Cari Blog Ini

Jumat, 14 Maret 2014

Gomingpai Semarang - Demak pp

Setelah seminggu sebelumnya, aku, Ranz, dan Andra gowes nanjak ke Unnes kemudian dilanjut ke Ngrembel (check this link, please), hari Minggu 9 Maret aku dan Ranz memilih jalur yang datar, Semarang - Demak pp. Beberapa minggu yang lalu sempat pengen gowes ke Kudus pp, tapi ga jadi karena Cipluk bilang jalur Demak - Kudus rusak parah permukaan jalannya. Kalau mau gowes Semarang - Kudus pp, tentu bakal butuh waktu yang lebih lama dikarenakan jalan rusak ini.

Gomingpai kali ini aku naik si cantik Cleopatra, yang dibawa dolan ke Semarang oleh sang pemilik, Ranz, di hari Jumat 8 Maret 2014. Sementara Ranz sendiri -- seperti hari-hari sebelumnya jika kita gowes di Semarang -- naik Febby, sepeda BMX yang dia miliki. Well, baru kali ini kita berdua gowes bareng dengan kombinasi sepeda yang kita naiki adalah Cleopatra (hardtail 26") dan Febby (BMX 20"). Bisa kau bayangkan betapa ajaibnya dengkul Ranz karena dia tidak keteteran jauh di belakangku. Atau mungkin juga karena dengkulku yang payah, meski naik sepeda hardtail, ga bisa ninggalin Ranz jauh di belakang. LOL. But you can guess what would happen if I left Ranz behind. Mungkin dia bakal nyuekin aku setahun. LOL.


masjid agung Demak sebagai latar belakang :)

Minggu pagi 9 Maret 2014 itu Semarang mendung. Mendung yang tidak mengurangi semangatku gowes, meski Ranz berulang kali bilang, "Bobo lagi aja yuk?" LOL. Setelah menemani Ranz beli 'lekker' (sejenis penganan khas Semarangan) di bundaran Tugumuda, kita mulai gowes sekitar pukul 06.45. Kita memilih jalur CFD -- Jalan Pemuda -- sampai mentok kemudian belok kiri, dilanjut belok kanan, hingga terus ke Jembatan Mberok di atas Sungai Semarang nan bersejarah, terus hingga Kaligawe.



Jalan panjang nan lurus Semarang - Demak dengan cepat membuatku terserang kantuk. Ternyata Ranz pun mengantuk. (Bahayyaaaa! We know this. :( ) Untunglah traffic tidak begitu padat. Meskipun begitu, kita terus melaju hingga di kilometer 24 tiba-tiba rantai Febby lepas. Sekali dua kali mencoba membetulkan rantai Febby gagal, Ranz langsung komplain, "Waduh, kita butuh bawa Febby ke bengkel nih. Aku butuh 'kunci'."

Aku sempat bertanya kepada seorang laki-laki yang duduk-duduk di depan rumahnya lokasi bengkel terdekat. Memang ada bengkel, namun karena masih pagi (pukul 08.00) bengkel belum buka. Untung ga lama kemudian Ranz memanggilku untuk memberitahu dia telah berhasil memasang rantai Febby kembali.

"Kok belum ada tanda-tanda kita bakal sampai Demak sih? Aku sudah bosan," keluh Ranz. LOL.

Karena jarak di sportstracker menunjukkan kilometer 24, berarti sekitar 6 kilometer lagi baru kita sampai alun-alun Demak. Tahun 2007 lalu waktu aku mengajar Bahasa Inggris di sebuah instansi BUMN yang terletak dekat alun-alun, jarak rumahku di Puspanjolo ke kantor itu sekitar 30 kilometer.

kontainer yang terbakar 

kemacetan yang panjang

Ternyata 4 kilometer kemudian kita telah sampai alun-alun Demak. Horraaayyyyy. (Aku mulai
menyalakan sportstracker di hape di Tugumuda.) Sayang tempat dulu kita sempat sarapan soto ayam + swikee ayam di bundaran alun-alun sudah kosong. Tak lagi kulihat pedagang yang berjualan di kitaran bundaran itu. Padahal jauh-jauh ke Demak ini Ranz pengen makan swikee yang terbuat dari ayam itu. (Nah lo. Menarik kan? Swikee kok terbuat dari ayam? LOL.)

Meski ga begitu lapar, aku memutuskan untuk membeli sate. Untuk ini kita berhenti di seorang pedagang yang berjualan tak jauh dari Jalan 'Muka Kabupaten'. (Keren kan nama jalan ini? LOL.) Meski di geber tertulis "sate ayam dan sate kambing', ternyata yang dijual tinggal sate ayam doang, sate kambingnya habis. (FYI, aku penyuka sate ayam sedangkan Ranz pehobi sate kambing.) Kebetulan tak lama setelah kita duduk di warung sate ini, hujan turun! Ya sudah, sekalian berteduh deh. :)

Usai aku sarapan, kebetulan hujan juga telah reda, kita melanjutkan gowes ke arah Pasar Bintoro, Demak. Untunglah disana kita menemukan pedagang yang berjualan sate kambing. Nah, gantian, saatnya Ranz sarapan. :)

Untuk berangkat -- menempuh jarak 28 kilometer kita butuh waktu satu jam. Pulangnya kupikir kita butuh waktu yang kurang lebih sama. Kita meninggalkan alun-alun Demak sekitar pukul 10.00 setelah membeli satu botol air mineral untuk mengisi bidon untuk bekal balik ke Semarang. Namun ternyata perjalanan pulang tidak semulus perjalanan berangkat. Kita sempat terjebak macet dua kali. Yang pertama karena ada mobil yang akan berbelok kiri menuju jalur alternatif ke Purwodadi. Yang kedua kemacetan yang panjang itu disebabkan sebuah kontainer yang terbakar di pinggir jalan raya Sayung - Demak. Untunglah karena kita naik sepeda, kita bisa mlipir lewat pinggir. Yay! Namun justru karena harus mlipir ini rasa ngantuk yang sempat mendera kita lagi hilang! :) Blessing in disguise. :)

Kita sampai Jalan Pemuda -- di depan Balaikota pukul 11.30, dimana kita mampir ke pool J********r untuk beli tiket pulang ke Solo buat Ranz.

Sampai jumpa di event gomingpai selanjutnyaaaa. :)

GG 09.09 10/03/2014

2 komentar:

  1. Tooopppp gowes terus yo Na…
    Niwey, blog mu kok akeh temen he he

    BalasHapus
    Balasan
    1. judule narsis ga kira-kira, hahahahaha :)
      thanks for visiting yak?

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.