Cari Blog Ini

Jumat, 29 Maret 2013

Bikepacking Solo - Purwokerto (Day 3)



Day 3: 21 Maret 2013 Gowes Ngapak Banyumasan (Gombong – Purwokerto)

Sarapan yang kita dapatkan dari hotel adalah dua tangkup roti berisi meses dan selai. Tujuan pertama hari ketiga ini adalah berkunjung ke benteng Van der Wijck, dimana Ranz juga berkunjung (plus menginap) tahun lalu. Kita meninggalkan hotel sekitar jam 07.10, namun ternyata benteng baru buka untuk umum sekitar pukul 08.00 maka kita pun gowes ke arah pasar terlebih dahulu; Ranz butuh sarapan nasi.
halaman dalam Hotel Dunia
warung makan tempat Ranz sarapan dan kepedesan :P
Kita mampir di warung makan Nasi Rames dan Sop Pak Miran, tanpa kita tahu bahwa sop disini sangat kondang kelezatannya. :-P Pantas saja warung yang terletak di pasar ini ramai pengunjungnya. Ranz memesan nasi rames yang ternyata semua yang dirames rasanya pedas bukan alang kepalang. Harusnya pesan sop ya? :)


Ranz yang sok cool :D

foto bagian dalam Benteng Van der Wijck ini diambil dari lantai dua

di dekat pintu masuk

Usai sarapan, kita gowes ke benteng Van der Wijck. Sampai disana sekitar pukul 08.00, namun tertulis di papan pengumuman yang ada disana bahwa benteng terbuka untuk umum pukul 09.00 – 17.00. Wah ... terlalu terlambat kalau jam 9 baru masuk benteng. :( Untunglah kita tetap boleh masuk: kita adalah pengunjung pertama pada hari itu. :) Sayangnya kita dilarang membawa sepeda masuk area benteng, meski kita bilang hanya untuk berfoto-ria. Ranz sempat mutung dengan akan membatalkan masuk, tapi kan aku belum pernah kesitu? 

ruangan dalam Benteng Van der Wijck


Ide untuk menyatukan benteng dengan amusement park sangatlah keren (kata Ranz. hihihi ...) Bentuk bangunan benteng mengingatkanku pada Lawangsewu, hanya di benteng Van der Wijck tidak banyak terdapat pintu. Hotel-hotel yang tersedia di kawasan benteng terletak terpisah dari benteng, meski tidak jauh. Kalau ide (yang dulu pernah kudengar) untuk merenovasi Lawangsewu menjadi hotel, tentunya hotel-hotel itu akan mengambil tempat ruang-ruang yang ada di dalam bangunan utama Lawangsewu kan ya? Serem? Hihihi ...

Sekitar pukul 09.00 kita meninggalkan benteng untuk melanjutkan perjalanan. Kita melewati gapura selamat datang di Kabupaten Banyumas sekitar pukul 09.50. Ternyata tak lama kemudian aku lapar. Setangkup roti berisi selai tak terlalu membantu mengisi perut, plus sarapan Ranz yang terlalu pedas di warung makan Pak Miran tak membuatku ngiler. LOL. 

pom bensin dimana Ranz bernostalgia
Lewat pukul 10.40 Ranz berbelok ke sebuah pom bensin dimana juga ada rumah makan. Ternyata setahun lalu Ranz dan rombongan Srikandi #2 mampir kesini untuk ngadem. Kesempatan buatku makan dan minum es teh sepuasnya. Tehnya terasa enaaaak sekali. :) Ranz sendiri tidak kepengen makan; dia hanya ingin bernostalgia di tempat itu. :)
mulai memasuki trek nanjak di kawasan Buntu

badan jalan yang cukup sempit namun dilewati kendaraan bermotor besar-besar

Pockie unjuk narsis :D
Satu jam kemudian kita melanjutkan perjalanan. Trek mulai rolling, hingga akhirnya kita mulai memasuki trek menanjak di kawasan Buntu, pas matahari sedang bersinar panas-panasnya. Trek tanjakan di daerah ini merupakan trek yang paling riskan karena badan jalan yang tak terlalu lebar, jalanan berkelok-kelok, dan saingan kita adalah bus, truk, hingga ‘truk’ kilang minyak Pertamina yang sering ngebut. Kita harus ekstra hati-hati karena sering sopir kendaraan bermotor beroda banyak itu tidak peduli pada pengguna jalan lain, terutama yang naik sepeda. 


