Cari Blog Ini

Selasa, 11 November 2014

GOWES PIKNIK KE PANTAI BANDENGAN JILID 2


Akhirnya setelah berhasil mengadakan Gowes Ceria to Kudus jilid 2, kita – B2W Semarang – berhasil mengulang kisah “Gowes Piknik ke PantaiBandengan” jilid 2. Jika  peserta GCtK jilid 2 lebih sedikit dibandingkan GCtK yang pertama, jumlah peserta gowespiknik ke Pantai Bandengan jilid 2 lebih banyak dibandingkan yang pertama. :)

Aku dan Ranz sampai di titik kumpul – di halaman depan RodaLink – sekitar pukul 05.40, telat 10 menit dari jadual yang kubuat sendiri. (maklum yah, emak-emak kalo mau pergi harus beresin urusan dapur dulu #ngeles LOL.) Disana sudah ada Om Djoko – teman gowes dari FedSemar – dan seorang teGCmannya – memperkenalkan diri sebagai Pak Tri, tinggal di Ngaliyan dan David. Setelah itu satu persatu peserta pun berdatangan,  Om Aris Hien, Tami, rombongan dari Boja, Denny dengan seorang temannya, Asrul yang juga mengajak seorang temannya, Arwin, dll. Pukul 6 aku mulai mengajak teman-teman berkumpul, berdoa bersama, berhitung (ada 24 orang), dan berfoto bersama.


foto bareng sebelum berangkat


sebagian rombongan dari Batas Kota


Pukul 06.15, kita meninggalkan lokasi. Atas kesepakatan bersama, kita memilih arah menyusuri Jalan Majapahit, belok Jalan Palebon Raya, arteri, Jalan Wolter Monginsidi, hingga nembus Jalan Kaligawe. Di Batas Kota, ada 7 orang yang bergabung dengan kita, plus satu lagi – Irfan – yang dari penampilannya sudah biasa gowes jarak jauh, meski yang paling muda. Total semua peserta ada 33 orang.

Kali ini yang menjadi voorijder mobilnya Wawan, Wawan juga menyediakan mobil pickup (disetiri oleh adiknya) yang bisa dipakai untuk loading sepeda. (Wuaahhh, I owed you a lot, buddy!) Selain dua mobil milik Wawan, Fiker juga dengan baik hati dan tidak sombong ikut mengiringi kita, karena Wawan tidak bisa mengawal kita dengan penuh. Pekerjaannya telah menunggu. Bless them!

Dengan ketidakikutsertaan Eko dan Dwi – yang loading ketika kita gowes ke Kudus 7 September lalu – “pasukan” gowes kali ini lebih cepat. Lulu yang agak keteter di belakang pun mendapatkan dorongan dari Ranz – yang seperti biasa juga mendapat tugas mendokumentasikan (fotografer gratisan. Thanks a lot ya? Muach muach) kegiatan kita kali ini.


kanan-kiri, Wawan, yayangnya, yang paling kiri Bagas, adiknya Wawan

nyempetin diri narsis di depan masjid agung Demak

rombongan penggowes di belakang voorijder

Kita sampai di alun-alun Demak sekitar pukul 08.25. Oleh Om Hien kita diajak mampir ke sebuah warung soto Kudus yang juga menyediakan nasi pindang. Tempat parkirnya memang lumayan luas, bisa menampung lebih dari 30 sepeda. Tapi sayangnya tidak semua cocok makan menu soto Kudus yang kuahnya tidak bening itu. (misal: Ranz. J) Di warung ini, bergabung Om Teguh yang berasal dari Juwana Pati. Dia mau gabung sejak dari RL, namun kita sudah meninggalkan tikum sedangkan Om Teguh masih otw ke Semarang, maka dia memutuskan untuk menunggu kita di alun-alun Demak.

Jam 09.00 kita meninggalkan tempat kita sarapan bareng ini. Kita menyempatkan diri untuk berfoto-ria di depan Masjid Agung Demak: untuk dokumentasi. Ga pake lama, kita langsung “menggeber”. Oh ya, Lulu sudah mulai loading semenjak meninggalkan warung tempat kita sarapan. Gaya sepedaan kali ini yang lebih ngebut ketimbang waktu kita gowes ke Kudus membuatnya enggan memaksa diri untuk terus mengayuh pedal sepedanya.


suwun semangkanipun Bu :)

you know who :D

Fiker galau :P


Setelah kita belok ke kiri di daerah Trengguli, kita sempat berhenti sebentar untuk menyatukan pasukan yang masih ketinggalan di belakang. Kebetulan kita berhenti tak jauh dari dua orang pedagang semangka. Ga kita sangka, mereka memberi kita semangka gratis lho. (Oh, betapa murah hati mereka!) Setelah semua bergabung, dan sebagian besar dari kita menikmati semangka gratis yang manis, kita melanjutkan perjalanan.

