GOWES
AKHIR PEKAN : KE ALAS BROMO
Untuk
mengisi libur akhir pekan, pada tanggal 28 September 2012 aku ke Solo. Semula
aku menawari Ranz untuk gowes ke Tlatar pada hari Sabtu 29 September – beberapa
bulan lalu waktu komunitas @seli Solo mengadakan gowes ke Tlatar aku tidak bisa
ikut – namun kemudian Ranz menemukan ‘trek baru’, yakni gowes ke Alas Bromo
Karanganyar. Aku setuju saja.
Hari Jumat
28 September aku berangkat ke Solo seusai bekerja. Sekitar jam 15.30 bus yang
kutumpangi meninggalkan Sukun. Perjalanan cukup lancar dan bus sampai di Kerten
sekitar pukul 18.30. Sampai di sana, Ranz menjemputku dengan naik ‘Hedy’ city
bike yang biasa dia naiki berangkat bekerja.
Dari
Kerten kita mampir di sebuah ‘hik’ tak jauh dari stasiun Purwosari, untuk minum
teh. Sayang, teh yang kuminum tak se-yummy yang kuharapkan, maka sesampai
rumahnya, Ranz pun memesankan segelas teh panas di warung dekat rumahnya.
Selain itu, Ranz memesan sepiring nasi goreng dari seorang penjual yang
kebetulan lewat. Kebetulan, rasa nasgornya tidak sesuai dengan lidahku, maka
aku hanya mencicipi dua-tiga sendok.
Setelah
itu, aku mengajak Ranz berjalan kaki ke mini market terdekat untuk membeli
beberapa barang kebutuhan yang lupa kubawa: pasta gigi, sikat gigi, sabun cair,
dan pembalut. Dalam perjalanan pulang, kita mampir ke ‘hik’ yang katanya
semakin laris setelah Jokowi sempat mampir. Di sini, teh nasgitel-nya
benar-benar to my taste: yummy! J
Malam itu
kita ngobrol sampai menjelang pukul 23.30 karena aku menyempatkan diri
bercerita tentang “Manjali dan Cakrabirawa” novel tulisan Ayu Utami yang sedang
kubaca ulang sebelum mulai membaca “Lalita”. Maklum, aku agak lupa cerita
detilnya. J
SABTU 29
September 2012
Seperti
biasa di pagi hari kita terkena sindrom malas bangun pagi sehingga kita berangkat
setengah jam terlambat dibanding yang kita rencanakan semula. J Pukul 06.30 meninggalkan rumah
Ranz yang berlokasi di Jongke kita lewat jalan Slamet Riyadi, dan terus menuju
Palur, Karanganyar. Karena aku tidak membawa sepeda dari Semarang, aku pinjam
Cleopatra, sepeda cleo 2.0 yang didapatkan Ranz waktu gowes Srikandi bulan
April lalu, sedangkan Ranz menaiki Pockie, sepeda lipat pocket rocket yang
sering menemaninya bikepacking bersama Snow White. Meski Ranz dan beberapa
teman ‘srikandi’nya tidak begitu menyukai cleo 2.0, aku merasa baik-baik saja
menaikinya. Jika waktu gowes Solo – Semarang Mei lalu aku perlu beberapa saat
untuk ‘klik’, kali ini aku langsung klik sejak meninggalkan Jongke.
Di daerah
Karanganyar, kita mampir di sebuah rumah makan untuk sarapan. Aku memilih menu
‘timlo’ sedangkan Ranz ‘soto’. Aku sengaja tidak memilih soto karena pada hari
Minggu aku berharap bisa mampir ke soto seger Mbok Giyem yang terletak di Jalan
Bhayangkara Solo.
Ketika
melanjutkan perjalanan, Ranz sempat bertanya kepada seorang tukang becak arah
menuju Alas Bromo. Di traffic light di sebuah daerah yang bernama Bijen, ada
tiga jalan di depan; sebelah kanan menuju Tawangmangu, sebelah kiri menuju
Sragen, sedangkan untuk menuju Alas Bromo, kita diminta memilih jalan yang di
tengah, agak serong ke arah kiri. Setelah mengambil jalan tengah ini, traffic
agak berkurang padatnya. Ketika sampai di pertigaan, dimana jika kita belok
kiri kita bisa menuju Sragen lewat jalur alternatif, kita sempat berhenti untuk
foto-foto tanpa tahu bahwa di sini kita seharusnya belok kiri. Kenyataannya
kita melanjutkan perjalanan dengan mengambil arah terus.
Sekitar 3
kilometer dari pertigaan itu, jalan yang kita lewati bertemu dengan jalur utama
yang menuju Tawangmangu dimana kita bertemu dengan serombongan orang yang naik
mtb/road bike menuju Tawangmangu. Kita langsung sadar bahwa kita telah salah
jalan. Setelah bertanya dengan orang, kita balik lagi menuju traffic light
Bijen. Untunglah jalannya sedikit menurun. J Dari traffic light kita belok ke
kanan.
