Kucopy-paste dari sini
Day 4, 22 Juni 2011
Sehari sebelumnya, Ranz sempat melontarkan ide untuk gowes ke Kaliurang. Namun belum yakin jadi atau tidak. Seusai mandi, ketika Ranz bertanya, “Hari ini kita kemana?” ternyata aku ga punya ide juga. (Dan Ranz menyesaliku yang dulu kurang dolan ketika kuliah hingga ga tahu arah, selain kos – UGM – Malioboro. LOL.) Akhirnya dari pada bingung, aku pun menyambut ide Ranz, “Naik ke Kaliurang?”
Sehari sebelumnya, Ranz sempat melontarkan ide untuk gowes ke Kaliurang. Namun belum yakin jadi atau tidak. Seusai mandi, ketika Ranz bertanya, “Hari ini kita kemana?” ternyata aku ga punya ide juga. (Dan Ranz menyesaliku yang dulu kurang dolan ketika kuliah hingga ga tahu arah, selain kos – UGM – Malioboro. LOL.) Akhirnya dari pada bingung, aku pun menyambut ide Ranz, “Naik ke Kaliurang?”
Kita turun dari lantai dua sekitar pukul 9. Sang nyonya rumah dan kedua anaknya sedang molor, LOL, maka kita berdua pun hanya pamitan kepada si Teteh, sang PRT. Teteh menawari kita sarapan. Entah mengapa baru pagi itu aku nyadar kalau Ranz butuh waktu lamaaaa untuk makan. Hihihihi ... Kemarin sore waktu kita makan di rumah makan Pak To, dia ga menghabiskan makan yang dia ambil sendiri porsinya, kupikir karena dia ga suka rasa masakan di situ. Padahal aku suka banget dengan ayam bakar bumbu baladonya! Always my favorite! Tapi mungkin aku yang terlalu terburu-buru ngajak dia pergi kali ya? Hihihihi ...
Kita meninggalkan rumah Detta sekitar pukul 09.30. (Aku hanya butuh waktu 5 menit untuk makan, sedangkan Ranz butuh waktu 30 menit! Hohohoho ...)
Snow White pertama kali kuajak nanjak Kaliurang |
trek masih berupa menanjak landai |
Sesampai di kilometer 17, kita berhenti, beristirahat. Ranz berkomentar, “Wah, tanjakannya mulai curam! Ga nyangka, euy!” mulai dari sinilah, perjalanan terpaksa banyak tersendat karena tanjakan curam dan mentari yang bersinar terik!
Ranz ngapain tuh kok malah turun? lol |
tanjakannya mana yak? lol |
dari titik ini, tanjakan mulai curam |
Dalam melanjutkan perjalanan, kita tak menemukan mini market tempat kita bisa ngadem sejenak dan membeli air mineral lagi. Untunglah masih ada warung-warung yang berjualan air mineral dan lain-lain. Aku sempat mampir untuk membeli sebotol air mineral dan coklat. Katanya coklat sangat bagus untuk mengalirkan tenaga.
Istirahat yang agak lama – sekitar 15 menit – ketika Ranz menemukan sebuah masjid. Waktu menunjukkan pukul 12.30. Ranz pun shalat Dzuhur.
Ketika ada spot-spot menarik untuk foto kita pakai untuk sekaligus beristirahat. Hihihi ...
peta titik kumpul pengungsi |
Pockie mejeng! |
horeeee ... nyampeeee :D |
dengan latar belakang yang masih nampak gundul |
di kawasan Kaliurang |
Aku dan Ranz sempat ditawari orang untuk berkunjung ke kawasan yang sempat dilanda bencana, dimana masih banyak pohon-pohon gundul tumbang. Mereka menawari mengantar kita kesana dengan naik sepeda motor, yang mungkin butuh waktu sekitar 15 menit, dengan biaya Rp. 20.000,00. Waktu aku bertanya bisakah tempat itu kita capai dengan mengendarai sepeda, aku tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Hihihi ...
di dalam kawasan Tlogoputri |
mejeng forevah! lol |
aku dan emping :) |
tiket bea pemakaian toilet :P |
Sekitar pukul 15.00 aku mengajak Ranz memasuki kawasan wisata Tlogo Putri. Masih sangat terlihat sisa-sisa ‘amukan’ Merapi yang meletus akhir Oktober hingga November tahun lalu. Aku tak lagi menemukan trek tempat aku dan Angie sempat ‘hiking’ di kawasan ini pada bulan Januari 2003 lalu. (Sudah lamaaaa!) Itu sebab aku dan Ranz tidak butuh waktu lama untuk berjalan berputar-putar di kawasan Tlogo Putri. Banyak monyet yang bergelantungan dengan jinak, tanpa mengganggu pengunjung.