Kita sampai di satu mini market di daerah Welahan untuk beristirahat sekitar pukul 11.10. (Tahun 2011 dulu kita nyampe sini sekitar pukul 12.00.) Sebagian beristirahat sambil ngadem di dalam mini market. Sejuk! J Sekitar setengah jam kemudian kita melanjutkan perjalanan. Sementara itu, ternyata ga hanya Lulu yang telah loading, ada beberapa orang lain lagi yang bergantian loading. J Disini, Wawan mulai pamit karena dia harus segera ke kantornya, sehingga beberapa teman yang loading pindah ke mobil Fiker.


pit stop ketiga







Beberapa lama kemudian kita mendapat kabar bahwa di kawasan kota Jepara hujan telah turun. Wah, kita harus siap-siap nih! Kita berhenti lagi di kawasan Pecangaan, untuk menunggu mereka yang masih di belakang. Memang tidak mudah menyamakan irama mengayuh pedal, apalagi sebagian dari kita benar-benar newbie, baru kali ini ikut ‘turing’ gowes luar kota, dan tidak semua menaiki sepeda dengan spec yang sama. Sampai disini, mobil pickup harus balik ke kota Semarang karena Bagas – adik Wawan – ada keperluan sendiri. Mulai dari sini, hampir semua mulai gowes lagi, kecuali Om Teguh yang memang baru sebulan lalu tempurung dengkulnya geser ketika melakukan sesuatu. Sebagai ganti, Fiker menaiki sepeda Om Teguh, seorang teman Fiker yang kemudian menyetir mobilnya.

Untunglah beberapa kali berhenti untuk menyatukan irama kayuh dengan yang lain  justru menguntungkan: ketika kita masuk kota Jepara hujan sudah berhenti. Cuaca sangat enak untuk bersepeda! :)










Sempat kececer di jalan menuju Pantai Bandengan setelah melewati Pantai Kartini – sebagian mampir ke warung makan, ada juga yang mampir masjid untuk shalat – sebagian besar sampai di Kampung Prau (yang terletak di sebelah Pantai Bandengan) sekitar pukul 13.30. (Atas saran Fiker kita belok ke Pantai Kampung Prau, dan bukan ke Pantai Bandengan, dengan alasan: masuknya gratis. :))

Setelah masuk, acara bebas. Ada yang jalan-jalan di pinggir pantai, ada yang leyeh-leyeh di warung yang ada, sekaligus memesan makanan disana. Entah mengapa aku tidak begitu berhasrat untuk makan. Ranz yang sebenarnya lapar juga tidak ingin makan, setelah melihat menu makanan yang ditawarkan.



Fiker berganti kostum :)

Om Hien, penjaga gawang komunitas East :)
Pak Tri, Irfan, pak Priyo, Om Djoko, rombongan gowes pp kedua








Rombongan Boja pamit terlebih karena mereka akan menempuh perjalanan pulang dengan bersepeda. Kemudian Om Djoko, Pak Tri, Pak Priyo (dari Batas Kota), dan Irfan menyusul mereka. Sekitar pukul 15.00, truck yang kita pesan untuk loading telah datang. Setelah semua siap kita pun keluar dari kawasan pantai, menuju truck yang parkir di dekat pertigaan jalan masuk ke Pantai Bandengan. Butuh waktu kurang lebih 30 menit untuk loading sepeda ke atas truck. Sekitar pukul 15.30 kita meninggalkan lokasi.

Alhamdulillah perjalanan pulang lancar. Yang pertama turun tentulah rombongan Batas Kota. Aku, Ranz, Tami, David dan Arif turun menjelang masuk Kota Lama (truck belok ke arah kiri ke Jalan Dr. Cipto) sekitar pukul 18.20. Otw gowes pulang, Arif belok ke arah masjid Kauman, kita berempat melanjutkan perjalanan ke warung Bakmi Jowo Pak Dul Numani di sebelah SMA N 5. Usai makan malam (aku cukup minum satu setengah es teh), kita berempat memisahkan diri. Aku sempat mengantar Ranz sampai di depan gang kosnya.

Sekitar pukul 20.05 aku ke kos Ranz, untuk kemudian mengantarnya ke Sukun. Hujan. Dan kita cukup lama menunggu hingga ada bus datang: bus yang sarat dengan penumpang! L Terpaksa Ranz pun berdiri sampai Solo malam itu! Hadeeeh.

Anyway, perjalanan ini lumayan memorable: Sedikit menyebalkan buat Ranz yang naik BMX sedangkan sebagai fotografer dia merasa bertanggung jawab harus mendokumentasikan seluruh peserta sehingga harus bolak balik depan belakang. Sangat menyenangkan bagiku karena ternyata dengan naik Cleopatra aku tidak merasa capek sama sekali. Hohohoho ... (Seingatku selama gowes Semarang – Jepara aku tidak pernah mendapatkan kesulitan. Yang pertama kali, bulan Mei 2011 dulu, sempat merasa sedikit klenger di tanjakan terakhir, jelang masuk kota, karena tidak membawa minum di sepeda. Setelah itu, semua lancar.)

Yang membahagiakan bagiku adalah ekspresi teman-teman yang begitu puas dengan perjalanan ini, terutama para newbie yang merasa ‘grateful’ karena kita telah memberi mereka kesempatan untuk merasakan turing. When you are happy with this biking journey, buddies, I am even happier to give you this chance.

  • My utmost gratitude for Wawan and Fiker for the cars that were very helpful for all of us.
  • For all participants, of course the journey would be less memorable without you all.
  • And as always my deep indebtedness for my loving as well as loved Ranz for the impressive documentation, and everything.



GG 16.12 11/11/2014

2 komentar:

  1. hai admin, boleh kalo pengen ikutan komunitas bike to work semarang, adakah kontak yang bisa dihubungi?.. terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. gabung saja ke grup B2W Semarang di Facebook, tinggal ikuti pengumuman untuk event-event yang kita selenggarakan, dan ... gabung! begitu saja. mudah kan?

      kita tunggu ya?

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.