Cari Blog Ini

Rabu, 13 Maret 2019

3iar lambat asal Selima : Jogja yang selalu Ngangenin

3biar lambat asal Selima Day 1


Akhirnyaaa, Ranz dan aku berkesempatan dolan bersepeda antar kota antar propinsi lagi, meski antar propinsi ini hanya dari propinsi DIY ke propinsi Jawa Tengah. Kekekekeke …

Adalah acara ultah ketiga Selima (C-5) a.k.a sepeda lipat Magelang yang diselenggarakan pada hari Minggu 10 Maret 2019 menjadi momen yang tepat buat kita berdua untuk mengosongkan jadual agar kita bisa napak tilas rute JOGJA ATTACK 6 Maret 2011 yang dirujuk sebagai event pra jamselinas. Kebetulan hari Kamis 7 Maret 2019 adalah hari libur nasional, hari Jumat 8 Maret 2019 menjadi hari kecepit nasional, lol, dan hari Sabtu 9 Maret 2019 cukup mudah bagi kita berdua untuk 'kabur' dari tempat kerja. Hihihi …

Kamis 07 Maret 2019

Kita janjian untuk bertemu di Jogja hari ini. Untuk mudahnya (baca => aku ga perlu mengayuh pedal Austin mendaki bukit Gombel lol) aku mau menjemput Ranz di Solo terlebih dahulu dengan naik KA Kalijaga. Namun, ternyata aku kurang sigap. :( Waktu aku ke stasiun Poncol untuk beli tiket, tiket KA Kalijaga untuk hari Kamis 07 Maret 2019 telah habis ludes. :( Lesson learned : jika mau beli tiket KA Kalijaga di hari libur nasional, harus benar-benar jauh-jauh hari sebelumnya, misal dua minggu sebelumnya. Akhirnya, ya sudah. Benar-benar kita janjian bertemu di area UGM, aku berangkat dari Semarang, Ranz dari Solo.






Menjelang pukul 07.00 aku baru mulai mengayuh pedal Austin, menapaki Pusponjolo - Jl Suyudono - Kalisari - Jl. Dr. Soetomo - Jl. S. Parman terus hingga mendaki Kaliwiru, Jl. Teuku Umar, Jatingaleh, Gombel, hingga terminal (bayangan) Sukun. Performaku memburuk akhir-akhir ini, jika dulu aku cukup butuh waktu sekitar satu jam untuk mencapai Sukun dari Pusponjolo, sekarang aku butuh kurleb 90 menit. Parah dah. Lol. Kudu lebih rajin latihan nanjak. Hmft …

Bus yang kukendarai menuju Jogja meninggalkan Sukun pukul 08.45. Mataku yang masih mengantuk, langsung merem lagi setelah bus berangkat. Hohoho … Hanya sayup-sayup sampai kudengar kondektur menyebut "Terminal Bawen", "Kebonpolo", "Terminal Magelang", saking telernya. LOL. Well, aku masih sempat mengintai trek super rolling kawasan Jambu, namun hanya sekilas. Menjelang sampai terminal Muntilan, kusadari traffic mulai padat. Bus berjalan dengan tersendat-sendat saking penuhnya badan jalan dengan kendaraan. Dari sana hingga masuk terminal Jombor, bus lebih sering berjalan tersendat-sendat ketimbang lancar.

Bus masuk Jombor pukul 12.15. well, not bad lah, "hanya" molor 30 menit ketimbang biasanya. Maklum, sekarang Jogja telah 'notorius' dengan label 'super macet' di musim libur. LOL.





awal tahun 1992, aku pernah ngekos disini :)

Ketika mengayuh pedal Austin meninggalkan Jombor, aku baru ngeh, aku kangen juga memasuki Jogja dari arah Utara ini. Bulan Januari 2019 waktu menghadiri ultah JFB ke-10, aku naik Prameks, mulai mengayuh pedal dari Lempuyangan, sama sekali tidak melewati Jalan Magelang. Maka, kugunakan kesempatan ini untuk lewat kawasan Terban, dan melongok dua lokasi mantan kos saat aku menjelang lulus kuliah S1. Puluhan tahun telah berlalu. Wih, lamaaaaaaa. LOL.

Sementara itu belum ada kabar dari Ranz dia naik Prameks yang jam berapa, dan bakal sampai Jogja jam berapa. Maka, selepas Terban, melewati Mirota Kampus menuju bunderan UGM, aku masuk ke kawasan Boulevard, dan mengarah ke gedung Grha Sabha Pramana, lokasi wisuda para lulusan UGM yang mulai difungsikan akhir tahun 1994. Aku memotret Austin dengan latar belakang gedung ini. Dari sana, aku mau ke Gedung Pusat, dengan tujuan yang sama, namun kuurungkan, khawatir Ranz telah menungguku somewhere. Aku pun keluar dari area Bulaksumur.

Sesampai di depan RS Panti Rapih, aku celingukan mencari Ranz. Tapi, dia tak terlihat dimana pun. Sepedanya juga, entah Pockie, Shaun, Astro, maupun si mungil Petir. Berhubung aku sudah butuh ke toilet, aku langsung menuju penginapan yang telah kita booking, Sleeping Room, yang terletak tak jauh dari RS Panti Rapih.

30 menit kemudian, Ranz datang. Yeayyy. Dia memilih mengajak Petir. Ok, as I guessed. :D


bakmi Jawa rebus

Sore itu kita keluar untuk makan siang (yang terlambat. lol) I had no special preference, kebetulan di depan RS PR ada warung Bakmi Jowo, ya sudah, aku mengajak Ranz mampir kesitu. Kita hanya beli satu porsi bakmi rebus untuk berdua. Sebelum selesai, Radit datang. Dia lewat Jl. Cik Ditiro situ, namun langsung menghentikan motornya dan mampir ke warung setelah melihat dua sepeda kita.


background: gedung Grha Sabha Pramana





Usai makan dan ngobrol dengan Radit, aku mengajak Ranz masuk area Bulaksumur. Aku masih ingin memotret Austin dengan latar belakang Gedung Pusat. Well, meski sudah sering Austin kupotret disitu. Hihihi … Menjelang adzan Maghrib berkumandang, kita telah keluar. Dari bunderan UGM, aku mengajak Ranz belok ke arah Timur. Kebetulan tak jauh dari situ, ada warung sate ayam dan kambing, Ranz mengajak mampir, dia ingin makan sate kambing.

Kali ini kita juga pesan hanya satu porsi, 10 tusuk sate kambing, tanpa nasi. Ketika sate datang, dan mendapati bumbunya sambal kacang, Ranz terlihat agak menyesal, perutnya sering bermasalah dengan sambal kacang soalnya. Tapi, yah, mau bagaimana lagi? :D aku 'membantunya' dengan makan 3 tusuk sate, dan makan bumbunya yang tidak begitu pedas, tapi lumayan enak sih. FYI, perutku ga bermasalah dengan sambal kacang, jadi no need to worry.

Sebelum balik ke penginapan, kita mampir dulu di satu apotik, Ranz perlu panadol karena mendadak tubuhnya terasa 'gemreges', padahal katanya tubuhnya baik-baik saja saat meninggalkan Solo. Hmft …

Sesampai penginapan, selepas pukul 19.00 lebih sedikit, aku pun teler. Tidak sempat sikat gigi, apalagi bersihin wajah, atau mandi, kekekekeke … aku langsung tertidur. Pukul 23.00 aku terbangun sebentar, mematikan lampu kamar, dan mencabut charger hp dari plug in, kemudian lanjut tidur lagi.

LG 09.25 12/03/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.