Cari Blog Ini

Senin, 06 Juni 2022

Series of 'unfortunate' events: Solo - Jogja Day 1

 


 

"Series of unfortunate events" kata Ranz :)

 

Well, sebenarnya pandemi sudah bisa dikatakan lumayan reda ya di Indonesia. Tapi, sampai saat ini, aku dan Ranz masih belum merencanakan pergi lebih jauh lagi dari Jogja. Hihihi … 'Seharusnya' -- kalau mengingat satu 'kebiasaan' kami berdua sebelum pandemi -- kami bikepacking saat libur lebaran, yakni awal bulan Mei 2022. Namun, Ranz lebih memilih pergi bersama keluarganya pergi ke Jember. Ada pertemuan keluarga besarnya disana. So, kami postpone perjalanan ini. Untunglah, kami ga perlu lama-lama menunda dolan bersepeda antar kota/antar propinsi ini karena pas ada tanggal merah yang jatuh di hari Kamis 26 Mei 2022. Hari libur Kenaikan Isa Al Masih.

 

Hari Kamis itu aku nyantai, memilih keberangkatan travel jam 10.00. (biasanya aku memilih yang jam 09.00), namun ternyata saat aku mau meninggalkan rumah, mendung sangat pekat memayungi kota Semarang. Sebelum turun hujan, aku buru-buru berangkat, sekitar pukul 09.00. namun baru kurang lebih 200 meter dari rumah, turun hujan yang langsung deras, ga pakai gerimis tipis terlebih dahulu. Aku terpaksa berhenti, menutupi tas pannier dengan tas kresek agar tas tidak kotor kena air genangan di sepanjang jalan. Aku juga mengenakan mantel. Swear, baru kali ini aku terpaksa berbasah-basah bahkan baru saat akan berangkat 'bertualang'. Sesampai pool travel, celanaku basah kuyub. Mantel yang kupakai hanya melindungi sampai paha.

 


 

 

Sekian tahun lalu pernah sih turun hujan deras saat aku akan berangkat ke Sukun (terminal bus kecil yang terletak di kawasan Banyumanik). Waktu itu aku habis ngajar, hari Sabtu. Maka, aku memilih naik taksi online saat itu.

 


 

 

Aku naik travel dengan kondisi celana basah, tapi mau ganti celana yang kubawa di tas pannier, kok nanti celanaku yang basah kutaruh dimana? Mosok basah-basah masuk tas pannier? Bisa membasahi baju-baju lain yang masih kering. :)

 

Austin menjemput Shaun di DNA fitness center :)

Selat Solo

 

 

Sesampai Solo, syukurlah cuaca cukup bersahabat: mendung, tanpa ada tanda-tanda turun hujan. Setelah menemani Ranz latihan fitness, aku mengajaknya makan siang di Tenda Biru, aku pingin makan selat. Sudah beberapa kali aku ke Solo tidak makan selat, tapi yang diingat Ranz, tiap ke Solo, aku mengajaknya makan selat, lol. Parah. Lol. Malamnya, kami makan nasi liwet. Kemudian, aku menemani Ranz minum susu. Aku ga doyan susu, so ya menemani saja.

 

Jumat 27 Mei 2022

 

Ranz memulai morning ritualnya jam lima pagi. Setelah itu, aku mandi, kemudian kami siap-siap berangkat. Jam 06.32kami mulai meninggalkan area Jongke. Trouble pertama: Ranz menyadari rem depan Petir blong. Nah lo. Menurut pengakuannya terakhir dia ngecek Petir was okay, siap buat diajak dolan 'jauh'. Nevertheless, Ranz tetap memilih naik Petir, dan tidak ganti sepeda yang lain, misal Shaun. Mungkin Astro dan Pockie dalam kondisi yang tidak siap diajak dolan jauh juga maka Ranz tetap keukeuh naik Petir, sepeda lipat wimcycle seri bazooka 14 inchi yang dia buat jadi single gear. Dengan catatan: jika ketemu dengan bengkel sepeda, kami akan mampir untuk membetulkan rem depan Petir.

