Cari Blog Ini

Senin, 17 Agustus 2020

Samori Blusukan ke Purwodadi

 "The Journey is the destination"

 

Sejak Juni -- setelah bergrandfondo ke Kudus sendiri naik Snow White -- aku sudah kepingin bersepeda seratusan kilometer lagi. Ternyata baru di bulan Agustus 2020 aku mendapatkan mood yang tepat. :)

 


Sabtu 08-08-2020

 

Meski Jumat malam aku baru bisa tertidur di jam yang cukup larut, pagi ini aku terbangun pukul setengah lima, memiliki kesempatan beberapa puluh menit untuk menimbang-nimbang aku akan bersepeda di pagi hari atau engga. Beberapa minggu ini aku rada males bersepeda di pagi hari, lebih memilih molor gegara hawanya sejuk, enak buat terus memeluk guling. Hihihi …

 

Pukul lima pagi aku ke toilet, pipis, ke dapur sebentar untuk menyiapkan air minum dalam bidon, kemudian ganti baju. Jam 05.15 aku keluar. Aku sudah menetapkan hati untuk ke arah Purwodadi; aku akan menyambangi 'Api Abadi Mrapen'.

 

Tahun 2016 terakhir ke Mrapen, aku ingat jarak yang tercatat adalah 80 kilometer.  Jika ingin mencapai jarak tempuh 100 kilometer, berarti aku harus menambah jarak dong. Ini sebabnya aku tidak langsung menuju arah Simpanglima dan seterusnya setelah meninggalkan Pusponjolo. Aku ke arah Indraprasta, Imam Bonjol, Kota Lama, Pengapon, Kaligawe, kemudian belok ke kanan di pertigaan Bangetayu. Dari sini jika lurus aku akan sampai jalan arteri Sukarno Hatta, kemudian 'njedul' ke Jl. Majapahit atau sekarang disebut Jalan Brigjend Sudiarto.

 


Atas pertimbangan itu, ketika bertemu dengan pertigaan, aku langsung belok kiri; aku berharap akan bertemu jalan yang kulewati sekian bulan lalu saat bergrandfondo ke Demak, jalan yang akan membawaku sampai pasar Mranggen. Belum jauh aku belok, ada seorang pesepeda laki-laki yang menjajariku, mengajak bareng. (Sedikit obrolan dengannya akan kuunggah di tulisan terpisah ya?)

 


Meski yakin aku akan menemukan jalan yang akan tembus ke Mranggen, aku tetap bertanya kepada si laki-laki itu. Dia mengiyakan, jika kita lurus terus di jalan yang kita lewati, kita akhirnya akan sampai Demak. Di perempatan yang nantinya kita lewati akan ada papan petunjuk, jika belok kiri kita akan ke arah Onggorawe, belok kanan Mranggen, lurus Demak, disitu lah aku nanti belok kanan, sedangkan laki-laki itu belok kiri, rumahnya di daerah yang bernama Bulusari katanya.

 

Kita bersepeda bareng sampai di perempatan yang kusebut di atas. Dia belok kiri, aku belok kanan. Luruuus sampai jalan raya, akuakan  sudah sampai di jalan raya yang menghubungkan Semarang dan Purwodadi. Aku pun belok kiri.

 

Jika bulan Juni lalu, perutku rasanya anteng sampai aku bersepeda sejauh 50 kilometer, kali ini perutku telah meronta-ronta meski jarak yang kutempuh baru sekitar 25 kilometer. Maka, aku pun mulai melihat ke kiri kanan untuk mencari rumah makan yang bisa kuampiri. Di kilometer 29 kilometer, aku berhenti di satu rumah makan yang bertuliskan SOTO SEGER KAHURIPAN.

 



Aku kaget ketika pesananku datang karena ternyata soto daging sapi, bukan soto ayam. Haduw. Aku bukan vegetarian yang anti makan daging dari binatang berkaki empat sih, tapi aku lebih memilih soto ayam. Tapi, ya sudahlah. Aku makan satu mangkuk soto daging, satu tempe goreng, satu krupuk, kemudian minum segelas teh hangat. Untuk itu, aku membayar Rp. 13.000,00. wah, murah yah?

 


Setelah itu, aku melanjutkan perjalanan. Aku sampai di pabrik sarung tangan ZUNA ketika jarak di strava menunjukkan angka 39 kilometer, hanya beberapa puluh meter dari gerbang perbatasan masuk Gubug! Wahhh …

 

Setelah melewati pertigaan Gubug, aku ambil jalan ke kiri. (Jika ke kanan aku akan sampai stasiun Kedung Jati, tapi ogah ah kesana, lha treknya rolling banget je dari pertigaan itu, lol.) sempat ragu kok ga sampai-sampai setelah ambil jalan ke kiri dari pertigaan Gubug, aku sempat ngecek google map. Tapi ternyata arah yang kupilih benar. Aku tinggal melanjutkan perjalanan.

 


Aku sampai di pintu gerbang masuk Api Abadi Mrapen saat jarak tempuh di strava menunjukkan angka 49 kilometer.

