Cari Blog Ini

Kamis, 08 Oktober 2020

Virtual Jamselinas X: Sunmori ke Alas Bromo Karanganyar

Minggu 04 Oktober 2020

 

 

Sempat ragu-ragu hari ini jadi bersepeda ke Alas Bromo - Karanganyar atau tidak gegara dadaku yang terasa sakit setelah terjatuh kemarin, makanya aku rada malas bangun pagi. :D Ranz juga. Namun, toh akhirnya kita berangkat juga. Jika sehari sebelumnya kita berangkat meninggalkan rumah Ranz pukul 07.30, hari ini kita baru berangkat pukul 07.50.

 


 


Melewati Jalan Slamet Riyadi yang panjang, yang sebelum pandemi merupakan area 'car free day', aku mengacungkan jempol pada rakyat Surakarta yang tidak nampak berkerumun di jalan ini di Minggu pagi itu. Di Semarang, ada maupun tidak ada 'car free day' setelah pandemi berjalan kurang lebih 2 bulan, area Simpanglima tetaplah ramai di hari Minggu pagi. Pak Ganjar sempat mengunggah vlog di instagram pribadinya menegur orang-orang yang tetap saja berkerumun tanpa mengenakan masker di Simpanglima maupun area Kota Lama di hari Minggu pagi, dan memberi edukasi, namun toh rakyat Semarang tetap saja ndableg. Makanya tidak heran jika Semarang termasuk zona merah pandemi covid 19, sedangkan Surakarta tidak.

 

 

Sesampai di kawasan Jebres, saat melewati sebuah warung makan yang berjualan timlo, selat, dll, Ranz menawariku berhenti untuk sarapan. Aku setuju. 'Langganan' kita sarapan di kawasan Karanganyar jika kita bersepeda ke arah sini terasa jauh sekali, soalnya. Lol.

 

 

Oh ya, di hari Sabtu 03 Oktober 2020, aku dan Ranz sama-sama mengenakan jersey resmi jamselinas X. Namun strava di gadget Ranz error, karena kegaptekan Ranz cara mengoperasikannya, lol. Maka di hari Minggu ini, aku menyemangati Ranz untuk mengenakan jersey itu lagi, kebetulan jersey miliknya sudah sempat dicuci dan cukup kering untuk dikenakan lagi. Di hari kedua ini, aku pastikan strava di gadget Ranz bekerja dengan sebagaimana mestinya, agar dia bisa setor hasil sepedaan ke panitia jamselinas X. hohoho …

 

 

Setelah sarapan dan melanjutkan perjalanan, Ranz mencoba mencari peruntungan barangkali akan berpapasan dengan para peserta jamselinas X lain, mereka yang juga mengenakan jersey resmi. Tapi, ternyata ga ketemu juga, lol.

 

 

Sudah lama tidak bersepeda ke arah sini, ternyata kantor bupati Karanganyar terletak lebih jauh dari yang kuingat, wkwkwkwkwk. Heran kok ga sampai-sampai yaaa. Padahal kita sudah cukup beruntung lho karena mendung sehingga sinar mentari tidak bersinar begitu terik. Beberapa kali kita mampir ke pom bensin karena Ranz butuh ke toilet berkali-kali. :D

 

 

Ketika akhirnya kita sampai di pertigaan dimana jika mengambil jalan di sebelah kanan kita akan menuju Karangpandan, dan ke kiri ke arah jalan alternatif ke Sragen, aku nyicil ayem, kita sudah hampir sampai. Akan tetapi, ternyata treknya kok naik turun naik turun yang lumayan bikin deg degan yak gegara RD Austin bermasalah. Mana kata Ranz roda belakang Austin nampak goyang ketika dikayuh. Waduwww … mana kita mau masuk hutan kok malah Austin bermasalah.