 

Seperti biasa, Ranz mengajak lewat area Gatak. Kami rencana mau sarapan timlo yang warungnya terletak di seberang SMPN 1 Gatak. But to our disappointment, ternyata warung itu tutup. Ya sudah, kami melanjutkan perjalanan. Dan … keberuntungan tetap berpihak pada kami: tak jauh dari lokasi itu, kami menemukan warung makan lain yang juga menawarkan menu timlo. So, pagi itu, kami tetap bisa sarapan timlo.

 



 

 

Usai sarapan, kita melanjutkan perjalanan. Kali ini, Ranz sangat nyantai mengayuh pedal Petir, mungkin karena rem depan Petir yang tidak bisa diandalkan, jadi harus pelan-pelan mengayuhnya. Aku ngikut di belakang Ranz saja. 'untunglah' jarak yang kita tempuh kurang lebih hanya sekitar 65 kilometer, plus tanpa tanjakan, jadi kita bisa yakin sampai di Jogja sebelum sore.

 



 

 

Otw, kami mampir pom bensin dua kali untuk pipis. Baru di daerah Prambanan, kami menemukan satu bengkel sepeda di pinggir jalan, Ranz langsung kuajak mampir untuk membetulkan rem depan Petir. Selanjutnya kami mampir es dawet legendaris di daerah Kalasan. Setelah itu, mampir foto di Candi Kalasan.

 

Tempat mampir berikutnya untuk foto: bunderan Universitas Gadjahmada! :) setelah itu, kami baru berburu penginapan, lol. Iya, saking ga yakinnya kami bakal beneran bisa ngepit ke Jogja di libur long weekend ini, kami berdua sama-sama nyantai, tidak segera cari penginapan. Padahal, long weekend selalu berkonotasi dengan penginapan penuh plus harga sewa yang melejit naik, kadang bisa sampai 100%!

 

Candi Kalasan


 

 

Kami akhirnya memutuskan untuk menginap di satu hotel partner Red bla bla bla yang terletak di daerah Karangwuni. Entah mengapa kalau menginap di satu hotel yang terletak di dalam gang daerah Jakal, aku langsung bernostalgia, merasa seperti menjadi mahasiswa lagi. Hahahah … masih muda dong, lol. Seperti kembali ke rahim ibu? Lebay, lol.

 

Sore itu, Ranz minta ditemani ke area Lembah, setelah dia cek di google map, dia menemukan 'Lembah Fitness'. Aku mengajak Ranz masuk area UGM lewat jalan kecil tak jauh dari Gedung Pusat a.k.a Balairung. Kemudian melewati gedung Grha Sabha Pramana, dan aku belok ke Jl. Nusantara, satu jalan di antara FIB dan FEB. setelah berfoto dengan tulisan FAKULTAS ILMU BUDAYA (dan melihat keramaian di dalam area fakultas, tak jauh dari Plaza Sastra rasanya aku ingin masuk kesitu, lol), aku mengajak Ranz ke arah lembah. Sekali bertanya pada seorang tukang parkir, dengan mudah kami menemukan Lembah Fitness.

 


 

Situasi LF sedang ramai, banyak orang -- yang nampak berusia sekitar awal 20an -- sedang latihan fisik disana. Jelas tidak nyaman lah latihan dengan situasi banyak orang seperti itu. Maka, kami hanya lihat-lihat saja.

 

Dari sana, aku mengajak Ranz makan malam di warung ayam bakar Taliwang yang terletak di Jl. Prof.  Herman Yohanes. Ranz setuju dengan pilihanku itu meski dia bialng rasa ayam bakarnya kurang nendang, lol.

 

plecing kangkung

ayam bakar taliwang

 

Rencana mau bersepeda ke arah Malioboro gagal karena usai kami makan malam, gerimis turun. Ranz yang tidak membawa mantel jelas lebih memilih balik ke hotel. Ya wis, aku manut. Toh, masih ada satu malam lagi kami menginap di Jogja.

 

Guess what? Ternyata sesampai hotel, gerimis menghilang, hihihi.

 

To be continued. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.