 

To my disappointment, Api Abadi Mrapen belum dibuka untuk umum. :( aku sempat bertanya kemungkinan memotret Snow White di dalam, ke satpam yang jaga, namun mendapatkan jawaban yang cukup menyebalkan, lol. Ya sudah. Toh, dalam perjalanan ini mottoku adalah THE DESTINATION IS THE JOURNEY. Bukan melulu 'Api Abadi Mrapen' atau apa kek. Yang penting adalah 'bersepeda sejauh 100 kilometer'. :D

 

Setelah bertanya dua tiga hal ke satpam, aku langsung kembali ke arah jalan raya. Aku juga langsung mengayuh pedal Snow White ke arah Semarang. Dalam perjalanan balik, aku sempat tergoda belok dua kali. Yang pertama, ketika aku melihat ada petunjuk WISATA TENGAH SAWAH 200 meter. Ini di sebelah kanan (aku menuju arah Barat ya) ketika memotret Snow White, ada seorang laki-laki naik sepeda motor yang lewat, dia berhenti melihatku memotret Snow White. Kemudian dia menyapa,

 

"Sendirian saja Bu?"

 

"Iya." jawabku.

 

"Rumahnya mana?"

 

"Semarang."

 

"Wah … Semarangnya mana?"

 

"Karangayu." jawabku, berpikir bahwa nama pasar ini tentu lebih dikenal ketimbang Pusponjolo. :D

 

"Wah … jauh juga ya? Biasanya orang malas bersepeda sendirian. Apalagi tiyang putri," katanya heran.

 

"Selama pandemi, saya lebih memilih sepedaan sendirian, Pak."

 

"Tapi njenengan ikut komunitas sepeda kan?"

 

"Nggih. Tapi memang selama pandemi saya menghindari sepedaan ramai2. khawatir jika ramai2, saya akan lupa diri, lupa jaga jarak, lupa melepas masker, misal ketika foto bareng atau jajan bareng."

 

"Iya sih, tapi kalau sepedaan sejauh ini sendiri kan orang biasanya malas."

 

"Memang. Ini kebetulan mood saya sedang bagus buat sepedaan jauh."

 

Dia mengangguk-angguk sambil mengundangku mampir ke WTS. Aku pun mengayuh pedal Snow White ke arah dia melaju, hingga sampai di kawasan itu. Entah dia pemilik WTS atau siapa, tapi dia mengizinkanku masuk tanpa beli tiket. (Tiket masuk Rp. 2000,00 untuk weekdays, untuk akhir pekan/hari besar Rp. 5.0000,00)

 

Setelah mengitari kawasan WTS, sambil memotret beberapa spots, aku keluar, minta pamit ke Bapak itu, kemudian melanjutkan perjalanan.

 

Sesampai perbatasan Gubug, aku melihat petunjuk TANGGUNGSARI. Ah, tiba-tiba aku ingat stasiun Tanggung yang pernah kukunjungi bareng beberapa kawan 4 tahun lalu. Well, demi menambah jarak di strava, lol, aku pun belok kiri. Kucek di google maps, stasiun Tanggung terletak kurang lebih 6 kilometer dari jalan raya. Hmmm … jauh juga ya? Tapi, yaaah … gapapa deh.

 

Aku sempat ngecek google map 2 kali untuk memastikan aku berada di jalan yang benar, lol, akhirnya aku pun sampai di stasiun Tanggung. Alhamdulillaaah.

 


Aku ga sempat masuk ke tempat menunggu penumpang. Aku hanya memotret Snow White 3 kali disana, kemudian langsung balik kanan, kembali ke jalan yang kulewati semula. Sebelum sampai jalan raya, aku mampir ke satu warung es degan. Siang yang panas begitu tentu enak minum es degan. Lumayan lo, ternyata harganya murah banget! Hanya tigaribu rupiah per gelas!

 

Cukup minum segelas es degan saja. Aku terus melanjutkan perjalanan. Karena air di bidon habis waktu dalam perjalanan ke stasiun Tanggung, aku mampir ke satu minimarket, beli air mineral dan teh kotak dingin. Setelah itu, aku terus melanjutkan perjalanan, tanpa sekali pun beristirahat. Sempat ada kemacetan yang cukup panjang, namun aku bisa terus mlipir lewat kiri.

 

Sesampai Semarang, kebetulan setiap kali lewat traffic light, lampunya terus berwarna hijau, sampai Tugumuda! Akhirnya aku memiliki kesempatan untuk beristirahat karena traffic light berwarna merah disini. Aku ngecek strava, jarak yang telah kutempuh 97,7 kilometer. Setelah lampu berubah hijau, aku melanjutkan perjalanan, aku belok ke Jalan Jayengan, untuk mampir belanja dapur sebentar.

 

Menuju rumah, aku lewat jalan Suyudono, terus hingga jembatan Lemah Gempal, masuk ke Jalan Pusponjolo Selatan. Sesampai di depan pintu gerbang rumah, aku ngecek strava, jarak tempuh 100,4 kilometer. Alhamdulillah, grandfondo tercapai!

 

Dengan lega, aku masuk rumah. Yeay. Next time lagi yuk Na! demi ngeksis! Hihihi …

 

PT56 16.23 10 Agustus 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.