Cari Blog Ini

Senin, 06 Juni 2022

Series of 'unfortunate' events: Jogja Day 2

 


 

Sabtu 28 Mei 2022

 

Pagi ini kami memutuskan untuk santai saja: cukup bersepeda ke arah Malioboro dan foto-foto di spot yang disediakan pemerintah di area Teras Malioboro 1, seberang Pasar Beringharjo. Sudah banyak kawan sepeda di medsos yang foto-foto di daerah situ. Namun sejak pandemi, aku dan Ranz ga pernah dolan ke Malioboro ketika kami berdua bersepeda ke Jogja. Mentok hanya bernostalgia (buatku) di kawasan Jalan Kaliurang. Baru bulan Desember 2021, kami berdua -- plus Angie dan Fitri -- dolan ke arah Kulon Progo.

 

So? This is our chance!

 

Seperti yang sudah kuduga, tentu spot foto dengan tulisan yang diambil dari puisi Joko Pinurbo itu bakal dipenuhi pengunjung yang ingin foto-foto. Apalagi ini long weekend, dimana aku banyak melihat rombongan bus-bus pariwisata melintasi jalan-jalan di Jogja. Tapi, untunglah tidak sepenuh antrian orang-orang yang ingin berfoto di Pura Lempuyang Bali yang konon orang harus antri berjam-jam demi 3 kali jepretan doang! Hahahaha …

 

Kami juga memutuskan untuk sarapan disitu. Aku memilih satu porsi nasi pecel dan segelas teh nasgitel, Ranz 'Cuma' ngemil sate telur puyuh, sate hati, dan 1 mendoan. Dia memilih ai rmineral untuk minum. Well, akhir-akhir ini Ranz benar-benar mencoba hidup sehat, lol, tidak minum es teh maupun es lain.

 



 

 

Satu 'accident' terjadi ketika Ranz ke toilet. Awalnya dia ragu-ragu masuk ke toilet setelah dia lihat, itu bukan beneran 'toilet' karena ada tulisan 'hanya untuk BAK, bukan BAB'. Tapi karena dia sudah telanjur kebelet, aku merayunya untuk ke toilet yang tersedia disitu, dan ga perlu repot-repot nyari toilet lain. Aku tidak menemaninya ke toilet, aku menunggu sambil menjaga Petir dan Austin dekat spot foto.

 

Tidak lama kemudian, Ranz berjalan terburu-buru ke arahku, wajahnya nampak marah sekali, sambil bilang, "Aku sudah mengunci pintu toilet, tapi orang itu membukanya dengan paksa, dan terbuka lah pintunya. Bukannya nyadar dia salah telah memaksa membuka pintu, eh, dia malah ngomel-ngomel nyalahin aku." aku bengong mendengarnya, ga nyangka dia datang-datang ngomel seperti itu. Ekspresi wajahnya campuran antara marah, malu, terluka, aku ga berani bertanya saat itu, posisinya sedang bagaimana, :(

 

Setelah ngomel-ngomel, dia langsung kabur saat dia lihat lelaki yang membuka pintu toilet secara paksa itu lewat dengan keluarganya. Ranz ingin memukul orang itu, tapi tentu dia juga berusaha untuk menahan emosi, tapi dia pasti merasa terlecehkan. Ranz mengikuti orang itu yang berjalan dengan buru-buru. :( saat aku sadar dari kebengongan, aku menyusulnya keluar ke Jalan Malioboro, she was gone.

 



 

Aku tahu kisahnya -- dia ngejar laki-laki itu untuk memelototinya -- ke arah pasar Beringharjo, setelah dia menemuiku yang menunggunya di depan Benteng Vredeburg. We didn't not say anything, kubiarkan dia mengatur emosinya sampai kurang lebih 30 menit. Kirain setelah itu dia mau mengajak balik ke hotel, ternyata, "yuk foto-foto!" setelah mood-nya membaik. Hahahaha … baiklaaah.

 

Trouble kedua: Ranz got an 'accident' di toilet di Teras Malioboro 1.