Keluar dari kawasan TP, aku dan Ranz memutuskan untuk mencari kawasan yang ditawarkan oleh orang yang kita diminta membayar Rp. 20.000,00 itu, dengan naik sepeda. Kita menggunakan asumsi, “Kalau tempat itu bisa dijangkau dengan naik motor, tentu bisa juga dijangkau dengan naik sepeda!”
And, we found it!
Melihat trek yang cocok untuk XC, Ranz langsung bergairah untuk eksplore! (Dengan resiko: kita akan turun semakin sore sehingga kemungkinan langsung pulang ke kota masing-masing harus ditunda.) “Tidak rugi datang ke Jogja karena menemukan trek ini!” teriaknya dengan gembira. Well, dia harus ‘melewatkan’ kesempatan XC ke Gunung Maling pada hari Minggu 19 Juni karena dia merasa perlu menjemputku ke Semarang.
sisa-sisa keganasan wedus gembel |
pertama kali dolan berdua Ranz, aku sampe bingung dipoto mulu! lol |
Snow White dolaaan ... |
Rasanya ingin terus eksplore ke tempat yang lebih masuk lagi dari tempat dimana kita temukan beberapa ‘turis lokal’ yang juga sampai di situ dengan naik (ojek) sepeda motor yang sedang asik berfoto-foto juga. Mereka pun tersenyum-senyum melihat dua perempuan mencapai tempat itu naik sepeda. Akan tetapi karena kita lihat kabut sudah mulai turun, dan daerah itu mulai sepi – semua turis sudah dibawa kembali oleh para pengojek – akhirnya aku dan Ranz pun meninggalkan lokasi. Tidak berani eksplore lebih jauh lagi.
ketoke aku durung siap dipoto ki :P |
Ranz izeng! |
Kawasan Kaliadem yang (masih) gundul |
gundul :( |
Snow White mejeng :D |
Tak jauh dari lokasi itu, kita menemukan masjid hingga kita mampir: Ranz shalat ashar.
Perjalanan pulang ke jalan Kaliurang kilometer 8 sangatlah menyenangkan! Turunnnnn terussss tanpa perlu mengayuh pedal! Waaahhhh ... if only bisa selalu tanpa mengerem! Hihihi ...
Kita sampai di rumah Detta pukul 17.15. Jika untuk berangkat kita butuh waktu kurang lebih empat jam, pulangnya kita hanya butuh waktu sekitar 45 menit! YAY!
Seperti biasa, aku langsung mandi. Ranz sempat mengemukakan idenya untuk ke kawasan UGM, dia ingin mencicipi burung puyuh, namun ternyata malam itu listrik mati! Wedew, malas deh kalau gelap-gelap gitu keluar rumah. Akhirnya aku hanya ngobrol dengan Detta di kamar tidur untuk tamu itu, sedangkan Ranz dengan khidmat mendengarkan. LOL.
Entah jam berapa listrik menyala kembali. Detta minta ijin untuk menemani anak-anaknya latihan main organ. Sedangkan aku dan Ranz makan malam di ruang makan di lantai bawah. Kali ini aku dan Ranz makan sambil ngobrol sekitar satu jam!
Sekitar pukul 21.30 aku dan Ranz naik kembali ke kamar kita menginap. Dan ternyata, aku mengantuk! Hingga ketika Detta datang dan bertanya ke Ranz, “Besok acaranya mau kemana?” aku sudah molor. (tapi aku masih ‘sadar’ untuk mendengar pertanyaan ini. Hihihi ...) Ranz menjawab, “Besok pagi rencana kita pulang.” Yang disahut Detta dengan nada heran, “Lho? Mau pulang besok?”
Ahhh , wish I could have stayed longer. Aku berniat gowes ke Parangtritis namun belum kesampaian.
Day 5, 23 Juni 2011
Aku bangun sekitar pukul empat pagi. Aku langsung packing, dan mandi. Jam enam aku dan Ranz meninggalkan rumah Detta, dimana seperti sehari sebelumnya, sang nyonya rumah + tuan rumah masih tidur bersama dua anaknya. Kita berdua hanya pamitan kepada Teteh.
Pockie mejeng dulu sebelum balik ke Solo |
Pukul delapan ketika bus yang kunaiki meninggalkan pelataran parkir pool, Ranz mengabari dia sudah sampai rumah. Perjalananku pulang pun lancar. Sampai di rumah sekitar pukul 11.45.
NOTE:
Millions thanks for Ranz who has helped me make one dream of mine come true: bikepacking! Seseorang yang pernah menawariku ide ini di akhir tahun 2009 lalu membuatku bermimpi-mimpi untuk bikepacking! Dan akhirnya kesampaian, meski ‘hanya’ dari Solo ke Jogja. Next time lebih jauh ya?
Special note for Ranz (again): I love to see the happiness brighten your face during our journey!
kangen jogjaaaaaaaaaaaaaa ... hiks hiks
BalasHapusbeberapa photo tidak nampak sama seperti punyaku di postingan lama
lhooo ... foto-fotonya kok menghilanggg???
Hapus