 

 

Setelah sempat ketar ketir selama beberapa kilometer karena mulai terdengar suara-suara yang tidak kuharapkan dari crank Austin, karena aku sering memindah-mindah gear pas tanjakan/turunan (dibandingkan sehari sebelumnya, bersepeda ke Sukoharjo yang flat treknya), akhirnya kita sampai di Alas Bromo. Alhamdulillaaah.

 

 

Pintu masuk ke Alas Bromo nampak tertutup. Waduw, apa sekarang orang awam dilarang masuk yak? Sementara aku memotret Austin di papan nama Alas Bromo, aku melihat 3 motor berhenti di jalan raya, tak jauh dari pintu masuk ke Alas Bromo. Ada beberapa gadis remaja yang duduk-duduk di atas motor itu. Ranz sempat khawatir kita bakal dilarang masuk. Ketika Ranz sedang memotret Petir, aku melihat 2 petugas Alas Bromo sedang ngobrol di dalam. Kemudian aku melihat 3 - 4 motor trail keluar dari arah dalam hutan. Lah, mereka yang naik motor trail saja boleh menjelajah, mosok kita yang 'Cuma' naik sepeda onthel tidak boleh? Tapi, eh, siapa tahu mereka 'kerabat petugas' ya? Meskipun begitu, aku mencoba peruntungan dengan bertanya pada petugas, apakah kita diizinkan masuk untuk foto-foto. Dan … ternyata BOLEH! Leganyaaaa.

 

 

Kita pun masuk. Tak lama kemudian, beberapa motor pun masuk, termasuk 3 motor yang kulihat sebelumnya. Mereka nampak nyantai memarkir motor di balik pagar, kemudian ngobrol dengan petugas. Mereka mengenakan baju ala orang-orang yang sedang latihan olahraga beladiri. Di antara mereka ada yang membawa kamera dslr, mungkin juga akan foto-foto di dalam sambil mengenakan baju latihan bela diri.

 



 

Lumayan lama kita berada di dalam, Ranz asyik sekali memotret Petir dan Austin, hohoho … saat keluar, kita kembali menyusuri jalan yang 4 tahun lalu juga kita lewati. Dari jalan 'setapak' kita masuk, kita terus lurus sampai bertemu dengan sungai (treknya naik turun). Setelah bertemu sungai, trek naik, sampai bertemu belokan, kita belok kanan, kemudian ngikutin jalan, sampai di satu perempatan, kita belok kanan lagi. Tak jauh dari situ, kita melihat perkampungan, kita pun belok menuju perkampungan. Tak jauh dari situ, kita bertemu pintu masuk menuju Waduk Tirtomarto. Namun ternyata pintunya terlihat ditutup, akhirnya kita tidak lewat situ, kita lewat jalan yang dekat perkampungan penduduk.

 

 


 

Otw balik ke arah pertigaan dimana jika belok kiri kita ke arah Karangpandan, rantai Austin mogok. Bukan hanya lepas rantainya, Ranz telah memasangnya kembali namun tetap susah memutar. Kata Ranz RD-nya Austin bermasalah. Untunglah Ranz masih bisa mengakalinya sehingga aku tetap bisa mengayuh pedal Austin.

 

 

Kita mampir makan di sebuah rumah makan yang menu utamanya ayam goreng, mirip dengan rumah makan Mbah Karto Tembel. Kita sampai sini pukul dua siang. Pukul tiga siang kita selesai makan. Kemudian kita langsung kembali ke arah Surakarta.

 

 

Sekitar pukul lima kurang seperempat, kita sampai di daerah Purwosari. Ranz menawariku sekalian booking travel untuk balik ke Semarang. Aku memilih pemberangkatan pukul tujuh malam. Pukul sembilan malam aku telah sampai rumah Semarang. Alhamdulillah.

 

 

Kapan-kapan dolan lagiiiii. :D tanpa dolan, hidupku hampa. Uhuk.

 

 

PT56 17.46 05-Oktober-2020

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.