Cari Blog Ini

Jumat, 14 Juni 2013

Biking Soul Mate

Satu hal 'syarat' yang paling penting -- bagiku -- ketika bersepeda (terutama ketika menempuh jarak jauh, let's say lebih dari 50 kilometer) adalah a company alias teman bersepeda. Satu hal yang entah mengapa aku 'lupakan' ketika menulis "Bikepacking : what on earth is that?" (I am sorry ya Ranz? heheheh ...)

kita berdua mengenakan kaos disain Ranz di foto ini

Why a biking (soul) mate?



Om Eddy -- seorang senior cyclist di kota Semarang yang satu pagi kutemui ketika dalam perjalanan bike to work -- mengatakan bahwa bersepeda sendiri itu sunyi dan bakal mudah membuat kita terserang bosan. Jika ada seseorang yang bersepeda bersama kita, paling tidak ada seseorang yang akan kita kejar, jika kita tertinggal di belakang, yang akan membuat kita terus bersemangat untuk mengayuh pedal. Atau jika kita bersepeda terlalu bersemangat dan teman bersepeda kita tertinggal di belakang, kita akan memelankan diri untuk menunggu agar kita bisa bersepeda bersama lagi.



Well, more or less, aku setuju dengan apa yang dikatakan oleh Om Eddy. Namun aku punya banyak alasan lain mengapa aku butuh seorang Ranz untuk menjadi biking soul mate.



Pertama, hobi Ranz yang fotografi membuat perjalanan yang kita jalani bersama akan terdokumentasikan dengan baik. (Sedikit ngeles bahwa aku sangat narsis. xixixixixi ...) Ranz jagoan menjepret dengan kamera meski dia sedang bersepeda, apa pun sepeda yang dia naiki, Febby (sepeda BMX yang dia miliki), Shaun (seli 16"), Pockie (seli 20") maupun Karen (fixie), di segala medan yang kita lalui, tanjakan, turunan, offroad, apalagi jika trek halus mulus. Kebetulan belum pernah Ranz menaiki Cleopatra (polygon cleo 2.0) ketika gowes bersamaku. Yang pernah, aku naik Cleopatra, Ranz naik Austin (di kisah gowes Solo - Semarang), aku naik Cleopatra, Ranz naik Shaun (di kisah gowes ke Candi Cetho) atau aku naik Cleopatra, Ranz naik Pockie (di kisah gowes ke Alas Bromo)


di foto ini kita mengenakan kaos yang kita beli maupun kaos event

Kedua, Ranz lebih paham sepeda dengan spareparts-nya ketimbang aku yang hanya tahu menaikinya doang. LOL. So? kalau terjadi hal-hal di luar perkiraan, Ranz merupakan 'penolong pertamaku'. :) Misal (yang paling mudah namun aku belum pernah mencoba menanganinya sendiri): rantai lepas. heheheheh ...



Ketiga, Ranz sangat awas dengan rute yang telah maupun akan kita lewati. Praktis aku tinggal mengayuh pedal saja melewati rute yang harus kita lalui. Kadang kita butuh GPS atau ... yahhh ... cukup bertanya pada orang-orang yang kita lewati, tapi dengan adanya Ranz, aku tinggal ngikut. hahahah ...



Keempat, terutama ketika harus packing (ketika bertamasya naik sepeda alias bikepacking), Ranz sangat piawai mengatur bawaan kita sehingga semua barang bisa diatur dengan rapi (meski aku kadang 'menuduhnya' suka memperkosa tas pannier karena mengisinya dengan amat sangat fully-loaded. lol)



Kelima, mungkin karena Ranz merasa lebih muda dariku sehingga lebih kuat dariku, ketika berbikepacking, Ranz selalu yang merasa perlu bertanggungjawab untuk mengayuh pedal sepeda yang di boncengannya terbebani tas pannier kita. Di awal kita bersepeda (berdua) dulu, dia naik Snow White dengan tas pannier di boncengan, aku naik Pockie. Kemudian berlanjut hingga aku naik Snow White Ranz naik Pockie yang telah dipasangi rak boncengan di belakang, atau aku naik Austin, Ranz naik Shaun. Waktu gowes Solo - Semarang, berhubung aku naik Cleopatra dan Austin yang dinaiki Ranz belum ada rak boncengan di belakang untuk menaruh tas pannier, Ranz membawa backpackku di gendongannya. Tas pannier yang nangkring di Cleopatra isinya ga seberapa. Ranz is very loving and sweet, isn't she? :)



Selain Ranz, kita juga kadang ditemani si mungil namun perkasa Tami. Misal, ketika gowes ke Nglimut (kita juga ditemani Om Nasir yang jadi road captain), ketika kita gowes ke kawasan Mangrove di Mangkang, atau ketika kita gowes ke kawasan Tinjomoyo.



Selain Tami, aku dan Ranz pernah sekali bersepeda ditemani Andra, dalam kisah gowes ke Candi Ngempon.


kita mengenakan kaos yang kita beli, kecuali yang paling bawah sebelah kanan

How to get a biking (soul) mate?



Pertama tentu harus kenal dan tahu karakter teman-teman kita yang punya hobi yang sama : bersepeda. Untuk ini mungkin kita bisa gabung dengan komunitas atau pun klub bersepeda. Kemudian mencari pesepeda yang kira-kira memiliki karakter yang bisa klop dengan kita. Dalam tulisannya yang berjudul "The Black and White Adventure" Ranz menulis karakter kita yang bisa jadi bertolak belakang, aku kadang merasa kita justru saling mengisi. Misal: Ranz suka memotret aku suka dipotret. xixixixixi ... Aku suka membaca Ranz suka kubacakan cerita. Aku kurang rapi dalam packing, Ranz rapi sekali kalau packing.



Kedua, setelah mendapatkan beberapa teman yang berhobi sama, selanjutnya ya cobalah melakukan perjalanan bersama, untuk mengeklopkan karakter. Jelas butuh waktu untuk saling 'adjust', but it is worth trying. 😃



Ketiga, sering-seringlah bersepeda berdua agar kita semakin paham karakter masing-masing. Jangan mudah patah semangat yak? 😍



Tblg 11.32 150613



P.S.:


especially written for my one and only Ranz. We have been a (biking) soul mate for 2 years! Happy anniversary!



di Kaliurang Juni 2011, our first bikepacking
on Pulau Kecil beach, Karimun Jawa, our second travelling
near Gajahmungkur dam, on our (third) bikepacking to Nampu beach, September 2011



Nampu beach, Wonogiri, September 2011




Tawangmangu camping ground, our fourth travelling December 2011
at Sikidang crater, Dieng, our fifth journey January 2012


perbatasan kota Salatiga dari arah Boyolali Mei 2012
at one vihara Gunung Pati, June 2012
Kartini museum, Rembang, August 2012
masuk perbatasan propinsi Jawa Timur, bikepacking to Tuban, August 2012
gapura Wringin Lawang, Trowulan, November 2012 
on the way to Umbul Sidomukti, January 2013


on the way to Cetho temple, at Karang Pandan bus station, 26 January 2013
Kemuning tea plantation, Karanganyar, January 2013


di 'puncak' tanjakan Buntu, Banyumas
Baturraden, bikepacking to Purwokerto, March 2013


Ambarawa, on the way to Borobudur 24 May 2013
jelang tanjakan Jambu - Ambarawa 24 Mei 2013
Borobudur, before leaving for Jogja 26 May 2013

2 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.