Cari Blog Ini

Kamis, 10 Desember 2015

Biking with nostalgia : to Kedungjati Railway Station

Ternyata sakaw gowesku masih berlanjut :D (baca kisah ini)  Maka, ketika Ranz bertanya apa keinginanku pada hari Minggu Desember 2015, kujawab, "Gowes ke Stasiun Kedungjati pulang pergi."

(Note : aku dkk telah bersepeda ke Stasiun Kedungjati - Grobogan dua kali. Yang pertama kita adakan pada tanggal 9 November 2008. (Shhhtttt .. aku masih naik sepeda WINNER yang ketinggian buatku itu :D ) Sebagian besar dari partisipan -- ga hanya aku -- adalah newbie, maka jelas kita tidak gowes pp, meski tercatat ada 3 orang yang gowes pp -- tentunya mereka tidak bisa dianggap newbie ya? :) Yang kedua kita laksanakan pada tanggal 18  Desember 2011. Kali kedua ini, sejak dari Semarang, kita telah diiringi oleh sebuah truck yang akan mengangkut para partisipan balik ke Semarang. :)

Kali ketiga ini hanya ada dua orang, aku dan Ranz. :) Gowes nostalgia -- buatku -- sekaligus 'balas dendam' karena di gowes yang kedua aku sempat merasa teler, padahal semula pingin juga gowes pp (sok-sokan banget dah. LOL.) 

Kita meninggalkan kawasan Suyudono sekitar pukul 06.15. Kita mengambil rute Tugumuda - Jalan Pemuda - Jalan Gajahmada - Kampung Kali - Jalan Dr. Cipto - Jalan Majapahit. Suasana mendung dan kita berdua merasakan gerimis halus. Namun kita terus mengayuh pedal ke arah Timur. Setelah bersepeda sejauh 14 kilometer, kita berhenti di sebuah warung soto untuk sarapan. Kita berhenti sarapan selama kurang lebih 40 menit. Gerimis masih kadang ciluba dengan kita :)




Kita lanjut gowes sekitar pukul 07.50. Kita berhenti sebentar di pertigaan Gubug, untuk mengabadikan moment, foto di bawah plang petunjuk arah "KEDUNGJATI" :D Ketika Ranz menawari apakah aku ingin istirahat -- dia menengarai aku mulai mengantuk, LOL, aku bilang tidak usah. Maka kita pun langsung mengambil arah sebelah kanan setelah melewati pertigaan. Tak jauh dari situ, trek mulai menanjak.

Ternyata ingatanku sangat buruk. :D Seingatku tanjakannya "hanya" seperti tanjakan Pamularsih (kawasan Semarang Barat), kenyataannya, meski tingginya hanya kurang lebih 120 mdpl, tanjakan itu panjaaanggg ... diikuti dengan turunan yang sama panjangnya, berulang kali trek rolling seperti itu. Nah lo! LOL. Tanjakan panjang yang 'mengagetkan' ini (LOL) membuat kantukku hilang. LOL. Apalagi pemandangan di sisi kiri kanan jalan sangat menyenangkan dipandang mata. :) Ada satu pemandangan yang menyerupai perbukitan Teletubbies. :) Satu hal yang membuatku heran, mengapa di gowes dua kali sebelumnya aku tak melihatnya? Tentu karena aku telah teler ketika sampai disitu. LOL.










'Prestasi' kita kali ini adalah kita hanya butuh satu bidon air dalam perjalanan dari berangkat hingga sampai stasiun. (Plus segelas es teh waktu sarapan.)

Kita tidak menghabiskan waktu lama di stasiun mengingat stasiun Kedungjati sekarang telah difungsikan kembali karena KA Semarang - Solo dan sebaliknya telah beroperasi lagi. Di stasiun juga ada banyak pekerja yang sedang mengerjakan project pembangunan rel dari Kedungjati ke Tuntang. Setelah bberapa jepretan foto sebagai dokumentasi, aku dan Ranz meninggalkan stasiun. Kita mampir di sebuah warung makan sederhana untuk makan siang. Kita cukup pesan seporsi nasi rames untuk berdua, namun untuk minum aku menghabiskan dua gelas es teh, Ranz cukup satu gelas. :)

bukit Teletubbies :)







Jelang pukul 12.00 kita meninggalkan kawasan stasiun Kedungjati. Tak lupa kita mampir di sebuah mini market untuk membeli dua botol 600 ml air mineral. Satu botol air kumasukkan ke dalam bidonku, botol yang satu lagi dibawa Ranz.

Sesampai pertigaan Gubug, Ranz menyarankan aku mampir ke satu kios untuk minum kopi agar tidak ngantuk. :D Kita mampir di sebuah warung makan soto, aku pesan kopi hitam, Ranz pesan es teh.

Sekitar pukul 13.15 kita melanjutkan perjalanan. Namun baru 5 menit mengayuh pedal sepeda, hujan mulai turun, langsung deras. Untung tak jauh dari situ ada sebuah tempat berteduh, kita pun minggir, bersama orang-orang lain yang naik sepeda motor. Hujan deras yang dibarengi angin kencang itu sempat menggiriskan hati. #lebay :D

15 menit kemudian hujan sedikit mereda, tanpa angin. Ranz memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Kita hanya membawa sebuah mantel, yang langsung kupakai. Kamera Ranz yang mungil kubawa, setelah dibungkus dengan tas kresek. Pannier yang menempel di handle bar Cleopatra juga kubungkus dengan tas kresek.




Kita meninggalkan tempat berteduh itu -- mungkin sejenis warung yang penjualnya memilih libur hari itu -- sekitar pukul 14.00. Hujan lebat di sepanjang jalan yang kita lewati, banjir pun dimana-mana. Jalanan tertutup air banjir, membuat kita harus berhati-hati, karena kita tidak tahu mungkin ada lubang disana sini. Sementara itu jalanan tetaplah ramai orang-orang lalu lalang.

Kita tidak berhenti mengayuh pedal hingga sampai di pintu palang rel kereta api di kawasan Mranggen. Setelah kereta lewat, kita lanjut lagi sampai ke kediaman masing-masing: Ranz di kosnya, aku di rumah.

Yeayyyy! I've made this (dream) journey! :D

IB 20.50 10/12/2015

2 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.