18 Desember 2011
Bermula
dari diunggah kembali sebuah foto dari gowes bareng ke Stasiun Kedungjati
kurang lebih tiga tahun lalu oleh Mas Nasir, akhirnya pada tanggal 18 Desember
2011 kemarin aku bersama Mas Nasir dan Mas Tunggal pun jadi bernostalgia kembali,
menyusuri jalan sempit padat yang diakhiri dengan tanjakan yang meskipun tidak
'killing' cukup melelahkan. Kita tidak hanya bertiga tentu saja, namun juga
disertai beberapa rekan goweser yang lain: my loved one, Ranz, Tami yang
mengajak serta Yuni, Andra yang selalu semangat menyambut setiap ide gowes
bareng, Eko Widi yang dengan tega meninggalkan sepupunya Asrul, tak ketinggalan
Dany yang juga selalu penuh semangat menyambut ajakan gowes tour, meski sering
datang terlambat ke meeting point dan mengejar rombongan, Om Topo yang selalu
mengajak serta juniornya yang nampaknya bakal jadi pembalap di masa depan, pak
guru Anton yang mengaku gowes ini adalah gowes terjauh setelah sempat mengalami
cidera dan tidak bisa gowes selama berbulan-bulan, beserta beberapa lain yang
tidak bisa kusebut satu-satu. :) Salah satu peserta yang membuat takjub para
partisipan lain adalah dik Lala, putri kesayangan Mas Nasir yang masih duduk di
bangku kelas 2 SD, meski harus terhenti di tengah perjalanan.
Aku
dan Ranz sampai di meeting point sekitar pukul 05.20 dimana Tami sudah duduk
manis menunggu yang lain. Dia bilang khawatir ketinggalan seperti ketika gowes
ceria menuju Kudus maka kali ini dia berangkat sangat awal. Di samping Tami
sudah ada seorang newbie di kelompok Komselis, Teguh yang baru saja mendarat di
Semarang, lengkap dengan tas backpacknya yang terlihat cukup berat di
punggungnya.
Setelah
ngobrol ngalor ngidul sembari menunggu kedatangan peserta lain, akhirnya kita
setuju untuk berangkat sekitar pukul 06.10. Diawali dengan doa bersama yang
dipimpin oleh Mas Nasir, diikuti dengan sedikit latar belakang mengapa gowes
tour ini diadakan (napak tilas gowes tour tiga tahun lalu), akhirnya kurang
lebih 23 goweser berangkat bersama dari meeting point. (3 orang menaiki sepeda
balap, yang nantinya tidak jadi sampai ke tujuan). Jika 3 tahun lalu semua
mengendarai mtb, gowes kali ini didominasi oleh sepeda lipat.Pak Eko ikut
bergabung dengan rombongan di perjalanan.
Track
memang tidak 'seramah' track menuju alun-alun Demak dimana jalanan lebih lebar,
meski sama-sama dipenuhi oleh kendaraan besar, seperti bus dan truck. Selain
itu, ada beberapa tempat dimana jalan tidak mulus, berlobang, dan sebagainya,
sehingga lebih membutuhkan perhatian dan konsentrasi ekstra.
Aku
dan beberapa peserta yang lain sempat berhenti di sebuah SPBU setelah melewati
sebuah rel kereta api dimana kondisinya sangat berbahaya bagi mereka yang
mengantuk. :) Mas Tung dan Ranz sempat buang hajat, sementara kita menunggu
yang lain yang ada di belakang, terutama Mas Nasir dan si kecil Lala. Sebagian
yang lain telah berada di depan. Di tempat inilah kita mendapatkan informasi
bahwa salah seorang yang menaiki sepeda balap, ban sepeda bocor. Lewat telpon
Tami mendapatkan informasi bahwa mereka mengizinkan kita untuk meneruskan
perjalanan. Ada kemungkinan mereka tidak akan menyusul. Maka tiga peserta ini
tidak sampai finish di Stasiun Kedungjati.
