Cari Blog Ini

Rabu, 15 Januari 2020

Launching LemP!Tan Sragen


Rencana di hari Sabtu 11 Januari 2020 untuk berangkat ke Sragen ada dua. (1) Gowes, jika Ranz bisa meninggalkan kantor lebih awal ketimbang jam kerjanya (2) Jika kesorean, minta tolong kakak Ranz untuk mengantar kita ke Sragen. Ternyata, kita tidak bisa melakukan keduanya. Lol. Ranz tidak bisa meninggalkan kantornya lebih awal, misal jam 12.00, dan ternyata mobil orangtua Ranz sedang dipinjam tetangga yang sedang punya gawe.


Setelah sempat berpikir untuk naik bus Trans Solo sampai Palur, kemudian baru bersepeda dari sana, kita akhirnya malah naik taksi online agar cuaca yang tidak mendukung : gerimis turun. Kita berdua sempat melipat sepeda lipat yang kita bawa dan menunggu bus di satu halte BST (Batik Solo Trans) dekat stasiun Purwosari. Setelah menunggu kurleb 15 menit, (waktu itu pukul 14.30) dan langit mendung sekali, akhirnya Ranz memutuskan kita lebih baik langsung naik taksi online saja.


Kita kembali unfold Austin dan Pockie, menaikinya sampai kira-kira 200 m jauhnya dari stasiun Purwosari, baru Ranz memesan taksi online.. Sesampai Palur gerimis menderas. Sesampai area Masaran, hujan turun deras sekali. Meskipun begitu,  perjalanan menuju Sragen lancar. Kita sampai Hotel Surya Sukowati sebelum pukul 16.00. Hujan masih turun.


Malam itu kita keluar sebentar untuk mencari makan; Ranz kelaparan. Meski bisa dikatakan hotel Surya Sukowati tidak terletak di pusat kota, masih sekitar 3 kilometer dari alun-alun Sragen, untuk mencari rumah makan mudah sekali di area hotel; kiri kanan dan seberang jalan ada banyak warung makan, tinggal pilih mau makan dimana.


Minggu 12 Januari 2020


Ranz memulai ritual paginya sekitar pukul 04.30 sementara aku masih leyeh-leyeh di tempat tidur. Hujan semalam membuat hawa malas bangun pagi. Hohoho … oh ya, kita memilih kamar standar dengan fasilitas double bed, meja, lemari, AC, kamar mandi dalam (air pancuran tanpa air panas) dan sarapan, yang berharga Rp. 200.000,00.



Sementara aku mulai mempersiapkan baju yang akan kupakai dan memberesi baju kotor; petugas hotel telah mengantar sarapan, sekitar pukul 04.50. wah … pagi sekali! Padahal sehari sebelumnya, aku minta diantar sarapan pukul 05.30. pihak hotel sendiri memiliki jadual sarapan pukul 06.00 - 09.00.  Setelah Ranz selesai mandi, gantian aku yang mandi.


Pukul 05.50 kita telah meninggalkan hotel. Ternyata kawan-kawan Jogja Folding Bike juga menginap di hotel yang sama dengan kita.  Tikum event pagi ini di Technopark, kurang lebih 2 kilometer dari hotel. Lumayan, ga jauh.


Panitia semula menargetkan memberangkatkan pasukan pukul 06.00. namun karena pagi itu memang hawanya bikin orang pinginnya malas-malasan, lol, akhirnya kita diberangkatkan pukul 06.30, setelah ibu Bupati membuka acara secara resmi.


Kawan-kawan dari komunitas banyak kota telah mengayuh pedal sepeda masing-masing dengan kecepatan penuh; sementara itu kawan-kawan Komselis 'terhenti' sebelum meninggalkan area Technopark gegara melihat om Budenk Budianto dan om Lonta Kombla baru datang. Kawan-kawan heboh mengelu-elukan mereka. Lol. Akhirnya ya begitu deh, kita selalu berada di barisan paling belakang, lol.


Trek yang dipilih oleh panitia melewati sawah-sawah dengan penampakan Gunung Lawu dari kejauhan. Selain itu kita juga lewat tengah hutan yang mengingatkanku pada hutan Mantingan yang kulewati on the way ke Ngawi. Kebetulan juga hari itu cuaca lebih sering mendung ketimbang panas menyengat jadi benar-benar enak buat bersepeda ramai-ramai. Dan karena rombongan Komselis berada di urutan belakang, sweeper dan marshall pun menunggu kita dengan sabar; hingga kita tidak sampai kesasar. Lol. Kawan-kawan Sepeda Lipat Magelang sempat kesasar je. Lol.


Rombongan Komselis sampai pitstop pertama Waduk Kembangan sekitar pukul 07.40, tidak terlalu meleset jauh dari prakiraan panitia. Dari sana kita melanjutkan perjalanan ke Gedung Korpri Kedawung dimana panitia menyediakan sedikit cemilan -- kacang rebus -- dan air mineral dalam galon-galon; peserta bebas mengisi bidon masing-masing dengan air yang sudah disediakan.


Rute menarik berikutnya adalah Jembatan Gantung dimana kita harus mengantri untuk lewat. Jembatan gantung ini hanya kuat dilewati maksimal 10 orang, sehingga kita pun harus mengantri dengan sabar.


Setelah melewati jembatan gantung ini, panitia menyediakan mobil pickup buat peserta yang ingin loading ke titik semula. Namun tidak banyak yang memanfaatkan mobil untuk loading ini.


Kita semua kembali ke technopark sebelum pukul 10.00, sesuai dengan harapan panitia. Alhamdulillah semua sampai safe and sound.


Untuk sarapan panitia menyediakan soto ayam dan jangan tumpang dengan krupuk gendar yang nampaknya legendaris di kota Sragen. Ada air mineral, juga ada the hangat plus es batu jika ada yang ingin es the.


Acara hiburan dan bagi-bagi door prize selesai pukul 11.30.


Dan sesuai rencana, aku dan Ranz kembali ke Solo dengan mengayuh pedal Austin dan Pockie. Cuaca kadang masih mendung kadang muncul sinar matahari, meski tidak terlalu terik. Aku sama sekali tidak terserang kantuk mungkin karena saat di hotel aku sempat minum kopi hitam: aku memang memesan kopi hitam untuk teman sarapan.


Alhamdulillah pukul setengah dua kita berdua telah sampai di area Laweyan. Karena haus, kita mampir ke angkringan untuk beli minum. Aku minum dua gelas es the dengan ngemil jajanan yang kuambil dari acara launching Lempitan Sragen. Hihihi …


Sorenya, Ranz mengantarku kembali ke Semarang, dengan meminta tolong kakaknya untuk menyetir mobil.


Sampai bertemu di event launching komunitas sepeda lipat di kota lain: Grobogan, Salatiga, Ngawi, Madiun, mmm … mana lagi? Hihihi …


LG 15.37 14-Januari-2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.