 

Setelah Ranz merasa cukup foto-foto, kami mengayuh pedal balik ke arah stasiun Tugu, menuju Selasar Malioboro untuk maksi. Disini terjadi another 'accident': aku tidak sengaja menjatuhkan piring-piring yang ditinggal di atas meja oleh pengunjung sebelumnya. Piringnya sih bukan piring beling, tapi bekas bungkus nasi menjadi bertebaran di bawah meja. Saat aku akan mengambili kertas-kertas bekas bungkus nasi itu, ada seorang pengunjung lain menyenggol gelas yang ada di atas meja yang kupilih akan kududuki, kompraaang gelas jatuh, pecah. Not my mistake, tapi cara Ranz memandang wajahku ketika hal itu terjadi seolah-olah dia menyalahkanku, aku kesal lah ya, lol. She didn't say anything though, but it was enough to make me ngomel ke dia, lol. Tahu aku kesal, gantian dia meringis. Hadeeeh.

 

 

Usai makan, kami menyeberang rel kereta, mlipir ke arah Jalan Mangkubumi, eh, sekarang namanya ganti Jl. Margo Utomo, menuju perempatan tugu.  Ranz mengajak ke satu toko sepeda yang terletak di kawasan Jl. Diponegoro untuk membeli gel pembungkus sadel karena ada yang lecet di pantatnya. Ranz bilang dia ga bakal kuat menahan rasa sakit di bagian yang lecet itu saat bersepeda Jojga - Solo, the following day. Tidak hanya itu sih, Ranz juga merasa pegal dan linu di bagian dengkul kaki karena sehari sebelumnya, posisi sadel terlalu rendah, dia buat rendah karena rem depan ga berfungsi dengan baik sehingga dia kudu siap-siap mengerem dengan kaki. :)

 

otw balik dari Malioboro, Ranz kuajak lewat Sekip
 

 

Dari toko sepeda ini, aku menawarkan Ranz jika dia ingin langsung mencoba fitness di Cakra Fitness yang terletak tak jauh dari Hotel Cakra Kembang, Jalan Kaliurang km 5.8. (FYI, duluuuu, tiap kali kami berdua pergi somewhere, aku mengajaknya berburu candi / vihara / klenteng, Ranz manut. Kali ini? Dia selalu mengajak berburu fitness center! Iya, sejak menjelang akhir 2020, Ranz rajin fitness.) Ranz biasa menungguiku yang sedang berenang dengan sabar (saat aku memintanya menemaniku berenang) kali ini aku yang kudu sabar menemani Ranz latihan fitness, plus mengabadikan gerakan-gerakannya via kamera hp.

 

Dari Cakra Fitness, kami pulang ke hotel. Saat akan ngecharge salah satu hape yang biasa dia pakai untuk membuat video under water, Ranz baru ngeh kalau ada trouble di hape itu. Memang waktu di Teras Malioboro 1, 2 hape yang dibawa Ranz terjatuh, entah saat sedang ngapain, aku lupa. Ranz langsung panik, membayangkan jika hape itu tak lagi bisa dicharge, tak bisa nyala, padahal banyak video dan foto disitu.

 

Trouble ketiga: hape Ranz ga bisa dicharge, setelah sempat jatuh di Teras Malioboro 1.

 

Setelah mandi sore, kami berdua pergi lagi, berburu tempat servis hape. Semula Ranz sempat mencari via google map, dapat satu, terletak tak jauh dari Selokan Mataram, namun ternyata tidak kami temukan. Mungkin sudah tutup ya. Dari sana, aku mengajak Ranz ke arah Gejayan. Untunglah kami menemukan satu tempat servis hape, dan … hape Ranz bisa kembali dicharge! Horeee …

 


 

Dari sana, aku mengajak Ranz menengok Malioboro; selama pandemi, dimana Malioboro masih (terlihat) sepi, aku melihat banyak foto Malioboro yang cantik, karena sepi. Namun ternyata sesampai sana, harapanku hanya tinggal harapan, lol. Kirain tuh ya para pengunjung ke Malioboro kesana untuk 'belanja': berburu merchandise yang dulu dijual di sepanjang jalan Malioboro. Sekarang para penjual sudah dialokasikan di tempat-tempat tertentu, pastinya Malioboro tidak akan seramai 'itu'. Nah, ternyata, banyak orang yang mungkin berpikiran sama denganku. Sesampai sana, Malioboro -- yang dibuat menjadi car free night area -- tetap penuh dengan orang! Lol. Aku menawari Ranz apakah dia ingin ke titik 0, dia tidak mau, paling juga bejibun orang-orang disana, lol.

 

Akhirnya kami kembali ke Jl. Kaliurang lagi. Aku mengajaknya ke café Maraville; we had dinner there. Usai makmal, kami langsung pulang ke hotel.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.