Cari Blog Ini

Senin, 21 Maret 2016

Gowes Offroad (reuni) ke Puncak Banyumeneng

Setelah lima tahun absen dari gowes XC (baca => cross country) alias offroad, akhirnya aku pun kembali menyambangi Banyumeneng lagi. SETELAH LIMA TAHUN. (lebay mode on :D) Klik link ini untuk kisah ngoffroad ke Banyumeneng 5 tahun lalu.

foto dijepret awal tahun 2009, gedung ala piramid ini masih utuh

FYI, sebenarnya aku memendam hasrat untuk XC lagi sudah selama beberapa bulan. Apalagi Agung Tridja -- yang sudah dua kali jadi road captain XC ke Banyumeneng di tahun 2010 dan tahun 2011 yang kuikuti -- juga menunjukkan keinginannya untuk kembali ramai-ramai mengunjungi (eks) gedung a la piramid di puncak Banyumeneng, dari beberapa status yang dia unggah di facebook. Namun, menunggu "lampu hijau" dari Ranz untuk mau ternyata butuh waktu lama. :D

20 Maret 2016

Kali ini aku berhasil mengajak Tami (ini XC kedua buatnya) dan Dwi untuk menjajal trek offroad yang lumayan ekstrem. :D Kita janjian berkumpul di Taman Pandanaran pukul 05.00. Kenyataannya, kita baru berkumpul pukul 05.20. :D Arif Daeng, musuh dalam selimut eh sobat lama kedua gadis manis itu pun bergabung karena penasaran dengan treknya. :D Pukul 05.25 kita mulai mengayuh pedal menuju titik kumpul di kawasan Meteseh, kurang lebih 15 kilometer dari Tugumuda. :D


Perjalanan menuju titik kumpul kita jalani dengan tidak ngaya. Ranz yang paha kanannya sedang tidak fit, terpaksa mengayuh sepeda pelan, mana dia naik BMX pula. Kita baru sampai di titik kumpul di satu minimarket Meteseh pukul 06.34, tepat saat Agung dan yang lain gelisah, ini rombongan Semarang Barat kapan nyampenya? LOL. Eh, seorang kawan Dwi, bernama Dimas, ikut bergabung, dia menunggu kita di pom bensin Kedungmundu. Di titik kumpul, selain Agung, ada juga Ariyanto Bjo, Faozi plus Dyas. Yang dua lain, lupa kenalan. LOL.

Setelah dua tiga jepret foto untuk dokumentasi, kita langsung melanjutkan gowes.






Ternyata aku lupa seberapa tanjakan menuju Banyumeneng. Aku juga lupa seberapa besar batu-batu yang bertebaran di sepanjang tanjakan sehingga membayangkan jika kehilangan keseimbangan dan jatuh waktu gowes, bisa dibayangkan kepala bakal langsung benjol. LOL.

Kebiasaan narsis ketika gowes tetap terbawa dong. LOL. Tapiiii ... karena menyimpan rasa ga enak ke yang lain, yang telah menunggu kita satu jam di titik kumpul, kita jadi merasa tidak enak untuk berfoto lama-lama. :D






Setelah melepas lelah di puncak Banyumeneng, kita meminta tour leader untuk melewati bangunan ala piramid yang sekarang mungkin tlah menjadi tempat untuk uji nyali jika kesini di malam hari. :D  Untuk turun, Agung memilih jalan dimana kita harus melewati turunan berbatu-batu besar. Nah lo! Tak heran, Dwi yang baru pertama kali ngikut XC, menulis di akun instagramnya, "Pertama kali nyoba xc atau cross country. Rasane serba salah. Tanjakan gak kuat, turunan nakutin. Rasane pengen tak tinggal aja sepedanya." wkwkwkwkwkwkwkwk ... Namun toh di turunan dia tetap berani menaiki sepedanya lho. (Eh, lupa, dia naik Orenj waktu gowes ini. Sepedanya -- Oddie -- jelas eman-eman dinaiki di trek seperti ini. :) )


Agung Tridja in action :D


gedung ala piramid yang tinggal puing2

On the way ninggalin kawasan Banyumeneng, Agung nawarin apakah kita akan mampir ke Brown Canyon. ahhh ... sekalian sudah sampai sini, mampir aja, meski hanya sebentar, meski ga bakal bisa puas narsis karena siang yang sangat terik. :)




Special gratitude for Agung Tridja for accompanying all of us.
Always full of thanks for Ranz  for everything.
Buat Dwi, Tami, Arif, dan Dimas, jangan kapok yaaa? Especially buat Dwi, next time gabung XC lagi. It is fun, isn't it? :D

N.B.
Kisah pertama kali ikut XC ke BMP bisa dibaca disini dan disini.


LG 09.14 22/03/2016




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.