Sabtu 25 Mei 2013 (Waisak Day)
Kita harus
buru-buru packing karena kata si empunya guest house, tamu yang booking kamar
yang kita pakai akan datang sekitar pukul 09.00. Sekitar pukul 08.00 kita telah
meninggalkan guest house untuk sarapan. Sangat mudah mencari warung makan di
kawasan ini jadi kita tidak perlu khawatir bakal kelaparan. Saat sarapan kita
melihat banyak bus pariwisata yang datang bersliweran, menuju tempat parkir
taman wisata Candi Borobudur. Usai sarapan kita sempat keliling-keliling
kawasan itu sejenak.
jalan di sisi tempat parkir Taman Wisata Candi Borobudur |
menuju Punthuk Setumbu |
trek mulai hampir unseliable |
bagian trek offroad yang masih bisa kita lewati naik seli |
Atas bantuan
Elvi yang memberi nomor contact seseorang, kita pun mendapatkan penginapan
untuk malam kedua. Lokasinya lumayan jauh dari Taman Wisata Candi Borobudur, dekat
dengan Graha Padmasambava, yang juga ternyata dekat dengan Punthuk Setumbu,
satu lokasi dimana kita bisa mendapatkan pemandangan yang spektakuler dari atas
Borobudur. Setelah kita menaruh barang di kamar, kita melanjutkan gowes ke ...
Punthuk Setumbu! Ranz memberikan excuse, “kita harus tahu dulu trek menuju
lokasi seperti apa jika kita ingin kesana besok pagi-pagi sekali untuk
mendapatkan pemandangan sunrise.
Trek awal
masih sangat seliable, sedikit demi sedikit menanjak, sampai kita di pertigaan
yang ada papan penunjuk belok ke arah kanan untuk tempat parkir. Trek mulai
sulit untuk dilewati dengan naik seli hingga sampai di satu tanah lapang yang
nampaknya memang untuk tempat parkir mereka yang ingin naik ke gardu pandang di
Punthuk Setumbu. Semula Ranz ingin memarkir sepeda di tempat ini, namun aku
ingin membawa serta sepeda kita hingga kita pun beroff-road ria. LOL. Di
beberapa titik kita harus menuntun (karena kasihan pada seli kita yang
imut-imut LOL) di beberapa titik lain boleh lah kita menaikinya, hingga sampai
di satu titik, kita akan sangat kesulitan jika kita tetap keukeuh membawa
sepeda. Disini akhirnya aku setuju untuk mengikuti saran Ranz untuk
meninggalkan sepeda di situ. Dengan harapan tidak akan ada yang iseng membawa
sepeda kita pergi, Shaun dan Austin pun kita gembok, dan kita melanjutkan
perjalanan (trek berupa anak tangga yang lumayan curam). Kita sempat bertemu
beberapa penduduk asal yang sedang mencari rumput, juga bertemu beberapa
pendatang yang memiliki tujuan sama dengan kita: menikmati pemandangan dari
ketinggian.
setang Shaun |
hey hey :) |
penampakan Borobudur dari Punthuk Setumbu 1 |
penampakan Borobudur dari Punthuk Setumbu 2 |
Akhirnya
sampai lah kita di ‘puncak’ tempat gardu pandang berada. Dengan kondisi mataku
yang belor aku tidak bisa melihat candi Borobudur dengan jelas. :( Kita tidak stay lama disini, setelah
beberapa jepretan kamera untuk kepentingan dokumentasi, kita pun turun.
