Cari Blog Ini

Senin, 25 Maret 2019

ROMLI & J150K 2019


Ngeromli sih oke-oke saja, tapi lihat-lihat event dan rutenya dong ah. :D plus tahu diri lah batas-batasnya


Kata yang bisa bermakna ganda ini -- positif dan negatif -- kembali ngetrend beberapa hari terakhir ini di kalangan pesepeda gegara event J150K ENDURANCE 2019. Panitia mematok "hanya" 500 calon peserta, naik 200 ketimbang tahun 2017. (Meski tahun itu akhirnya membengkak ke angka di atas 600 perserta) Jika di tahun 2017 300 nomor peserta itu ditutup dalam waktu sekitar 2 - 3 jam, tahun ini jauh lebih spektakuler. Angka 500 langsung terlampaui hanya dalam waktu kurang dari 10 menit! Walhasil, banyak calon peserta kecewa, baik calon peserta veteran (yang sudah pernah ikut J150K tahun 2013 maupun 2017) maupun newbie. Bagi yang mengenal JFB a.k.a Jogja Folding Bike yang 'tegas' terhadap peserta liar, tentu pasrah menerima nasib. Namun, tidak bagi mereka yang penasaran pada J150K tapi tidak "kenal" JFB, dengan ringan mereka menulis komen "kalo ga bisa daftar resmi, ngeromli saja deh."


J150K 2013
Nah … jadi polemik deh kata yang bisa jadi dianggap positif bagi penyelenggara event sepeda yang menurutku tidak terlalu butuh pengawasan khusus dan bisa cuek pada peserta romli. Namun, kata ini bisa bermakna negatif jika panitia mengerti bahwa event yang mereka selenggarakan sangat beresiko. Bersepeda mengendarai sepeda lipat dengan lingkar diameter ban di bawah 22 sangatlah tidak dianjurkan jika dilakukan oleh mereka yang belum berpengalaman, plus jarak yang ditempuh lumayan melelahkan, 150 kilometer. Jika terjadi apa-apa, panitia tentu akan terkena imbasnya, meski yang 'terkena apa-apa' itu peserta liar, yang tidak terdaftar secara resmi.


 Seperti yang kutulis di artikel ini, panitia Tour de Pangandaran pernah berbaik hati 'mengurusi' peserta romli, sekian tahun lalu. Namun, di tahun-tahun terakhir ini, mereka mulai tegas dengan peserta romli, karena tidak ingin konsentrasi mengurusi peserta remsi terganggu.

J150K 2017

Selain TdP, ada banyak event sepedaan lain yang menurutku tidak masalah jika ada peserta romli, misal Tour de Borobudur. Sekian tahun lalu aku pernah ditawari seseorang untuk bergabung dengan komunitasnya yang ngikut TdB secara tidak resmi, jadi tidak perlu membayar. Namun, komunitas ini menyediakan armada evak sendiri, mungkin juga sekaligus untuk kebutuhan makan dan minum mereka sendiri. Penyelenggaraan TdB berbeda dengan TdP yang bersifat fun touring, tidak ada batas minimal peserta harus sudah sampai di garis finish pada jam tertentu. Peserta TdB sudah harus sampai garis finish sebelum pukul 12.00. panitia menyediakan armada evak untuk 'menyapu' peserta yang masih keleleran di jalan, sehingga dipastikan semua peserta resmi sudah sampai di garis finish di jam yang sudah ditentukan. Event sebesar TdB maupun TdP akan selalu terbuka untuk peserta romli karena (1) jalan yang dilewati jalan umum, dimana pada saat yang bersama siapa pun bisa lewat. (2) kedua event besar ini sudah diselenggarakan lebih dari 7 kali, jadi para 'penggemar' sudah hafal tata cara penyelenggaraannya, meski bisa jadi rute yang dipilih sedikit berbeda dibanding tahun tahun sebelumnya. Para romli bisa 'ngeles' mengatakan, "orang saya sepedaan sendiri kok, ga ngikut event, kebetulan saja rute yang saya pilih sama." iya, terutama TdP, rute sepedaan dari Tasikmalaya menuju Pantai Pangandaran ya satu itu saja, jika lewat kawasan Banjar.


Ngeromli di J150K?


Tahun 2013 waktu pertama kali ngikut event ini, beberapa kawan kuliah berkomentar, "Mosok bisa sih Na,  sepedaan di Jogja sejauh 150 kilometer? Lha wong jalan (Utama)nya ga sampai 150 kilometer.


DIY memang luas, tapi tentu jarak dari titik terbarat sampai titik tertimur ga bakal sampai 150 kilometer. Agar bisa tercapai jarak 150 kilometer, tentu panitia harus berpikir keras menentukan rute muter kesana kesini kesitu dan lain lain. Dan, untuk memandu peserta agar tidak tersesat bukan hal yang mudah. Belum lagi menyediakan kudapan yang dibutuhkan peserta.


Rute yang tentu tidak hanya 'lurus' tentu menjadi alasan yang sangat jelas ga mungkin jika seorang peserta liar bilang, "Kebetulan saya juga sedang sepedaan lewat sini kok." Mosok sepedaan sejauh 150 kilometer dengan rute berputar-putar mengitari Jogja kok bisa sama persis dengan rute yang telah ditentukan panitia? Kekekekeke …


Mungkin bagi para newbie di komunitas sepeda lipat, sepedaan sejauh 150 kilometer dengan naik sepeda lipat sangat menantang. Namun, apa pun itu, ini 'hanya' acara sepedaan kok, kita bisa sepedaan sejauh apa pun yang kita mau, kalau hanya sekedar menantang diri sendiri mampu atau tidak.


P.S.


Waktu tahu biaya pendaftaran J150K limaratus ribu rupiah, aku membahas dengan Ranz. Kesimpulan yang kita ambil adalah "skip this event". Namun, ketika pendaftaran dibuka oleh panitia, aku 'gatal' pingin mencoba mendaftar, dan siapa tahu Ranz akhirnya berubah pikiran. Hihihi …


Hari Rabu 20 Maret 2019 pukul 20,19 itu aku sedang menguji lisan (oral examination) di tempat kerja. Setelah selesai, aku menimbang-nimbang, ndaftar ga ya … Well, akhirnya iseng-iseng aku ndaftar untuk diriku sendiri. Setelah mengklik tombol 'kirim' data-data yang dibutuhkan, aku pikir-pikir lagi, ndaftarin Ranz ga ya. Kalau kudaftarin dia bakal ngomel ga ya, "Kamu tuh, sudah dibilangin ga usah ikut, pake iseng2 daftar, nomor kita kan bisa dipake mereka yang benar-benar pingin ikut. Huh." LOL. Meski berpikir begitu, aku akhirnya memutuskan mendaftarkan Ranz. Kalau tidak salah, aku melihat penampakan, "selamat, anda berhasil mendaftar" setelah aku klik tombol 'kirim'.


Keesokan hari, Kamis 21 Maret 2019. aku ngecek email, ada email pemberitahuan panitia bahwa namaku terdaftar di nomor 368. namun waktu aku ngecek email yang kupakai untuk mendaftar Ranz, tidak ada email pemberitahuan dari panitia. Hmmm …


Waktu panitia mengumumkan nama-nama calon peserta di web resmi, aku menemukan namaku, namun tidak menemukan nama Ranz. Hmmm … baiklah. Nampaknya aku 'manut' Ranz saja deh. Skip J150K 2019. :D dari pada maksain diri jadi romli, mending dolan sendiri somewhere else. :D


PT56 22.15 24 Mar 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.