Di sepanjang jalan di kawasan Buntu, kita disuguhi pemandangan tebing dimana banyak pengemis duduk berjajar menunggu rezeki dilemparkan kepada mereka. Cukup miris melihat mereka. Aku sangat lega setelah kita melewati titik yang paling tinggi (meski hanya kurang lebih 250 meter dpl) hingga tinggal turun untuk masuk kota Banyumas. Kita sempat mampir di sebuah toko kelontong untuk membeli dua botol air mineral 600 ml, karena persediaan kita menipis. Di toko ini kita bertanya kepada si penjaga toko arah menuju Purwokerto, Si penjaga yang nampaknya sudah beberapa kali ditanya orang pertanyaan yang sama, langsung mengambil kertas yang di atasnya dia sudah menggambar peta arah ke Purwokerto untuk ditunjukkan kepada kita. 
WARNING!

di titik tertinggi kawasan Buntu
PG Kalibagor

Kita sampai di kawasan Kalibagor sekitar pukul 14.00 dan masuk kota Sokaraja dua puluh menit kemudian. Panas terik matahari yang menyengat membuat kita dengan mudah merasa haus. Cukup lama juga hingga kita menemukan mini market tempat kita bisa membeli minuman dalam botol yang dingin. Sempat kupikir kalau di kota ini tidak ada mini market sejenis A***m*** atau I***m**** J Aku mengajak Ranz mampir mencicipi soto Sokaraja, mengenang aku pernah lewat Sokaraja dan makan soto di tahun 2000. :)

penampilan Soto Sokaraja

mini market yang senantiasa dibutuhkan sepanjang perjalanan :D

Purwokerto! Finally! Yay!
Pukul 15.30 kita melewati gapura selamat datang di kota Purwokerto. Kita langsung menemukan jalan utama yakni Jalan Jendral Sudirman, namun kita tak kunjung menemukan hotel yang membuat kita sreg untuk segera mengistirahatkan tubuh. Kita berputar-putar kesana kemari, sampai Ranz merasa lapar dan mengajak mampir di sebuah gerai fast food restaurant di mall yang kita lewati. 

Jelang maghrib akhirnya kita gowes ke hotel Mulia yang sebenarnya sudah kulihat sejak masuk jalan Jendral Sudirman, Cuma aku ga yakin apakah aku bersedia menginap disana. ha ha ha ...  Ternyata setelah masuk dan melihat bangunan yang berbentuk kuno, aku malah suka. Ranz pun suka karena bentuk bangunan – bahkan juga furniture yang ada – mengingatkannya pada rumah neneknya, yang dulu dia kunjungi waktu masih kecil. (Dia sekarang juga masih kecil lho, lantas waktu dia kecil itu kapan yaaa? hihihihi ...)

Usai bersih-bersih badan, aku pengennya langsung molor, namun ternyata Ranz pengen muter-muter, meski ga jauh dari hotel. Ya sudahlah, aku manut, menemaninya keluar, gowes sejenak, hingga makan malam. Aku pesan cah kangkung, sedangkan Ranz memesan ayam koloke dan sup asparagus. Masakannya enaaakkk, tapi pedasssss. Pelajaran: masakan orang-orang daerah Banyumasan ternyata pedas! :)

menu makan malam yang pedas dan enaaakkk :)

Jarak yang kita tempuh di hari ketiga ini 65 kilometer (ini plus gowes muter-muter nyari hotel.) Hari kedua dan ketiga selama perjalanan kita ditemani sinar mentari yang sangat terik sehingga kulit kita pun terlihat gosong. :D

To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.