Cari Blog Ini

Selasa, 30 Maret 2021

Libur Isra Miraj: Dolan Jogja lagi! Day 1

 

fly over Purwosari di malam hari

Pandemi membuat Ranz enggan kuajak pergi jauh2 dari Solo, meski sebenarnya kepengen. Pablebuat? Tahun 2020, kita berdua sempat dolan ke Candi Cetho dan Candi Sukuh (naik motor berempat dengan Angie anakku dan satu sobatnya.) di awal bulan Agustus 2020. itu saja butuh strategi khusus untuk merayunya, dia rada ga percaya dengan higienitas penginapan yang kita inapi, itu alasannya waktu itu, plus jika di jalan terpaksa 'terbentur' kerumunan.

 

Bulan Agustus 2020 kita bersepeda ke Wonogiri, pp. padahal kita sudah bawa baju jika kita 'terpaksa' menginap. Bulan Oktober 2020 akhirnya Ranz setuju kuajak bersepeda ke Jogja dan menginap disana 2 malam. Bulan Desember 2020 kita bersepeda mengikuti event ulang tahun UGM, almamaterku, Ranz justru yang mengajak bersepeda ke Jogja, ga hanya keliling Solo untuk mengejar jarak tempuh 71 km.

 

Setelah aku anteng di rumah saja di bulan Januari - Februari 2021, tidak pergi kemana-mana, akhirnya di long weekend minggu kedua Maret (11 Maret hari Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW), aku ke Solo, dan mengajak Ranz untuk mau skip hari kerjanya di hari Sabtu untuk dolan ke Jogja.

 

Hari Kamis 11 Maret 2021 aku berencana berangkat dari Semarang naik travel pukul 09.00, tanpa beli tiket terlebih dahulu, gambling banget di saat long wiken. Ternyata benar, di satu travel 'langganan' aku mendapat info yang tidak menggembirakan: baru ada seat buatku ke Solo jam 14.00. duuuh, lama amat nunggunya, lol. Kemudian aku pindah ke travel yang terletak di Jl. Menteri Supeno. To my disappointment, ternyata sesampai sana, bangunan itu ada tulisan DISEWAKAN. :( memang travel ini sudah tidak melayani perjalanan Semarang - Solo sejak awal November 2020. rencana mau buka jalur itu lagi awal 2021. ternyata o ternyata, malah pailit. Hiksss …

 

Kemudian aku pindah ke travel yang terletak tak jauh dari kampus Undip lawas. Ada seat buatku di jam 11.00. well, lumayan lah ketimbang harus nunggu sampai jam 2 siang, which is jaraknya 3 jam sendiri dari jam 11.00 kan.

 

Jam 11 sudah berlalu, tapi belum ada tanda2 penumpang dipanggil untuk masuk kendaraan. :( not on time, eh? :(  ketika kita dipanggil untuk naik kendaraan 18 menit setelah jam 11.00, dengan semangat '45 aku menggotong Austin untuk kumasukkan travel (travel ini memang bagasinya mepet banget. Hiks :() tapi aku diminta naik dulu dan menempati tempat dudukku. Setelah semua penumpang masuk, aku dipanggil dibilangin bahwa Austin tidak bisa masuk kedalam kendaraan karena ga ada space di bagasi. Hhh … kesabaranku diuji ini. Katanya Austin mau diikutkan pemberangkatan jam 12.00. aku turun lah, ogah dong terpisah dari Austin. Cieee …

 

Tapi dibilangi bahwa travel yang berangkat jam 12.00 juga penuh penumpang, jika aku pindah jam 12.00 aku ga bisa. Akhirnya aku ngeyel minta Austin dimasukkan ke dalam kendaraan, dicoba dulu cukup ga. Dan … voila! Cukup kok! Alhamdulillaaaah.

 

Di tengah perjalanan, hujan turun deras sekali. Sampai keluar dari tol di area Colomadu, hujan masih turun. Untung sesampai pool, hujan sedikit mereda, masih gerimis sih, tapi lumayan lah, aku ga perlu pakai mantel untuk mengayuh pedal Austin menuju rumah Ranz. Untunglah, rumah Ranz terletak tidak jauh dari pool travel.

