Rencana di
hari Sabtu 11 Januari 2020 untuk berangkat ke Sragen ada dua. (1) Gowes, jika
Ranz bisa meninggalkan kantor lebih awal ketimbang jam kerjanya (2) Jika
kesorean, minta tolong kakak Ranz untuk mengantar kita ke Sragen. Ternyata,
kita tidak bisa melakukan keduanya. Lol. Ranz tidak bisa meninggalkan kantornya
lebih awal, misal jam 12.00, dan ternyata mobil orangtua Ranz sedang dipinjam
tetangga yang sedang punya gawe.
Setelah
sempat berpikir untuk naik bus Trans Solo sampai Palur, kemudian baru bersepeda
dari sana, kita akhirnya malah naik taksi online agar cuaca yang tidak
mendukung : gerimis turun. Kita berdua sempat melipat sepeda lipat yang kita
bawa dan menunggu bus di satu halte BST (Batik Solo Trans) dekat stasiun
Purwosari. Setelah menunggu kurleb 15 menit, (waktu itu pukul 14.30) dan langit
mendung sekali, akhirnya Ranz memutuskan kita lebih baik langsung naik taksi
online saja.
Kita
kembali unfold Austin
dan Pockie, menaikinya sampai kira-kira 200 m jauhnya dari stasiun Purwosari,
baru Ranz memesan taksi online.. Sesampai Palur gerimis menderas. Sesampai area
Masaran, hujan turun deras sekali. Meskipun begitu, perjalanan menuju Sragen lancar. Kita sampai
Hotel Surya Sukowati sebelum pukul 16.00. Hujan masih turun.
Malam itu
kita keluar sebentar untuk mencari makan; Ranz kelaparan. Meski bisa dikatakan
hotel Surya Sukowati tidak terletak di pusat kota, masih sekitar 3 kilometer
dari alun-alun Sragen, untuk mencari rumah makan mudah sekali di area hotel;
kiri kanan dan seberang jalan ada banyak warung makan, tinggal pilih mau makan
dimana.
Minggu 12
Januari 2020
Ranz
memulai ritual paginya sekitar pukul 04.30 sementara aku masih leyeh-leyeh di
tempat tidur. Hujan semalam membuat hawa malas bangun pagi. Hohoho … oh ya,
kita memilih kamar standar dengan fasilitas double bed, meja, lemari, AC, kamar
mandi dalam (air pancuran tanpa air panas) dan sarapan, yang berharga Rp.
200.000,00.
Sementara
aku mulai mempersiapkan baju yang akan kupakai dan memberesi baju kotor;
petugas hotel telah mengantar sarapan, sekitar pukul 04.50. wah … pagi sekali!
Padahal sehari sebelumnya, aku minta diantar sarapan pukul 05.30. pihak hotel
sendiri memiliki jadual sarapan pukul 06.00 - 09.00. Setelah Ranz selesai mandi, gantian aku yang
mandi.
Pukul
05.50 kita telah meninggalkan hotel. Ternyata kawan-kawan Jogja Folding Bike
juga menginap di hotel yang sama dengan kita.
Tikum event pagi ini di Technopark, kurang lebih 2 kilometer dari hotel.
Lumayan, ga jauh.
Panitia
semula menargetkan memberangkatkan pasukan pukul 06.00. namun karena pagi itu
memang hawanya bikin orang pinginnya malas-malasan, lol, akhirnya kita
diberangkatkan pukul 06.30, setelah ibu Bupati membuka acara secara resmi.
Kawan-kawan
dari komunitas banyak kota telah mengayuh pedal sepeda masing-masing dengan
kecepatan penuh; sementara itu kawan-kawan Komselis 'terhenti' sebelum
meninggalkan area Technopark gegara melihat om Budenk Budianto dan om Lonta
Kombla baru datang. Kawan-kawan heboh mengelu-elukan mereka. Lol. Akhirnya ya
begitu deh, kita selalu berada di barisan paling belakang, lol.
Trek yang
dipilih oleh panitia melewati sawah-sawah dengan penampakan Gunung Lawu dari
kejauhan. Selain itu kita juga lewat tengah hutan yang mengingatkanku pada
hutan Mantingan yang kulewati on the way ke Ngawi. Kebetulan juga hari itu
cuaca lebih sering mendung ketimbang panas menyengat jadi benar-benar enak buat
bersepeda ramai-ramai. Dan karena rombongan Komselis berada di urutan belakang,
sweeper dan marshall pun menunggu kita dengan sabar; hingga kita tidak sampai
kesasar. Lol. Kawan-kawan Sepeda Lipat Magelang sempat kesasar je. Lol.
Rombongan
Komselis sampai pitstop pertama Waduk
Kembangan sekitar pukul 07.40, tidak terlalu meleset jauh dari prakiraan
panitia. Dari sana kita melanjutkan perjalanan ke Gedung Korpri Kedawung dimana
panitia menyediakan sedikit cemilan -- kacang rebus -- dan air mineral dalam
galon-galon; peserta bebas mengisi bidon masing-masing dengan air yang sudah
disediakan.
Rute
menarik berikutnya adalah Jembatan Gantung dimana kita harus mengantri untuk
lewat. Jembatan gantung ini hanya kuat dilewati maksimal 10 orang, sehingga
kita pun harus mengantri dengan sabar.
Setelah
melewati jembatan gantung ini, panitia menyediakan mobil pickup buat peserta
yang ingin loading ke titik semula. Namun tidak banyak yang memanfaatkan mobil
untuk loading ini.
Kita semua
kembali ke technopark sebelum pukul 10.00, sesuai dengan harapan panitia.
Alhamdulillah semua sampai safe
and sound.
Untuk
sarapan panitia menyediakan soto ayam dan jangan tumpang dengan krupuk gendar yang
nampaknya legendaris di kota Sragen. Ada air mineral, juga ada the hangat plus
es batu jika ada yang ingin es the.
Acara
hiburan dan bagi-bagi door prize selesai pukul 11.30.
Dan sesuai
rencana, aku dan Ranz kembali ke Solo dengan mengayuh pedal Austin dan Pockie.
Cuaca kadang masih mendung kadang muncul sinar matahari, meski tidak terlalu
terik. Aku sama sekali tidak terserang kantuk mungkin karena saat di hotel aku
sempat minum kopi hitam: aku memang memesan kopi hitam untuk teman sarapan.
Alhamdulillah
pukul setengah dua kita berdua telah sampai di area Laweyan. Karena haus, kita
mampir ke angkringan untuk beli minum. Aku minum dua gelas es the dengan ngemil
jajanan yang kuambil dari acara launching Lempitan Sragen. Hihihi …
Sorenya,
Ranz mengantarku kembali ke Semarang, dengan meminta tolong kakaknya untuk
menyetir mobil.
Sampai
bertemu di event launching komunitas sepeda lipat di kota lain: Grobogan,
Salatiga, Ngawi, Madiun, mmm … mana lagi? Hihihi …
LG 15.37 14-Januari-2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.