Meskipun
track tidak begitu bersahabat -- sempit dan jalan yang rusak di sana-sini --
perjalanan lumayan lancar sampai kita mulai memasuki track tanjakan. Setelah
tenaga lumayan terforsir selama kurang lebih 30 kilometer perjalanan, kita
diharuskan menaklukkan tanjakan. :) Maka perjalanan pun mulai tersendat. :-D
untunglah pemandangan di kanan kiri jalan lumayan menyejukkan mata, ga kalah
dengan pemandangan yang bisa kita lihat dalam perjalanan menuju Banyumeneng
Park alias BMP (menurut pandangan seorang Nana Podungge).
Sesampai
di pasar Kedungjati, sebagian besar dari kita tidak langsung menuju stasiun,
namun mampir terlebih dahulu untuk menyicipi pecel gendar. Sempat terjadi
percakapan dengan seorang penjual di pasar tersebut bahwa seseorang sedang
mencari seorang menantu laki-laki. :-D Nampaknya sih yang waktu itu dimaksud
adalah Teguh. hahahaha ...
Kita
sampai di stasiun Kedungjati kurang lebih sekitar pukul 11.15 (molor berapa jam
yaaa dari perkiraan? :-D) Setelah memuaskan diri bernarsis ria di hadapan
kamera masing-masing, kita setuju untuk meninggalkan lokasi sekitar pukul 12.00.
Mas Nasir telah mencarter sebuah truck yang terus mengiringi dari Semarang,
(yang di perjalanan sempat dimanfaatkan untuk loading, pertama, oleh si mungil
Lala, kemudian juga oleh Yuni dan Pak Khudori :-D)
Perjalanan
pulang cukup lancar setelah sebelumnya sempat pusing mengatur sepeda di dalam
truck dan masing-masing peserta menempatkan diri di dalam truck, agar bisa
'pewe'. :)
Thank
you all. Till our next 'biking tour' yah?
Personal
note:
Perjalanan
ini merupakan pengujian diri apakah aku masih payah seperti dulu sehingga
seorang Mas Nasir perlu mendorong sepedaku tatkala melewati tanjakan. Aku
selalu berkelit karena pada waktu itu aku masih seorang newbie dalam hal
pergowesan dan menaiki sepeda mtb yang jika shifter gear kupindah maka
rantainya akan lepas. :) Aku ingat di satu tanjakan waktu itu, aku merasa
hampir pingsan karena tidak ada asupan cemilan, mana minum sudah habis. :)
Kali
ini aku mengendarai sepeda lipat, Snow White, dimana di boncengan aku membawa
tas panier yang di dalamnya berisi ... buku (:-P) dan lain-lain yang tidak
begitu penting dalam perjalanan ini kecuali tiga botol berisi air mineral yang
begitu kusayangi sehingga aku tidak menerima saran Ranz untuk menaruh tas
panier dalam truck. :) Praktis kayuhan yang karena rodanya hanya 20 inchi tidak
membawaku jauh melesat ke depan :-P plus berat panier ternyata lumayan
mempengaruhi kekuatan dengkulku (I got 3 years older than last time :-P) Tentu
aku sangat tidak menerima diri jika aku tidak mampu menaklukkan perjalanan ini,
apalagi setelah pada bulan September kemarin aku menempuh track yang kurang
lebih mirip dan lebih jauh, sekitar 60 kilometer, dari pintu gerbang masuk
kotamadya Wonogiri sampai pertigaan Pracimantoro. And I was ok, meski teler,
wkwkwkwkwk ... Analisis Ranz adalah, "Meski kamu bilang tas panier itu
tidak memberati dengkulmu, in fact, it really did!" Baiklaaaahhh ... :-P
Gowes
napak tilas ini jauh lebih ringan dibandingkan tiga tahun lalu karena pulangnya
kita naik truck. :) Nampaknya kalau pulangnya tidak naik truck, Mas Tung tidak
akan ikut gowes kali ini, sudah menyerah kalah sebelum bertanding. hahahaha ...
Setelah perjalanan 3 tahun lalu, konon Mas Tung hampir tidak bisa berjalan
selama kurang lebih satu minggu. :-D
Btw,
busway, ternyata aku memang belum, atau mungkin tidak akan kapok gowes tour
seperti ini.
PT28
18.49 191211
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.