Beberapa
kilometer dari situ, Ranz bertanya lagi pada seseorang yang menunjukkan jalan
dengan suka cita; kita pun suka cita karena ternyata kita salah jalan lagi;
kita harus kembali dan belok ke kanan dimana jalannya menurun dengan cukup
tajam. Ranz dengan ‘rela’ membiarkanku turun terlebih dahulu sehingga dia bisa
memotretku dari atas sedangkan aku tak sempat memotret dia dari atas karena
tentu aku malas harus gowes balik, mana menanjak pula jalannya. J
Wana Wisata Gunung Bromo |
Setelah
beberapa kali bertanya, kita menemukan petunjuk WADUK DELINGAN. Waduk Delingan
memang merupakan salah satu tujuan namun yang utama adalah Alas Bromo, maka
kita meneruskan perjalanan, yang kita perkirakan – atau harapkan – hanya
terletak sekitar 100 – 200 meter dari petunjuk Waduk Delingan. But we were
wrong. J
Kita harus gowes lebih satu kilometer dengan panorama yang lumayan sejuk di
mata dengan permukaan jalan yang naik turun. Ranz sempat ingin kembali ke arah
Waduk Delingan – maklum dalam perjalanan kita tidak bertemu satu pun manusia
yang bisa kita tanyai. Untunglah akhirnya kita bertemu dua orang yang sedang
bekerja – entah mengerjakan apa – yang memberitahu kita bahwa Alas Bromo
terletak tak jauh lagi, hanya sekitar 50 – 75 meter di depan kita.
Foto-fiti
di depan tulisan WW Gn Bromo dan ngobrol dengan seorang petugas dari Perhutani
dimana kemudian ketahuan bahwa si petugas itu pernah bertemu dengan Ranz waktu
gowes ke Astana Mangadeg. Si Bapak pun mempersilakan kita masuk ke kawasan Alas
Bromo (alias Wana Wisata Gunung Bromo), meski tentu tak lupa beliau mengatakan
bahwa trek kurang bersahabat jika dilewati naik sepeda lipat. Kalau mtb atau
downhiller sih oke-oke saja. Aku yang naik Cleopatra tentu tak keberatan meski
bannya tidak sesuai untuk XC/DH, Ranz yang naik Pockie juga tidak keberatan,
karena toh kita selalu bisa TTB alias tuntun bike. J
trek 2 di dalam Alas Bromo |
Trek
memang tidak mudah dilewati, namun kita diuntungkan dengan musim kemarau
sehingga kita tidak perlu melewati trek yang berlumpur. Pemandangan di dalam
Alas Bromo juga sangat menawan dimana pada satu titik terlihat sebagian
pohon-pohon yang meranggas namun di bagian lain pohon-pohon itu masih terlihat
hijau.
Orang kota
masuk hutan maka bisa dibayangkan bahwa ada sedikit rasa waswas bagaimana jika
kita tersesat di dalam hutan. Plus kita tidak tahu seberapa luas kah hutan ini.
Maka, kita benar-benar mencoba mengikuti petunjuk si Bapak petugas: jika
bertemu dengan perempatan, belok kanan; bertemu dengan perempatan lagi, belok
kanan lagi. Dengan cara begitu kita akan kembali ke arah jalan raya yang akan
membawa kita ke Waduk Delingan.
Sempat
bertemu dengan satu dua orang yang geleng-geleng kepala melihat kita yang
menyusuri hutan naik sepeda – mereka naik sepeda motor – kita tidak berani
explore hutan jauh-jauh. Rasa lega langsung menghampiri ketika kita melihat
rumah tinggal penduduk: kita telah dekat dengan peradaban! J Merupakan satu kebetulan jika dari
kawasan rumah tinggal penduduk ini, tak jauh kita gowes kita telah sampai ke
Waduk Delingan alias Waduk Tirtomarto yang kering karena musim kemarau yang
lumayan panjang tahun ini.
Kita
beristirahat di pendopo waduk sambil memperhatikan truk-truk yang lalu lalang
di sekitar situ. Dan kita menyadari ternyata kita kurang explore Alas Bromo,
waktu yang kita habiskan di dalam hutan hanya sebentar. Next time lagi deh. J Usai istirahat, Ranz mengajak ke
arah dimana truk-truk itu masuk, tentu kita akan keluar dan bertemu petunjuk
jalan yang bertuliskan WADUK DELINGAN yang kita lewati beberapa jam sebelumnya.
Siang itu
sangat terik sehingga kita memutuskan untuk ngebut tanpa berhenti untuk
beristirahat kecuali ketika aku merasa butuh mampir sebuah pom bensin untuk
buang air kecil. Pada kesempatan yang sama Ranz pun shalat Dzuhur.
Melanjutkan
perjalanan sampai Pasar Gede Solo dimana Ranz mengajak mampir untuk makan di
sebuah rumah makan mie ayam. Usai makan, kita langsung pulang ke Jongke.
Sebenarnya aku ingin mampir ke Balekambang, sekedar nongkrong dan membeli
lekker di Mas Daryono, namun karena sampai rumah Ranz aku langsung masuk kamar,
beristirahat, bisa dibayangkan jika aku malas keluar lagi untuk gowes. J Sekitar pukul 15.00 kita sampai
rumah Ranz.
Malam,
kita keluar makan malam di rumah makan di daerah Jongke. Cukup jalan kaki saja.
Lho tulisan dan photo.pisah ya dengan postingan sebelumhya
BalasHapussebenarnya aku juga ingin posting beberapa foto disini, tapi belum sempat :)
Hapus