 

Malamnya, as usual, aku minta diajak ke Wedangan Pak Basuki untuk ngeteh. Setelah ngeteh, Ranz mengajakku ke fly over Purwosari, untuk hunting foto.

 

Jumat 12 Maret 2021

 

Ranz bangun untuk memulai ritual pagi sekitar pukul 05.15. sekitar 30 menit kemudian, aku gantian mandi dan siap2. kita meninggalkan rumah Ranz di kawasan Laweyan sekitar pukul 06.30. sebelum pukul 07.00 kita sampai di daerah Gentan dimana Ranz menawariku sarapan. Aku memilih satu warung sederhana di pinggir jalan karena kulihat ada menu 'timlo' yang ditawarkan. Selain sarapan timlo tanpa nasi, aku juga ngemil wajik coklat dan sosis Solo. Setelah itu kita melanjutkan perjalanan.

 



 

 

Perjalanan cukup lancar, tidak terganggu Ranz yang merasa ga enak badan, seperti bulan Desember 2020 lalu. Kadang mendung, kadang panas sekali. Melewati area Prambanan, kita berhenti di warung dawet Ngudi Roso yang terkenal itu.

 

Memasuki area Jl. Laksda Adi Sucipto Jogja, aku memperhatikan beberapa lokasi yang nampaknya dipakai untuk test antigen/rapid swab. Kita sempat keder juga loh, jika kita 'terciduk' sebagai pendatang memasuki Jogja dan harus test antigen terlebih dahulu. Untunglah kita bisa melenggang dengan nyaman.

 

Jika biasanya aku mengajak Ranz belok ke Jl. Affandi a.k.a Jl Gejayan / Mrican, kali ini kita terus masuk Jl. Urip Sumoharjo, dan baru belok ke Jl. Professor Yohanes. Aku sempat melihat toko buku SOCIAL AGENCY, yang dulu sempat menjadi satu pilihan jika aku berburu buku. Hmmm … it still exists. Alhamdulillah. Kita mampir di satu rumah makan yang menawarkan menu ayam bakar Taliwang: Ranz melihatnya di IG.

 


 

 

Usai maksi, kita melanjutkan perjalanan ke 'bunderan' UGM, Ranz memberiku kesempatan untuk foto disana. Dari situ, kita ngegrab ke hotel tempat kita menginap, Java Village Resort yang terletak di Jl. Taman Griya Asri, tak jauh dari perempatan Jl. Gito Gati. Mengapa ngegrab? Ranz ogah ngepit sambil nyari2 lokasi hotel, lol. Dan aku sudah kadung janji mengiyakan ajakannya ngegrab dari area bunderan UGM.

 

Kita sampai di hotel pukul 14.20. syukurlah, sudah jam check-in. (FYI, aku memilih hotel ini random saja, setelah gagal mau booking di D'Kaliurang Resort maupun Omah Pakem.) setelah check in di kamar no 125, kita jalan2 mengitari area resort, mencari dimana kolam renangnya berada, lol. Aku sudah kangen banget berenang!

 



 

 

Sore itu aku berenang kurang lebih satu jam. Ranz duduk-duduk di pinggir kolam menungguiku berenang. Dia belum bisa berenang. Hohoho …

 

Malamnya, kita berencana untuk keluar mencari makan malam sekitar pukul 19.00. eh, ternyata hujan turun. Hhh … ya sudah. Akhirnya kita makan di resto hotel saja. Hahahah …

 



 

 

Usai makmal dan hujan mereda, kita keluar sebentar untuk membeli air mineral dan sedikit cemilan.

 

Btw, ada berita menyedihkan kuterima hari Jumat ini: seorang kawan di grup alumni -- Kagama Virtual -- meninggal setelah hampir satu minggu dirawat di RS karena covid 19. usia beliau -- Ki Sumardiono Brotosumarto -- memang sudah 'cukup' sih, hampir 69 tahun. Well, meski jika berbincang tentang usia dan kematian, siapa yang bisa menebak? Masih banyak orang yang tetap survive setelah terkena covid 19 meski mereka berusia di atas 80 tahun. :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.