Sesampai di lokasi kita meninggalkan Shaun dan Austin, kedua sepeda kita itu
tetap mojok dengan manisnya. LOL. Dari situ jika saja kita naik mtb, akan
sangat menyenangkan untuk melewati trek dengan mengayuh pedal, ketimbang
menuntunnya di beberapa lokasi karena trek berupa anak tangga. Tapi kalau naik
sepeda lipat kita yang imut, waduhhh, sayang dong ya? :)
Dari Punthuk
Setumbu kita menuju Taman Wisata Candi Borobudur (kita tidak ke Candi Mendut
untuk mengikuti seremoni detik-detik Waisak), mencari tempat penitipan sepeda
motor yang mau menampung sepeda kita. Setelah memarkir sepeda, kita pun
berjalan kaki menuju satu rumah makan Padang untuk makan siang. Suasana sudah
sangat ramai dengan pengunjung yang telah menempatkan diri untuk menonton
arak-arakan yang membawa air suci dan api Waisak dari Candi Mendut. Usai makan
kita berdua langsung bergabung dengan masyarakat yang semakin lama semakin banyak
yang memadati jalan. Banyak juga personil polisi yang ditempatkan untuk
mengamankan area itu.
Sekitar
pukul 13.30 rombongan arak-arakan mulai datang. Orang-orang yang berdiri di
sekitarku berdiri menonton arak-arakan dengan rapi. Atas ‘usul’ seseorang yang
kita temui semalam (yang menawari mengantar kita ke Punthuk Setumbu) untuk
mengikuti rombongan arak-arakan agar bisa masuk ke dalam lokasi Taman Wisata
Candi Borobudur. Dan ... aku beserta Ranz berhasil menyusup di dalamnya. :)
Sesampai di
dalam, kita hanya duduk-duduk beristirahat; rombongan arak-arakan di belakangku
ternyata masih sangat panjang. Karena kelelahan, aku pun membaringkan tubuh di
rerumputan, di bawah rerindangan pohon, sembari mengistirahatkan mata,
sementara Ranz duduk manis di sebelahku, menjaga. So sweet ya? LOL.
Sekitar
pukul setengah empat sore, cuaca sangat mendung waktu itu, aku dan Ranz pun
berjalan menuju monumen Borobudur yang nampak seperti diserbu puluhan ribu
pengunjung. (Aku semula mengira, pada hari perayaan Waisak, Taman Wisata Candi
Borobudur ditutup untuk umum, sehingga aku merasa harus menyusup di rombongan
arak-arakan yang membawa air dan api suci Waisak. In fact, I was wrong!) Honestly, aku selalu merasa tidak nyaman jika berada di tengah-tengah ribuan
orang seperti itu, namun nothing we could do toh ini adalah pilihanku sendiri –
menghadiri upacara perayaan Tri Waisak. Aku dan Ranz hanya naik ke undakan yang
pertama – Kamadhatu – karena Ranz tidak berhasrat untuk naik ke dua undakan
berikutnya (Rupadhatu dan Arupadhatu). Suasana sakral yang ingin kualami ketika
berkunjung ke Borobudur (setelah membaca novel LALITA karangan Ayu Utami) gagal
total mungkin karena suasana yang sangat amat ramai. Setelah naik ke undakan
pertama, kita belok kanan (harusnya searah jarum jam ya? kalau menurut Om Wiki
sih) kemudian jalan memutar. Ketika berjalan memutar inilah Ranz menemukan
dimana panggung untuk mengadakan upacara Waisak diselenggarakan. Usai memutari
Kamadhatu, Ranz mengajakku turun dan langsung menuju ke panggung.
(Untuk
berjalannya upacara perayaan Waisak 2557 tahun 2013 ini, check this link ya?.)
Usai
mengikuti upacara perayaan Waisak, aku dan Ranz kembali ke guest house tempat
kita menginap di kegelapan malam, karena Ranz lupa membawa lampu senter,
sedangkan lampu yang menempel di handle bar Austin nyalanya sudah sangat lemah. :) Kita sampai di guest house sekitar
pukul 23.00.
Usai mandi
dan menikmati dua gelas teh panas yang yummy yang disediakan tuan rumah, aku
dan Ranz tidur.
To be continued.
mantap mbak..
BalasHapushehe
i like it..
http://fathinafif-bersepeda.blogspot.com
suwun sudah dolan :)
Hapus