorang yang sudah mumpuni bersepeda antar negara dan antar benua memberi definisi "bisa disebut bikepacking jika jarak yang ditempuh minimal 500 kilometer", dan tidak boleh menginap di hotel, ya silakan saja, aku dan Ranz tidak peduli pada 'syarat-syarat' seperti itu.

 

Sejak pertama kali aku dan Ranz dolan naik sepeda antar kota tahun 2011, kita tidak pernah menginap 'hanya' di pom bensin, atau masjid, atau kantor polisi. Selain karena kita berdua sama-sama perempuan (tentu menginap di hotel jauh lebih aman ketimbang hanya di pom bensin, misalnya) kita juga butuh tempat tidur yang nyaman agar keesokan hari bisa melanjutkan perjalanan dengan bugar. Di tahun 2013 waktu bersepeda ke Pantai Klayar, Ranz membawa tenda, berencana kita akan camping di pinggir pantai. Hal ini gagal karena Ranz jatuh sakit dalam perjalanan. Bahkan kita gagal mencapai Pacitan dalam waktu satu hari, kita terpaksa menginap di Baturetno semalam. Tatkala sampai di Pantai Klayar dan mendapati ada penginapan tak jauh dari pantai, ya mending menginap di penginapan lah, dan tidak jadi mendirikan tenda.

 

Waktu ikut Tour de Pangandaran tahun 2016, kita berencana mendirikan tenda di pinggir pantai Pangandaran, eh, tendanya ketinggalan di bus yang kita naiki dari Solo ke Tasikmalaya, lol.

 

Tapi, yang pasti, so far, selama 9 tahun ini, kita berdua selalu fully self-supported saat dolan naik sepeda antar kota/antar propinsi. Sebelum berangkat kita hitung seluruh kebutuhan untuk penginapan, makan, jajan air mineral, dan masuk destinasi wisata (kita selalu usahakan mampir satu destinasi wisata jika kita temui di jalan yang kita lewati). Sekarang dengan adanya chain hotel ala R*d D**rz, kita bisa mendapatkan hotel murah dengan fasilitas yang lumayan, dibandingkan di awal-awal kita dolan dulu. Kita bukan tipe pengembara yang mengandalkan 'kebaik hatian' orang yang menraktir kita, hohoho. (Adalah satu rezeki yang luar biasa ketika kita dolan di Lombok dan ditraktir 2 kawan fesbuk yang tinggal disana di tahun 2015. mungkin ini merupakan satu hiburan setelah Ranz kehilangan kamera saat kita bersepeda di Bali ya.)

 

PT56 09.17 25/11/2020

 

Dolan Blitar hari pertama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.