Cari Blog Ini

Selasa, 25 Desember 2018

Jamselinas 8 Makassar




Sabtu 16 September 2018

Aku dan kawan-kawan yang menginap di Sentosa Homestay meninggalkan penginapan sekitar pukul enam pagi, menuju Benteng Rotterdam, titik kumpul gowes pagi itu. Menurut catatan panitia, ada lebih dari 1200 orang yang tercatat sebagai peserta. Namun aku yakin ada ratusan peserta yang hanya mendaftar dan tidak hadir di lokasi. Dari Semarang saja minimal ada sekitar 10 orang yang aku tahu hanya mendaftar tanpa berniat datang. :) Mereka hanya ingin memiliki merchandise jamselinas 8 namun tidak kepingin datang. Biaya transportasi yang mahal plus butuh waktu lebih dari 2 hari yang menjadi kendala.



Di Benteng Rotterdam kebetulan kita bertemu rombongan Dekseli, jadi kita bisa bersepeda barengan. Dari Komselis, seingatku ada Ranz, Avitt, Hesti, Riu, Da Ningrum, Tayux, Dany Saputra, om Budenk, Mizan, Iin, Ariking, Maryoto, om Andy Roza dan istrinya, Iffan, Desi, Tuhu, Erika, dan aku. Lumayan banyak juga perwakilan dari Komselis. :) Dari Dekseli ada om Munir, Nurul Uyung, dan Adist.

Trek cukup bersahabat, tidak banyak tanjakan. Nte Ria ikut bersepeda sampai ke pit stop satu, yaitu makam Sultan Hasanuddin. Setelah itu nte Ria balik ke Makassar karena dia harus segera pulang ke Jakarta untuk mengurus satu acara penting lain di Ibukota.


Pitstop kedua adalah Istana Balla Lompoa dimana kita dihibur dengan tarian magis, yakni beberapa perempuan menari dengan membawa obor, mereka dengan sengaja mengarahkan obor ke baju yang mereka pakai, dan juga tubuh namun mereka tidak terbakar. Beberapa peserta jamselinas juga ada yang mencoba menjadi 'korban' untuk dibakar. Ajaibnya, mereka tetap tidak terbakar. :)



Pitstop ketiga adalah Benteng Somba Opu dimana kita juga dihibur dengan tari-tarian daerah. Beberapa orang menari sambil bermain bola tanpa menyentuh bola itu dengan tangan.




Dari pitstop ketiga, peserta kembali bersepeda ke titik awal, Benteng Rotterdam. Disana kita makan siang sembari dihibur dengan bagi-bagi door prize.

Sekitar pukul tiga sore kita semua kembali ke penginapan.



Malamnya semua peserta jamselinas 8 disaji makan malam dengan menu masakan khas Makassar di rumah Gubernur.

Minggu 17 September 2018

Di hari kedua ini panitia memberi beberapa pilihan, (1) naik kapal (tiruan) Phinisi dan berlayar memutar ke pulau Samalona (2) bersepeda sambil kulineran (3) bersepeda ke Rammang-Rammang. Kebetulan kita dari Komselis sepakat untuk naik kapal  Phinisi.





Usai kembali dari boat riding, aku dan Ranz langsung kembali ke penginapan. Kita sempat makan siang di satu rumah makan dekat dengan penginapan dengan menu masakan Palopo, kemudian kembali ke penginapana untuk packing dan persiapan check out.

Bersama dengan yang lain yang menginap di Sentosa Homestay -- kecuali Avitt, Hesti, Dany, dan om Budenk --  kita menuju bandara Sultan Hasanuddin pukul 16.00 WITA. Pesawat yang kita naiki menuju Semarang akan terbang sekitar pukul 18.00.

Sesampai Semarang, aku dan Ranz meninggalkan bandara naik BRT sampai halte Hotel Amaris, Jl. Pemuda. Ranz kemudian kembali ke Solo naik go car.

Akankah kita -- aku dan Ranz -- ikut jamselinas 9 Palembang di tahun 2019? Entahlah …


PT56 21.21 25/12/2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.