DAY 3 31 December 2011
Karena telah packing semalam sebelumnya, pagi ini kita bisa segera bebenah
untuk meninggalkan hotel. Setelah sarapan, menyelesaikan pembayaran di
resepsionis, kita siap melanjutkan ‘petualangan’. :)
Dari hotel sekitar pukul 07.45, kita langsung menuju jalan setapak dimana
ada tulisan “pintu II Grojogan Sewu” dimana di sekitar itu juga terletak villa
River Hills. Sampai di the so-called ujung jalan, kita ambil arah ke kiri –
kalau ke kanan kita nanjak ke arah Grojogan Sewu. Jalan setapak yang kita
lewati memang hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki, sepeda, atau sepeda motor
trail, jika pengendaranya memiliki jiwa petualang.
Sangat segar di mata maupun di jantung bersepeda melewati ‘areal hutan’
seperti ini. Hanya saja jangan mengharapkan bakal menemukan mini market di kiri
atau kanan jalan. Inilah pentingnya mempersiapkan bekal terlebih dahulu sebelum
memulai perjalanan. :) Namun karena permukaan jalan tidak semulus jalan raya,
tak jarang aku harus ttb alias tuntun bike. Ga perlu pake jaim lah. :-D
Kita sampai di Candi Sukuh menjelang pukul sebelas siang. Entah apakah
acara yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat pada waktu itu merupakan
kesempatan baik bagiku namun malah aku tidak bisa menghampiri Candi Sukuh dan
mengamatinya dari dekat. Banyak turis mancanegara yang kulihat di antara
kerumunan para penampil acara “Sewindu Srawung Seni Candi Sukuh” selain turis
dalam negeri.
Ranz dan aku tidak menghabiskan waktu lama disini. Kita langsung
melanjutkan perjalanan: menanjak ke Candi Cetho. Om Wiki bilang bahwa candi
Hindu satu ini terletak pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut, maka
bayangkan saja seberapa tingginya tanjakan yang harus kita daki. Kembali
seperti kita mulai menanjak Tawangmangu dua hari sebelumnya. Pelan-pelan kita –
terutama aku – mengayuh pedal sepeda untuk mencapai Candi Cetho. Sekian ratus
meter melewati tanjakan, kita berhenti untuk minum seteguk dua teguk, atau
ngemil sesuatu, untuk tetap menjaga energi. Kemudian kita lanjutkan lagi.
Begitu terus. Hingga kita sampai ke tanjakan yang super terjal, yang akhirnya
membawa kita ke tempat yang kita idamkan: Candi Cetho.
Meski pada waktu kita datang areal Candi Cetho dipenuhi kabut, aku langsung
sangat suka dengan Candi ini ketimbang Candi Sukuh: Mungkin kabut yang melingkupi
membuat suasana lebih mistis, mungkin karena bentuk ‘pintu’ masuk berupa pura
seperti yang ada di Bali (aku sedang nyidam berkunjung ke Bali soalnya), atau
mungkin karena lokasinya yang nampak lebih jauh dari ‘peradaban’ dari pada
Candi Sukuh.
If only Ranz and I had arrived here earlier, we would stay a night here,
karena ternyata di sekitar lokasi aku melihat ada beberapa pondok wisata tempat
para wisatawan bisa menginap. Aku ingin bermain-main (baca berjalan-jalan,
nongkrong sambil menulis atau membaca) sepuas hati. Aku membayangkan I would
really feel peaceful. Perhaps next visit deh. :)
Di lokasi yang agak belakang, juga ada taman puri Saraswati, tempat dimana
katanya bakal dipenuhi para penganut agama Hindu ketika ada perayaan agama. Mereka
yang akan menginjakkan kakinya ke pelataran taman puri Saraswati diminta untuk
melepaskan alas kaki mereka agar kebersihan (kesucian) tetap terjaga.
Sekitar pukul setengah tiga kita meninggalkan lokasi. Dalam perjalanan
turun dari Candi Cetho inilah ‘insiden’ yang menimpa Snow White terjadi. :'(
Kampas rem belakang ternyata tinggal sedikit, sementara mau tidak mau Ranz
harus terus menerus main rem. Kampas akhirnya habis, dan ban belakang pun
selip. :'( Track masih turun dan turun terus sementara tidak mungkin hanya
mengandalkan rem depan plus rem kaki. :-D Di daerah perkebunan teh di daerah
Kemuning, kita memutuskan untuk berhenti, mencari tumpangan.
We were very lucky ketika akhirnya sebuah colt lewat. Sopirnya, mengaku
bernama Encos, sempat melihat kita waktu kita berada di Grojogan Sewu sehari
sebelumnya. Pada hari itu, dia mengantar beberapa turis yang ingin berkunjung
ke Candi Cetho. Maka, ketika aku dan Ranz melambaikan tangan ke arahnya, dia
langsung berhenti.
Kita turun sampai terminal Karang Pandan naik colt yang dikemudikan Encos.
Dari KP, kita naik bus jurusan Solo. Dari terminal Tirtonadi, kita ke rumah
Ranz gowes. Namun sebelum balik ke rumah Ranz, kita bawa Snow White ke bengkel
langganan Ranz terlebih dahulu.
Menjelang setengah enam, kita sampai di rumah Ranz.
We both were fatigued. LOL. Kebetulan malam itu tiga teman selier –
Wahyu Tayux, Dany Saputra dan Rezha Chyna – datang dari Semarang untuk
menyambut tahun baru di areal Car Free Night Jalan Slamet Riyadi. Aku tidak
berhasrat untuk ikut karena lelah plus pada dasarnya aku tidak menyukai gegap
gempita keramaian seperti itu.
Sampai jumpa di petualangan bikepacking
Ranz dan Nana selanjutnya. ^__^
PT56 22.29 02012012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.